Oleh Nur Hasibin.
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang telah diciptakan Allah SWT. Manusia juga merupakan mahluk yang telah dikaruniai dengan berbagai macam karunia yang tidak dimiliki oleh yang lain, seperti hewan dan tumbuhan. Kelebihan manusia itu terletak pada akal, hati, dan jiwa yang dimilikinya. Manusia dikarunia akal sebagai alat untukberfikir, menganalisa dan sebagai sumber kreativitas. Manusia dikarunia hati agar ia bisa merasa serta bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Dan manusia dikarunia jiwa agar ia bisa tetap melansungkan kehidupannya dan mencapai tujuannya. Dari ketiga unsur inilah manusia mempunya unsur lebih daripada yang lain.
Berbeda halnya dengan hewan, hewan merupakan mahluk yang tidak punya akal yang dapat dipergunakan untuk berfikir dan menganalisa, dan sebagai sumber kreativitas. Hewan tidak punya hati yang dapat membedakan antara yang hak dan yang benar. Hewan juga tidak mempunyai jiwa yang dengannya ia dapat mencapai tujuannya. Hewan hanya mempunyai insting yang dengannya dapat membela diri, makan, minum dan memenuhi kebutuhan biologisnya. dari sini nampak dengan jelas sekali perbedaan manuasia dengan hewan. Manusia adalah mahluk yang paling sempurna. Kesempurnaan tidak hanya bentuk saja melainkan juga dari susunan jiwa manusia itu sendiri. Dan manusia ketika dilahirkan dalam keadaan suci. Oleh karenanya dalam makalah ini kami mengangkat tema Konsep ESQ dan pemanfaatanya sebagai sarana meningkatkan emosional siswa.
1.2. Rumusan Masalah
– Apakah konsep ESQ dapat bermanfaat sebagai sarana membangkitkan emosional siswa ?
1.3. Tujuan
– Untuk mengetahui konsep ESQ dapat membangkitkan emosional siswa.
– Untuk mengetahui secara dalam hakikat manusia.
– Untuk mengetahui perbedaan antara manusia dengan mahluk yang lain.
- PEMBAHASAN
2.1. Pengertian ESQ
ESQ (Emotional spiritual quostient ) adalah sebuah metode pebangunan jiwa yang menggabungkan antara dua unsur kecerdasan, yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ) dengan memanfaatkan kekuatan kekuatan pikiran bawah sadar atau yang dikenal dengan suara hati ( God Spot ) (Ary Ginanjar Agustian, 2007 : 12 . God spot awal mulanya ditemukan oleh ahli riset psikologi dan syaraf, Michael persinger pada awal tahun 1990-an, serta yang lebih mutakhir lagi ditemukan pada tahun 1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandran dan timnya dari California university yang menemukan eksistensi god spot dalam otak manusia. Wolf singer tahun 1990 juga menunjukkan adanya proses saraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha yang mempersatukan dan memberimakna dalam pengalaman hidup , yaitu suatu jaringan saraf yang literal “mengikat” pengalaman manusia secara bersama untuk hidup lebih bermakna. Pada god spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam (Ary ginanjar, 2007). Menurut Ginanjar ESQ sebenaranya merupakan aplikasi dari prinsip ruku islam dan rukun iman.
2.2.Pengertian EQ
Menurut HJ. Husnaini dalam makalah yang berjudul keseimbagan IQ, EQ dan SQ dalam perspektif islam, mengutip dari ibid, hal. 8 , kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami secara efektivmenerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energy, impormans, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dari pengertian diatas berarti EQ adalah kemampuan mendengar sura hati dari sumber informasi. Untuk pemilik EQ yang baik informasi tidak hanya lewat panca indra semata tetapi ada sumber lain dari dalam dirinya yakni suara hati.dari suara hati itu merupakan awal dari sikap manusia yang paling autentik, yaitu kejujuran, keyakinan dan prinsip-prinsip kebenaran. ( Toto Tasmara, 2001 : 46 ).
Substansi dari kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan dan memahami untuk kemudian disikapi secara manusiawi. Orang yang EQ nya baik dapat memahami perasaan orang lain, dapat membaca yang tersurat atau tersirat dapat menangkap bahasa verbal dan non verbal semua pemahaman tersebut akan menuntun manusia agar bersikap sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan lingkungannya.
Kecerdasan emosional mengajarkan tentang integritas kejujuran komitmen, visi, kreativitas, ketahan mental, kebijaksanaan dan penguasaan diri, oleh karena itu EQ mengajarkan bagaimana manusia bisa bersikap pada dirinya ( intra personal ) percayadiri ( self awareness ) motivasi diri ( self motivation ) mengatur diri ( self regulation ) dan berhubungan dengan orang lain ( inter personal ) seperti empati kemampuan memahami orang lain dari social skill yang memungkin setiap orang dapat mengelola konflik dengan orang lain secara baik.
EQ mutlak diperlukan seseorang agar mampu memahami dirinya, orang lain serta lingkunganya yaitu pribadi-pribadi yang mampu melakukan hubungan dengan manusia lain dengan baik. Kehadiran EQ pada manusia itu tidak cukup melainkan harus diimbangi dengan SQ.
2.3.Pengertian SQ ( Spiritual )
Ari Ginanjar agustian ( 2007 : 57 ) mengatakan kecerdasan spiritual merupakan kemampuan untuk member makna ibadah pada setiap prilaku kegiatan melalui langka-langkah dan pemkiran yang bersifat fitrah menuju manusia seutuhnya( hanif ). Sedangkan menurut Toto Tasmara ( 20001 : 49) mendefinisikan kecerdasan spiritual adalah kemampuanseorang untuk mendengarkan suara hati nuraninya, baik, buruk dan rasa moral dalam cara menempatkan diri dari pergaulan.
Danah johar dan Lan Marshal berpendapat bahwa kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value ( nilai ), yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk mempungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahakan SQ adalah merupakan kecerdasan kita.
Sementara itu Mimi Doe dan Marsha Walch mengungkapkan bahwa spiritual adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, dan rasa memiliki. Ia memberi arah dan dan memberi arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan dari diri kita.
Dari keterangan tersebut dapat didefinisikan kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yaitu hati nurani yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dari sesame makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan.
2.4. Konsep ESQ
Konsep adalah idea secara atau pengertian yang dinyatakan dengan kata, symbol, atau tanda. Kombinasi atau gabungan kata atau kalimat merupakan merupakan bentuk-bentuk verbal yang mengandung konsep tertentu. Konsep di bentuk oleh suatu proses abstraksi, yang kemudian di ikuti oleh suatu proses generalisasi (Tanthwy,2005:60)
Ary Ginanjar (2005:Liv) mengatakan bahwa konsep ESQ adalah perangkat kerja dalam hal pengembangan karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai Rukun iman, Rukun Islam dan Ihsan, yang pada akhirnya akan menghasilkan manusia unggul disektor emosi dan spiritual yang mampu mengeksplorasi, menginternalisasi kekayaan ruhiyah dan jasadiah dalam hidupnya, adapun konsep-konsep ESQ secara umum antara lain senagai berikut:
1. Bagian satu : Zero Mind Process, pada bagian ini diterangkan mengenai belenggu-belenggu pikiran dan mengidentifikasi paradigma tersebut sehingga dapat dikenali apakah paradigma tersebut telah mengurung pikiran. Jika hal tersebut ada, diharapkan dapat diantisipasi lebih dini sebelum menghukam kedalam benak. Hasil akhir yang diharapkan pada bagian satu adalah lahirnya alam berfikir jernih dan suci, atau dinamakan dengan istilah God-spot atau fitrah, yaitu kembali pada hati dan pikiran yang bersifat merdeka serta bebas dari belenggu. Tahap ini merupakan titik tolak dari dari sebuah kecerdasan emosi. Disinilah tanah yang subur, tempat untuk menanam benih berupa gagasan. Pada bagian ini juga diterangkan mengenai suara hati yang bisa dijadakan landasan ESQ.
- Bagian 2 : (Metal Building-enam Prinsip), yaitu dijelaskan tentang kesadaran diri, yaitu arti pentingya alam pikeran. Dijabarkan cara membangun alam berpikir dan emosi secara sistematis berdasarkan rukun iman. Dimulai dari pembangunan star principle, angel principel, leadearship principle, learning principle vision principle, dan well organized principle. Pada bagian ini diharapkan tercipta format berfikir dan emosi berdasarkan kesadaran diri, serta sesuai dengan hai nurani terdalam dari diri manusia. Disinilah karakter manusia yang memiliki tingkat kecerdasan dan spiritual terbentuk. Sesuai dengan firah manusia dan terbentuk pada tahap awal.
- Bagian tiga : adalah suatu langkah pengesahan hati yang telah terbentuk. Ini dilaksanakan secara berurutan dan sangat sistematis berdasarkan Rukun isam. Pada intinya, bagian II merupakan langkah yang dimulai dari penetapan atau mission statement, character building, self controlling, dan personal strength.
- Bagian empat : diuraikan tentang pembentukan dan pelatihan untuk melakukan aliansi, atau sinergi dengan orang lain atau dengam lingkungan sosialnya. Ini merupakan suatu perwujudan tanggung jawab social seorang individu yang telah memiliki ketangguhan pribadi diatas. Pelatihan yang diberikan dinamakan langkah sinergi atau strategic collaboration dan diakhiri dengan total action. Pada tahap ini, diharapkan akan terbentuk apa yang dinamakan ketangguhan social (social stregth).
Dalam Makalah ini penulis tidak membahas tentang konsep ESQ secara keselurahan, namun hanya konsep tentang universal sejalah yang menjadi focus pembicaraan dalam makalah ini. Alasan penulis memakai konsep universal adalah karena penulis mempunyai keyakinan bahwa, baik buruknya seseorang itu tergantung pada kebersihan hati nuraninya.
Berdasarkan sabda Nabi SAW. “sesungguhnya didalam jasad manusia ada sebgumpal darah, apabila dia berfungsi dengan baik, maka baiklah seluruh tubuh, dan apabila rusak maka rusaklah seluruh tubuh, ketahuilah, dia adalah hati”(Tato tasmoro, 2003:45). Dari hadist tersebut dapat diambil; pelajaran bahwa usaha untuk membentuk karakter-karakter yang unggul dan baik haruslah dimulai dari pembersihan hati dulu, karena hati adalah sumber dari munculnya perilaku seseorang.
Rosul Muhammmad SAW Bersabda :”Mintakah nasehat pada dirimu, mintalah nasehat pada niranimu, wahai Habisyah (Nabi mengulang 3 kali). Kebaikan adalah sesuatu yang membuat jiwa tenang dan membuat hat tenang. Dosa adalah sesuatu yang membuat jiwa tidak tentram dan terasa bimbang dalam hati”(HR. Ahmad). (Tato tasmara, 2003: 47). Dari hadist tersebut diatas dapat diambil kesimpulan:
- Adanya suruhan dari Nabi SAW kepada manusia untuk meminta nasehat/petunjuk dari hati uraninya
- Difisnisi kebaikan, yaitu sesuatu yang membuat hati dan jiwa tenang.
- Difinisi dosa/kejahatan, yaitu sesuatu yang membuat jiwa tidak tentram dan hati menjadi bimbang.
Artinya bahwa Rosul Muhammad SAW telah memberikan isyarat ketuhanan kepada mausia agar ia mau mendengarkan suara hati nuraninya. Suruhan beliau ini
Namun ada kalanya suara hati itu tertutup dan buta. Manusia sering mangabaikan pengakuan ini, yang justru mengakibatkan dirinya terjerumus kedalam kejahatan, kecurangan, kekerasan, kerusakan, kehancuran (non fitrah) dan dan lain hal mngakibatkan kegagalan, atau tidak efektif, serta tidak maksimalnya suatu usaha. Hal-hal yang membuat suara hati manusia itu menjadi tertutup dan buta disebut dengan belenggu hati, mengenai pembahasan hal tersebut akan dibahas pada bab dibawah ini.
2.4.1. Zero Mind Process
(Ary Ginanjar, 2005:3) menyebut Zero Mind Process sebagai metode penjernihan emosi. Menurut Kartini Kartono, (2012 : 121) emosi adalah getaran jiwa, keharuan, dan perasaan. Sedangkan menurut Hafi Anshari (1996:183) Emosi adalah suatu reaksi yang kompleks meliputi tingkah aktifitas yang tinggi dan perubahan yang dalam, yang disertai oleh perasaan yang kuat, atau perasaan efektif. Zero Mind Process merupakan salah satu metode ESQ yang dilakukan untuk membebaskan belenggu-belenggu yang menutupi God-Spot. Hasil akhir dari Zero Mind Process ini adalah lahirnya alam bawah sadar yang jernih dan suci, yaitu kembali pada hati yang bersifat merdekan serta bebas dari belenggu. Selanjutnaya akan diterangkan tujuh factor yang menutupi fitrah manusia (God-Spot), yang tanpa disadari membuat manusia manjadi buta dan menyebabkan manusia memiliki kecerdasan hati yang rendah, serta tidak memiliki radar hati sebagai pembimbing. Tujuh belenggu itu antara lain :
2.4.2. Prasangka Negatif
Salah satu proses dalam zero mind process yang dilakukan agar emosi manusia menjadi jernih adalah dengan menghilangkan prasangka negative. Yaitu apreori atau buruk sangka kepada orang lain yang belum tentu kebenarannya. Menurut Imam Al-Ghozali Prasangka negative hukumnya adalah haram, seperti haramnya berkata jelek kepada orang lain. Haramnya berprasangka negative ini adalah bahwasanya rahasia hati itu hanyalah dapat diketahui oleh Allah SWT, maka dari itu manusia tidak boleh mempunyai gambaran yang jelek terhadap orang lain, karena dengan berbuat seperti itu berarti manusia telah manyamai Allah dalam pengetahuan-NYA tentang rahasia hati. Larangan ini juga telah disampaikan Nabi lewat sabdanya : “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan dari orang muslim itu darahnya, hartanya, dan berburuk sangka kepadanya” ( Ihya’ Ulumuddin, Juz III : 147). Kartini Kartono (2002:87) mengistilahkan prasangka negative ini dengan istilah Delusi atau Wahm,: yaitu gambaran pikiran yang keliru, dan mengandung unsur afektif yang kuat sekali. Orang yang dihinggapi itu berfikir tentang suatu yang tidak benar, namun tidak bisa melepaskan diri dari cengkraman gambaran tersebut menurutnya prasangka negative ini disebabkan dua hal.
- Kecendurangan untuk memalsukan realitas atas dasar harapan-harapan dan kecemasan.
- Daya berfikir kritis atau “Reality testing” jika salah satunya menjadi berat sebelah dan daya fikir kritis ini tidak berfungsi, maka orang tidak mampu mengadakan koreksi terhadap upaya pemalsuan terhadap realita tadi, maka dari itu muncullah delusi. ( Kartini Kartono 2002:92 )
Maka menjadi sebuah keharusan apabila prasangka negative ini harus dihilangkan, agar pikiran dan hati menjadi bersih. Ini sesuai dengan Firman Allah tentang buruk sangka : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah terlalu banyak sangka menyangka, sungguh sebagian prasangka adalah dosa. Janganlah saling memata-matai, dan janganlah saling memfitnah….(QS. Al – Hujurat: 12). Hindari berprasangka buruk, upayakan berprasangka baik kepada orang lain.(Ary Ginanjar 2007:17).
2.4.3. Prinsip-prinsip Hidup
Menurut G. Ewald dalam manusia mempunyai watak atau karakter yang manusia peroleh (erworbener character, Phaenotipis), yakni watak yang telah dipengaruhi lingkungan, pengalaman, dan pendidikan yang telah ia jalani. Begitu pula setiap orang terbentuk sesuai prinsip hidup yang dianutnya. Prinsip itu pada akhirnya menjadi karakter atau watak bagi orang tersebut. Hasilnya bisa dianggap hebat, mengerikan bahkan menyedihkan. Sebagai contohnya, di Jepang ada budaya Harakiri, tatkala seseorang merasa bersalah atau putus asa, ia akan menusukkan pedang katana dan merobek lambungnya hingga kemudian mati perlahan. Cerita klasik Romeo dan Juliet yang mati bunuh diri bersama karena sebuah cinta, kemudian ditiru oleh sebagian remaja didunia.di bidang politik berlaku prinsip “Tidak ada persahabatan yang abadi, yang ada hanya kepentingan abadi”. Prinsip ini sungguh melawan hati manusia yang sangat memuliakan arti persahabatan, tolong menolong dan kasih sayang antar umat manusia. Prinsip Konfuisme atau yang penting penampilan, adalah sebuah prinsip yang membelokkan pemikiran masyarakat menjadi konsumtif dan mendewakan penampilan luar, tanpa memperhatikan sisi terdalam manusia yaitu hati nurani. Banyak dari generasi muda sekarang begitu bangga akan pakaian dengan merek terkenal dengan harga mahal. Lebih parah lagi seorang akhirnya dinilai dari merek yang dipakainya.
Demikianlah hanya dengan berprinsip pada sesuatu yang abadi, manusia akan mampu meuju kebahagian dan keimanan yang hakiki, sebaliknya berprinsip dan berpegang pada sesuatu yang labil, niscaya akan menghasilkan sesuatu yang labil pula. Berprinsiplah kepada Allah yang Maha Abadi.(Ary Ginanjar, 2007:55-57).
2.4.4. Pengalaman
Menurut W.J.S Poerwadiminta (1976:28) Pengalaman adalah segala sesuatu yang pernah dirasakan, diketahui dan dikerjakan seseorang. Pengalaman hidup dan kejadian-kejadian yang dialami seseorang berperan dalam menciptakan pemikiran atau pradigma dalam dirinya. Seringkali paradigma itu diajadikan kacamata dan tolak ukur bagi dirinya, juga dalam menilai lingkungan sekitarnya. Hal tersebut akan membatasi cakrawala berpikir seseorang. Karena ia akan menilai segalanya berdasarkan “Frame” berpikirnya sendiri atau melihat berdasarkan bayangan ciptaanya sendiri , bukan melihat sesuatu yang riil dan obyektif. Suara hatilah yang sebenarnya berpotensi melindungi diri dari pengaruh pengalaman hidup. Sikap pro aktif yang diajarkan memang mampu mengajak seseorang untuk melihat seseuatu secara berbeda, namun sikap itu perlu dilandasi prinsip nilai yang benar yang bersumber pada suara hati. Bebaskan diri anda dari pengalaman yang membelenggu pikiran, dan berpikirlah merdeka.(Ary Ginanjar, 2007:63).
2.4.5. Kepentingan
Menurut W.J.S Poerwadarminta (1976: 733) mengartikan kepentingan adalah sesuatu yang penting, atau amat utama. Sebuah prinsip akan melahirkan kepentingan, dan kepentingan akan mentukan prioritas tindakan. Suatu missal sesorang yang berprinsip pada penghargaan pribadi, akan mmperioritaskan keputusan untuk mengangkat diri pribadi. Mereka yang berprinsippada perkawanan akan memprioritaskan sesuatu yang bisa menjatuhkan pesaingnya, sekaligus mengangkat namanya. Intinya prinsip akan melahirkan prioritas dan orang ang bijak akan mengambil keputusan dengan menimbang semua aspek sebagai satu kesatuan, atau berdasarkan prinsip keesaan. Sebagai sarana seseorang berhubungan serta beradaptasi dengan orang lain. Suatu kecerdasan Spiritual (SQ) yang memanfaatkan keuatan-kekuatan pikiran bawah sadar atau lebih dikenal deangan suara hati (Got Spot), yang menjadi sumber seluruh perbuatan manusia. (Ary Ginanjar,2007: 12) yang mana kedua kecerdasan tersebut dapat di bentuk dabn terus ditingkatkan sampai kapanpun. Selain itu dalam peaksanaanya, metose ESQ juga menggunakan tekhnik operant behavior yang sudah menjadi cirri khas dari model pendekatan behavior. Yaitu tingkah laku yang timbul dan berkembang disebabkan rangsangan suatu perangsang yang disebut reinforcing stimuli reinforce. Selanjutnya dibawah ini akan penulis paparkan secara berurt mengenai prosese konseling kelompok dengan menggunakan konsep ESQ yang syarat dengan tekhnik operant behavior, proses tersebut antara lain :
- Introduces atau perkenalan
- Pemberian teori tentang fitrah manusia
- Eksplorasi jiwa
- Muhasabah
- Motivasi
- Penanaman kosep diri.
2.4.5.1. Introduces Atau Perkenaan
Tak kenal maka tak sayang, maka pribahasa itulah yang mungkin cocok untuk memulai konseling lompok. Seseorang konselor dalam konseling kelompok adalah sama halnya sengan pimpinan kelompok yang berperan mengolah kelompok menjalankan aktifitas konseling untuk tujuan bersama. Maka dari itu, perkenalan antara pimpinan kelompok dan anggoa kelompok sangatlah diperlukan. Dalam sesi introduces konselor harus bisa membangun keterbukaan dengan para anggota kelompok, keterbukaan sangat penting dalam konseling kelompok agar konseling sangatlah diperlukan. Dalam sesi introduces konselor harus bisa membangun keterbukaan dengan para anggota kelompok, keterbukaan sangat penting dalam konseling kelompok agar konselingb berjalan dengan efektif.
2.4.5.2. Pemberian Teory fitrah
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu pristiwa.dalam tekhnik konseling kelompok pemberian teory dimaksudkan untuk menghsilkan pemahaman, dan pemahaman harus dilatih agar menjadi sebuah kebiasaan dan kebiasaan akan menghasilkan karakter kemudian karakter inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan.
2.4.5.3. Eksplorasi Jiwa
Eksplorasi adalah keterampilan seorang konselor untuk menggali perasaan , pikiran dan pengalaman klien yang masih tersembunyi, klienyang menutup diri, pendapatnya disebabkan oleh banyak hal seperti paktor budaya, malu atau rasa menurut Hamdani (2007 : 28 ) jwa adalah ruh akhir atau ruh yang diturunkan Allah SWT , atau ruh yang mudhohir kedalam jasadiyah manusia dalam rangka menghidupkan jasadiyah itu, menghidupkan qolbu, akal fikir, dan menggerakkan sluruh unsur-unsur jasadiyah tersebut dapat berintraksi dengan lingkunganya dimuka bumi ini.
2.4.5.4. Muhasabah
Manusia adalah sebagai mahluk yang dualistis mempunyai hubungan dengan dua dimensi antara dirinya dengan lain atau alam, dan hubungan dirinya dengan tuhan. Dalam hubungan tersebut tidak bisa dihindari bahwa dalam faktanya manusia sering berbuat kesalahan, namun kesalahan kesalahan yang tak lekas disadari akan berakibat pada kondisi jiwa yang semakin tumpul dan jauh dari tuhan. Maka dalam mengggali segala kesalahan tersebut diperlukan apa yang disebut muhasabah. Kata muhasabah berassal dari bahasa arab yang perhitungan atas “aku” dengan dunia luar, membuat pertimbangan atau pengadilan atas perbuatanya dalam posisi sebagai manusia menghitung kelemehan dan kekuaatan diri selama melakukan tata pergaulan dengan manusia. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa muhasabah adalah proses
tentang semua perbuatan yang telah dilakukan seseorang atas hubunganya dengan manusia atau hubunganya dgan tuhan. Oleh karenanya salah satu konsep yang digunakan ESQ adalah muhasabah dengan tujuan agar manusia tahu bagaimana posisi dirinya dihadapan tuhannya, sudah taatkah atau durhaka, serta agar manusia tahu posisi dirinya dengan manusia yang lainya, sudah baikkah hubungannya atau belum.
2.4.5.5. Motivasi
Motivasi adalah kuatnya dorongan ( dari dalam diri manusia) yang membangkitkan semangat pada mahluk hidup, yang kemudian itu menciptakan adanya tingkah laku dan mengarahkan pada suatu tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan motivasi dalam ESQ adalah pemberian stimulus kepada klien agar tercipta dorongan yang kuat untuk membangkitkan kecerdasan emosional, spritual ( yang menjadi sumber feeling ) pada diri klien agar muncul/terjadi perubahan pada kesadaran dan tingkah laku yang sesuai dengan suara hati ( god spot).
2.4.5.6. Konsep Diri
Konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya, kemampuan dan tidak kemampuanya, tabiat-tabiatnya, harga dirinya dan hubungan dengan orang lain. Konsep diri juga gambaran mental diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan tentang diri sendiri, pengharapan diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Menurut jalaludin rahmat ( 1996 :125 ) yaitu konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Dan menurut Hurlock ( 1994 ) yang dimaksud konsep diri adalah kesn ( image ) individu mengenai karakteristik fisik, sosial, emosional, aspirasi dan achievment.
- PENUTUP
- Konsep ESQ dapat bermanfaat untuk membangkitkan emosional siswa.
- Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang mempunyaihati nurani yang selalu mengarah terhadap kebaikan.
- Kegagalan manusia dalam merai cita cita dikarenakan mengikuti hawa nafsunya.
- Manusia dilahirkan secara fitrah.
Daftar Pustaka
Agustian, Ary Ginanjar. 2007. Rahasia sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual. Jakarta: Arga Publishing
Al-Ghozali, Ahamad Abu Imam, Ihya Ulumuddin. Surabaya : Alhidayah
Ansari, Hafi. M. 1996, Kamus Psichologi, Surabaya: Usaha Nasional.
Kartono, Kartini. Potologi Sosial 3 . Jakarta.PT. Raja grafindo Persada.
Peorwadarmita, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Tanthawy. 2005. Kamus Istilah Bimbingan Konseling. Jakarta: Grasindo
Tasmara, Toto. 2001. Kecerdasan Rohaniyah. Jakarta: Gema Insani