K. H. M. Taqiyuddin Alawy, S.T, M.T.
Imam Nawawi dalam menerangkan untuk mendapatkan lailatul qodar ada tiga tingkatan:
وَمَرَاتِبُ إِحْيَائِهَا ثَلَاثَةٌ عُلْيَا وَهِيَ إِحْيَاءُ لَيْلَتِهَا بِالصَّلَاةِ وَوُسْطَى وَهِيَ إِحَيَاءُ مُعْظَمِهَا بِالذِّكْرِ وَدُنْيَا وَهِيَ أَنْ يُصَلِّيَ الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ وَالصُّبْحِ فِي جَمَاعَةٍ
Artinya, “Tingkatan menghidupkan lailatul qadar ada tiga. Yang tertinggi adalah menghidupkan lailatul qadar dengan shalat. Sedang tingkatan yang sedang adalah menghidupkan lailatul qadar dengan zikir. Tingkatan terendah adalah menjalankan shalat Isya dan Subuh berjamaah”.
(Lihat Syekh Nawawi Banten, Nihayatuz Zain, Beirut, Darul Fikr, halaman 198).
Dengan demikian dari tiga tingkatan di atas yang sangat memungkinkan bagi wanita haidh adalah tingkatan yang sedang yaitu dengan banyak zikir.
Di antara bentuk ibadah yang bisa dilakukan adalah:
1. Membaca Alquran tanpa menyentuh mushaf. Ini ada beda pendapat di antara para ulama mazhab, pendapat JUMHUR tidak membolehkan (mengharamkan) yaitu pendapapa mazhab Hanafi, Syafii dan Hambali..
Ada yang membolehkan berdasarkan, mazhab Maliki dan Zhahiri. untuk kehati-hatian ya ikut pendapat Jumhur saja.
2. Berzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (la ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah), dan zikir lainnya.
3. Memperbanyak istigfar.
4. Memperbanyak doa.
Membaca zikir ketika lailatul qadar, sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat dari Aisyah radhiallahu ‘anha,
“Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, jika aku menjumpai satu malam yang itu merupakan lailatul qadar, apa yang aku ucapkan?’
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Ucapkanlah,
‘اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي’
“Ya Allah, sesungguhny
Engkau Dzat yang Maha Pemaaf dan Pemurah maka maafkanlah diriku.’”.
CATATAN TAMBAHAN: BILA WANITA HAIDH INGIN MEMBACA AL-QURAN BAGAIMANA?
Berdasarkan Mazhab Syafii ada penjelasan bahwa wanita haidh boleh membaca ayat al-Quran yang bernuansa dzikir dan doa dengan syarat tidak meniatkan untuk membaca al-Quran.
Boleh juga membaca Al-Quran di dalam hati dengan tanpa menggerakkan bibir ataupun menggerakkan bibir dengan syarat dirinya tidak bisa mendengar bacaannya.
*#Ngaji_Ponpes_Nuha*
www.infodiknas.com