[www.infodiknas.com].
Murid yang gagal formal masih diberi kesempatan ikut Ujian Nasional Paket Kesetaraan (UNPK) periode dua, Oktober 2012. Mereka yang ingin ikut UNPK periode dua, bisa mendaftarkan lewat sekolah masing-masing.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Provinsi DIJ Baskara Aji mengatakan dalam ujian kemarin ratusan murid ternyata memilih tidak hadir alias mangkir. Ada beberapa alasan yang disampaikan seperti memilih bekerja ketimbang ujian. “Mereka tetap ada kesempatan ikut ujian paket periode kedua,” kata Aji (20/7).
Sedangkan murid paket belajar, juga boleh mendaftarkan diri untuk ikut ujian perode kedua dan mendaftar di masing-masing pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Peserta yang terdaftar dalam UNPK kemarin 9.172 orang, 522 di antaranya adalah murid gagal formal ujian nasional regular.
Peserta paling banyak berasal dari Gunungkidul sebanyak 2.894 orang, Bantul 2.371 orang, Sleman sebanyak 1.689 orang, Kulonprogo 1.255 orang dan Jogjakarta sebanyak 963 orang. “Seluruh peserta ujian tidak dipungut biaya alias gratis,” tuturnya.
Aji mengatakan ijazah dari ujian kesetaraan memiliki nilai yang sama dengan ijazah dari sekolah regular. Artinya, murid yang bersangkutan diperbolehkan mendaftar ke jalur sekolah formal. Adapun penghitungan nilai, diberlakukan nilai rata-rata. “Karena kalau mengikuti sistem formal malah enggak cocok karena mata pelajaran yang diujikan jumlahnya berbeda,” ujarnya.
Pengumuman kelulusan dilaksanakan akhir Juli atau akhir Agustus karena proses pemindaian diperkirakan mengalami keterlambatan di sejumlah wilayah. Di Kota Jogja, 93 peserta UNPK Paket B dinyatakan tidak lulus karena tidak hadir pada ujian 16-18 Juli 2012. Ada 318 peserta yang terdaftar mengikuti ujian di sembilan lokasi. “Mereka tidak hadir tiga hari berturut-turut sehingga tidak mendapatkan ijazah kesetaraan,” tuturnya.
Supriyanto mengatakan fenomena ini bukanlah kali pertama terjadi di Jogja yang disebabkan sudah bekerja. Kondisi serupa juga terjadi ketika pelaksanaan Ujian Kejar Paket C yang ternyata banyak peserta absen. “Kalau mereka masih ingin mendapatkan ijazah kesetaraan, bisa mengikuti ujian periode kedua nanti,” ungkapnya.
Di Jogja tercatat 19 PKBM yang melayani kebutuhan pendidikan nonformal. Hingga kemarin tidak ada rencana menambah jumlah PKBM yang ada. (sit/iwa).
***
http://www.radarjogja.co.id/ruang-publik/92-tajuk/25635-ratusan-murid-mangkir.html