Baca juga artikel ini:
- SMKN 1 Singosari Kerjakan 200 Engine Mobil
- Diprotes, Pendaftar SD Terlalu Tua
- Aktifitas Fikriansyah, Peraih Medali Perunggu Olim
- Farmasi UIT Kerja Sama dengan Universitas Rangsit
Lee Me Yong atau yang biasa disapa Bakilba menjadi sukarelawan pendidikan pertama asal Korea Selatan yang ditugaskan pemerintah Korsel di Sekolah Luar Biasa Sri Sudewi Jambi selama dua tahun ke depan.
“Lee menjadi sukarelawan pertama yang mengajar di SLB Sri Sudewi Jambi ini. Dia resminya telah memulai tugasnya sebagaimana ditandatangani pemerintah Korsel terhitung semenjak 17 Juni hingga dua tahun mendatang,” kata Kepala SLB Sri Sudewi Jambi Solbi di Jambi, Selasa (28/5).
Solbi mengatakan bahwa Bakilba yang merupakan sukarelawan pertama yang ditugaskan di SLB adalah alumnus perguruan tinggi ternama di Korea Selatan jurusan seni musik dengan spesifikasi keahlian piano.
“Selain Bakilba, sebenarnya ada satu lagi, tetapi ditugaskan di KONI sebagai pelatih Taekwondo, Bakilba ditunjuk ke SLB juga setelah studi kelayakan oleh pemerintah Korsel termasuk dari internet,” ujar dia.
Solbi menegaskan, meskipun Bakilba tugas pokoknya mengajar musik piano di SLB, tidak menutup diri untuk memberikan kesempatan para siswa dari sekolah umum yang berminat belajar pada pianis muda Korsel tersebut.
Sementara itu, Bakilba yang cukup fasih berbahasa Indonesia dan Mandarin mengaku tidak bisa berbahasa Inggris tersebut mengatakan bahwa dirinya semula tidak mengetahui profil sekolah dan lokasi Jambi yang menjadi objek tugasnya.
“Saya awalnya tidak tahu apa itu SLB, tetapi sebagai sukarelawan yang ditunjuk pemerintah Korea Selatan saya siap menjalankan tugas di mana pun, tanpa digaji sepeser pun oleh lembaga tempat saya ditugaskan,” kata Bakilba.
Selain itu, kata dia, selama dua tahun menjalankan program pemerintahnya tersebut dirinya terikat dengan berbagai peraturan kedisiplinan, seperti tidak dibolehkan membawa atau mengendarai kendaraan, serta tidak diperbolehkan menginap di hotel, dan harus berbaur tinggal di tengah-tengah penduduk.
“Untuk biaya hidup selama di Jambi, pemerintah Korea Selatan secara rutin akan mentransfer uang kepada saya selama 15 hari sekali untuk segala keperluan saya, selain juga untuk membantu masyarakat tempat tinggal saya,” ungkapnya.
http://www.shnews.co/detile-20055-sukarelawan-korsel-jadi-guru-slb-di-jambi.html