
DEPOK, (PRLM).- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (BEM FE UI) mengancam akan melakukan mogok kuliah sebagai aksi solidaritas terhadap mahasiswa vokasi UI, Iwan Abdurrahim, yang terancam terkena drop out akibat melakukan unjuk rasa, Rabu (17/8). Selain itu, dengan adanya aksi mogok tersebut diharapkan dapat mempercepat penyelsaian kisruh yang ada di internal UI. Mereka menuntut Menteri Pendidikan Nasional untuk bersikap tegas atas adanya perbedaan pendapat mengenai keberadaan Majelis Wali Amanat (MWA).
Berdasarkan berita “PRLM”, Kamis (18/8), unjuk rasa yang dilakukan puluhan mahasiswa UI yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Peduli Pendidikan UI (GMPP UI) pada hari kemerdekaan berakhir ricuh. Dua mahasiswa mengalami luka akibat bentrokan dengan petugas satuan pengamanan (satpam).
Ketua BEM FE UI, Dzulfian Syafrian, mengatakan koordinator aksi unjuk rasa tersebut, Iwan Abdillah, terancam didrop out akibat kejadian tersebut.Padahal aksi tersebut dilakukan karena para mahasiswa ingin menyampaikan aspirasinya pada rektor. “Mereka ingin menyampaikan protes mengenai biaya kuliah yang tinggi dan pengelolaan keuangan yang tidak transparan,” kata dia.
Saat ini, kata Dzulfian, proses administrasi hukuman terhadap Iwan sedang dalam proses. Iwan juga sering mendapatkan intimidasi melalui telepon sejak adanya persitiwa tersebut. Hal itu karena, Iwan melanjutkan masalah bentrokan ini ke Komnas Hak Asasi Manusia.
Mogok kuliah tersebut, rencananya akan dilakukan selama seminggu mulai dari Selasa (13/9). “Kami menyerukan mogok kuliah dengan melihat data dan fakta yang ada. Kami menolak adanya intimidasi dan menyatakan mogok kuliah karena melihat situasi yang tidak ada penyelesaiannya,” kata mahasiswa yang akrab dipanggil Dzul ini.
Sementara itu, Ketua BEM UI Maman Abdurrahman menyatakan, bukan tidak mungkin seluruh fakultas yang terdiri dari 12 fakultas dan satu program vokasi di UI akan melakukan aksi yang sama. Hal tersebut terjadi apabila tidak ada penyelesaian baik dari rektorat maupun Mendiknas dalam memecahkan kisruh ini.
Permasalahan yang terjadi di UI, kata Maman, ibarat fenomena gunung es. Ia menilai, dalam masa transisi tata kelola UI sama sekali tidak transparan dan akhirnya banyak kebijakan rektor yang tidak terkontrol dengan baik.
Maman menegaskan, aksi ini tidak bertujuan untuk menggulingkan rektor. Mahasiswa hanya ingin menuntut tata kelola UI yang lebih baik. Ada beberapa hal yang menjadi tuntutan BEM UI. Pertama mengenai tata kelola universitas dan memperjelas statuta payung hukum UI. Seperti diketahui, ada ketidaksesuaian antara Rektor UI dengan beberapa guru besar terkait masa transisi di UI.
Kedua, mengenai transparasi keuangan dan sistem jalur masuk bagi mahasiswa baru. Selanjutnya adalah mengenai master plan pembangunan UI yang dinilai sangat lambat pengawasan dan kontrolnya. “Kami juga menuntut adanya kejelasan status karyawan UI,” kata dia. (A-185/kur)***
.
http://www.pikiran-rakyat.com/node/158220