Saat ngaji usai salat Duhur di Polres Jombang, Rabu (6/10), Pengasuh Pesantren Falahul Muhibbin, Watugaluh, Diwek, KH Nurhadi (Mbah Bolong), menjelaskan makna Islam kaffah. ’’Islam itu maknanya selamat dan damai,’’ tuturnya.
Mbah Bolong lalu mengutip sabda Rasulullah Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Orang Islam adalah orang yang membuat orang lain selamat dari gangguan tangan dan lisannya.
Allah subhanahu wa taala berfirman dalam QS Albaqarah 208. Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan (fissilmi kaffah). Dan janganlah kamu menuruti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
Setan selalu menganjurkan permusuhan, pertikaian dan perpecahan. Sebagaimana ditegaskan dalam QS Almaidah 91. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu.
Hakikat makna al-silm adalah al-sulh (perdamaian) dan tark al-muharabah (meninggalkan peperangan atau saling membunuh). Islam bermakna damai, meninggalkan perang dan menghindari konflik. Makanya kita harus masuk dalam proses perdamaian secara penuh, total. Kita lakukan kesepakatan-kesepakatan untuk upaya-upaya damai. Serta bersabar atas beratnya melakukan hal ini.
Mbah Bolong cerita, dalam Muktamar NU tahun 1936 di Banjarmasin, Kalimantan, dibahas bentuk negara jika kelak merdeka. Mayoritas menghendaki negara Islam. KH Abdul Wahab Chasbullah lalu memberi penjelasan. Yang disuruh masuk Islam secara kaffah itu orangnya atau negaranya? Semua kompak menjawab orangnya. Maka yang penting adalah orangnya.
Ibarat gelas yang diisi air. Gelas adalah negaranya. Air adalah orangnya. Maka yang penting adalah airnya.
’’Sehingga diputuskan, jika merdeka, bentuk negaranya adalah negara kesatuan yang disebut sebagai darussalam,’’ jelasnya. Negara yang damai. Semua adalah saudara, meskipun berbeda suku, bahasa dan agama. Negara dibentuk agar umat Islam bisa menjalankan seluruh ajaran agamanya. ’’Negara dibentuk agar kita bisa menjadi Islam yang kaffah,’’ tegasnya.
Sejak awal, para pendiri bangsa sudah niat mendirikan negara karena Allah subhanahu wa taala. ’’Semua yang diniati karena Allah, pasti akan ditolong oleh Allah SWT,’’ tegasnya.
Sama dengan orang yang menjalankan amanah. Jika dia minta amanah itu, maka dia pasti akan berat menjalankannya. Sebaliknya, jika orang itu tidak minta namun diberi amanah, maka Allah pasti akan menolongnya.
’’Kita pantang meminta amanah, tapi saat diberi, jangan menolak,’’ pesan Mbah Bolong. Orang yang mengemban amanah tanpa dia minta, pasti akan ditolong Allah.
’’Negara kita yang didirikan karena Allah, selalu ditolong oleh Allah,’’ ucap Mbah Bolong. Ada masalah apapun yang menimpa negara, pasti cepat beres.
(jo/jif/jif/JPR)
SUMBER