Kamis, 28 Januari 2010 , 15:13:00
PONTIANAK – Paradigma pembelajaran telah berubah. Semula terpusat di guru atau dosen beralih kepada peserta didik atau dari lecture centered ke student contered. Hal inilah yang kemudian menuntut mahasiswa untuk belajar secara mandiri. Pemaparan tersebut diungkapkan Pembantu Rektor IV Universitas Tanjungpura (Untan) Iqbal Arsyad di sela Seminar Epson Projektor Technology, di Rektorat Untan Lantai III, Selasa (27/1). Menurut Iqbal, saat ini pembelajaran diarahkan menuju multimedia. “Metode ini memiliki enam keunggulan,” kata dia. Iqbal mencoba meyakinkan bahwa dengan multi media, benda tidak tampak mata, seperti kuman dapat diperbesar. Begitu pula sebaliknya, semisal gunung, dapat dimediakan. “Sistem tubuh manusia dapat disajikan, peristiwa yang komplek dan rumit. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, matahari, salju, dan lainnya. Menyajikan benda atau peristiwa berbahaya, seperti letusan gunung api. Dan meningkatkan daya dari peserta didik,” kata Iqbal merincikan keunggulan pembelajaran dengan multimedia. Menurut Husni Nurdin mewakili Epson mengungkapkan bahwa proyektor penting bagi pembelajaran. Dia menambahkan bahwa LCD pas untuk pendidikan. Dan memang, kata dia, Epson konsen di dunia pendidikan sejak dua tahun terakhir. “Salah satunya pengembangan produk proyektor,” kata dia. Burhansyah dari Dinas Pendidikan Kota Pontianak mengatakan bahwa demi memajukan pendidikan, dukungan teknologi bersinergi dengan itu. Mutu dan output pendidikan, jangkauan multi media, dikatakan dia, memang sangat diperlukan. “Dan Pemkot (Pontianak) telah merancang membangun IT Education,” kata dia. Seminar tersebut diikuti berbagai perguruan tinggi se-Kota Pontianak, sekolah lanjutan tingkat pertama hingga lanjutan tingkat atas, serta Untan selaku tuan rumah. Salah seorang peserta seminar, A Razak Akhmad, guru SMK Budi Utomo mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi cangih sangat diperlukan sekolah, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Pasalnya hal tersebut memudahkan interaksi dalam memberikan materi. Secara jujur Razak mengungkapkan bahwa sekolah tempatnya mengajar belum memiliki alat multimedia. “Terbentur dana,” aku dia. Hal senada diungkapkan, Suryono, pengajar di Madrasah Aliyah Swasta Al-Ikhsan Budi Utomo. Menurutnya multimedia menjadi tuntutan zaman saat ini. Namun mereka sulit merealisasikan dikarenakan keterbatasan dana. (stm)
Sumber: http://www.pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=28855 |

Guru Tak Lagi Sumber Pembelajaran


