Fritria Dwi Anggraini, Esty Puji Rahayu
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya
Email: fritria@unusa.ac.id
Abstract: Peer tutoring method is one method of learning which the coaching or the instruction was given by the students that designated as a tutor or have the highest capability to another students who have the moderate and low ability, and they are friends of the class. Tutors are selected from the results of the pretest and then guiding their friends until they get competent in doing Normal Delivery Care to the phantom. This study is aiming to determine the differences of the effectiveness of peer tutoring methods towards the attainment competency of Normal Delivery Care in the lab subject between classes 2A and 2B in Prodi DIII Midwifery UNUSA. The research design was pretest-posttest design. The population in this research were all fourth semester’s students of the DIII Midwifery UNUSA that is 93 people. The sample of this research are 21 people from class 2A and 27 people from class 2B with proportional random sampling technique. Data collection technique were observation. Analysis of data using statistical test two samples t-test. Presentation of data with figures and tables. The entire value of the respondents increased as compared to the value at the time posttest pretest. The average difference between pretest and posttest in class 2A is 19.87 and in class 2B is 16.73. Then performed statistical tests are two-sample t-test with significance = 0.05; obtained t = 2.006 and ttable = 1.706. Therefore thitung (2.006)> ttable (1.706), then Ho is rejected, it means that there are differences in the effectiveness of peer tutoring methods towards the attainment of Normal Delivery Care in the learning lab between classes 2A and 2B in Prodi DIII Midwifery UNUSA.
Keywords : Effectiveness of Peer tutoring method , Achieving Competence Normal Delivery Care
Abstrak: Metode tutor sebaya adalah salah satu metode pembelajaran di mana pembimbingan atau pengajaran diberikan oleh siswa yang ditunjuk sebagai tutor atau memiliki kemampuan paling tinggi kepada teman lain yang memiliki kemampuan sedang dan rendah. Tutor dipilih dari hasil pretest kemudian membimbing temannya sampai teman yang dibimbing kompeten dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal pada phantom sebelum maju dengan pembimbing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode tutor sebaya terhadap pencapaian kompetensi Asuhan Persalinan Normal pada pembelajaran laboratorium. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa DIII Kebidanan semester IV UNUSA sejumlah 93 orang. Besar sampel untuk penelitian ini sebanyak 21 orang dari kelas 2A dan 27 orang dari kelas 2B dengan teknik proporsional random sampling. Teknik pengumpulan data adalah observasi. Analisa data menggunakan uji statistik t-test dua sampel. Penyajian data dengan gambar dan tabel. Seluruh nilai responden meningkat pada saat posttest dibandingkan nilai pada saat pretest. Rata-rata selisih pretest dan posttest di kelas 2A adalah 19,87 dan di kelas 2B adalah 16,73. Kemudian dilakukan uji statistik secara t-test dua sampel dengan signifikansi = 0,05; didapatkan thitung = 2,006 dan ttabel = 1,706. Oleh karena thitung (2,006) > ttabel (1,706) maka Ho ditolak, artinya ada perbedaan efektivitas metode tutor sebaya terhadap pencapaian kompetensi Asuhan Persalinan Normal pada pembelajaran laboratorium antara kelas 2A dan 2B di Prodi DIII Kebidanan UNUSA.
Kata kunci : Efektivitas Metode Tutor Sebaya, Pencapaian Kompetensi Asuhan Persalinan Normal
PENDAHULUAN
Semakin banyaknya institusi pendidikan kesehatan dan daya tampung mahasiswa yang meningkat, maka rasio dosen dan mahasiswa tidak lagi memenuhi syarat sehingga dosen tidak bisa membimbing secara optimal. Apalagi pada saat ini masih banyak dosen yang menggunakan metode ceramah sehingga masih terkesan dominan dan aktif sedangkan peserta didik hanya menjadi penonton dan pasif. Hal ini tidak sejalan dengan tuntutan kurikulum yang menghendaki peserta didik lebih aktif dan dosen hanya sebagai fasilitator. Maka dari itu, metode tutor sebaya adalah salah satu cara untuk menyikapi keadaan tersebut.
Dalam pendidikan kesehatan, metode tutor sebaya diperlukan untuk membantu pelaksanaan pembelajaran di laboratorium dalam rangka pencapaian kompetensi yang lebih optimal. Tutor sebaya bisa diterapkan pada semua jenis keterampilan termasuk kompetensi Asuhan Persalinan Normal pada phantom. Jika mahasiswa telah kompeten di phantom maka akan meningkatkan rasa percaya diri saat kontak langsung dengan pasien. Hal ini bertujuan untuk mencetak tenaga kesehatan yang terampil dalam memberikan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas. Sangat baik jika pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dicetak mulai dari masa pendidikan.
Berkaitan dengan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang ternyata hingga saat ini masih tertinggi di Asia, maka dirasakan perlunya metode pembelajaran yang lebih kreatif dan menghasilkan kebermaknaan belajar yang lebih tinggi yaitu dengan metode tutor sebaya. Berdasarkan perhitungan oleh BPS diperoleh Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 248/100.000 KH pada tahun 2007. Angka tersebut disebabkan oleh adanya perdarahan, toxemia, dan infeksi yang sebenarnya hal-hal tersebut dapat dicegah. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut adalah pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terampil. Oleh karena itu, diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal dan ini perlu dibentuk mulai dari masa pendidikan sehingga peserta didik mampu mengaplikasikan ilmu yang didapat dengan baik saat menangani persalinan secara nyata.
Kompetensi asuhan persalinan normal tersebut terdapat pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II yaitu pada semester III dan umumnya kompetensi ini disampaikan dengan cara membagi mahasiswa menjadi beberapa kelompok dan dilakukan secara klasikal karena sarana alat laboratorium yang tidak cukup hanya tersedia sekitar 3-4 set. Pengajaran klasikal dengan kelas yang terlampau besar dan padat, menjadikan dosen atau tenaga pengajar tidak dapat memberikan bantuan individual, bahkan sering tidak mengenal mahasiswa secara perorangan. Metode tutor sebaya diharapkan dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam melakukan Asuhan Persalinan Normal, di mana mahasiswa dengan kemampuan tinggi dapat memberikan bimbingan pada mahasiswa dengan kemampuan sedang dan rendah.
Beberapa hal tersebut di atas yang melatarbelakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai metode tutor sebaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di salah satu SMA Negeri di Bali, pembelajaran tutor sebaya sebesar 99,72 sedangkan siswa dengan pembelajaran konvensional hanya sebesar 85,27. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang metode tutor sebaya di institusi kesehatan.
METODE
Penelitian ini menggunakan pretest – posttest design, yaitu peneliti melakukan pretest (pengamatan awal) sebelum perlakuan dan posttest (pengamatan akhir) setelah perlakuan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan mahasiswa DIII Kebidanan semester IV UNUSA. Sampel dalam penelitian ini sejumlah 50 orang. Peneliti menentukan besar sampel menggunakan rumus Slovin sehingga didapatkan jumlah sampel sejumlah 48 orang dari Semester IV. Peneliti menggunakan teknik proporsional random sampling yaitu mengambil sampel secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi.
HASIL & PEMBAHASANHasil
Hasil yang diperoleh merupakan data primer yang didapat dari hasil eksperimen pada responden yang berjumlah 48 orang dan penilaian dilakukan dengan cara mengobservasi secara langsung psikomotor mahasiswa dengan menggunakan check list yang terpakai atau terstandar.
Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasil penelitian dari 25 mahasiswa pada kelas 2A (semester IV kelas A), didapatkan bahwa nilai hasil belajar keterampilan sebelum dilakukan pembelajaran tutor sebaya (pretest) yaitu nilai tertinggi 89,66 dan nilai terendah 60,34. Dari hasil pretest dipilih 4 orang dengan urutan nilai tertinggi untuk menjadi tutor. Rata-rata nilai pretest pada mahasiswa kelas 2A (di luar tutor) atau 21 orang responden adalah 71,67.
Sedangkan hasil penelitian dari 32 mahasiswa pada kelas 2B(semester IV kelas B), didapatkan bahwa nilai hasil belajar keterampilan sebelum dilakukan pembelajaran tutor sebaya (pretest) yaitu nilai tertinggi 89,66 dan nilai terendah 51,72. Dari hasil pretest dipilih 5 orang dengan urutan nilai tertinggi untuk menjadi tutor. Rata-rata nilai pretest pada mahasiswa kelas 2B (di luar tutor) atau 27 orang responden adalah 72,39.
Pembahasan
Faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal maupun faktor eksternal. Dari faktor internal, dilihat dari aspek fisiologis dimungkinkan ada mahasiswa yang sedang sakit atau sedang tidak bersemangat pada saat dilakukan pretest. Sedangkan jika ditinjau dari aspek psikologisnya sangat berkaitan erat dengan kecakapan, ada mahasiswa yang cepat dalam menerima pelajaran dan mudah mengingat apa yang telah dipelajari, ada pula mahasiswa yang lambat dan sering lupa dengan apa yang telah dipelajarinya karena materi untuk Asuhan Persalinan Normal sudah didapatkan pada semester III.
Menurut Syah (2009:3) mengutip dari Welberg, kecakapan adalah suatu kemampuan berpikir yang tinggi bagi siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis. Hal inilah yang sangat berpengaruh dalam pengembangan psikomotor mahasiswa yang menunjukkan adanya kemampuan fisik seperti motorik dan saraf, manipulasi obyek, dan koordinasi saraf karena setiap tindakan psikomotor tidak lepas dari cara mereka berpikir secara kritis, logis, dan sistematis karena selalu membutuhkan rasionalisasi dalam setiap tindakan yang dilakukannya.
Sedangkan dari analisa hasil penelitian setelah dilakukannya pembelajaran tutor sebaya, dari 21 orang responden di kelas 2A mencapai rata-rata nilai posttest sebesar 91,54 dan dari 27 orang responden di kelas 2B mencapai rata-rata nilai posttest sebesar 85,95. Yang artinya bahwa pada kompetensi ini khususnya pada ranah psikomotorik Asuhan Persalinan Normal telah mengalami peningkatan dari nilai sebelum dilakukannya pembelajaran tutor sebaya.
Peningkatan nilai tersebut dimungkinkan karena adanya keterlibatan mahasiswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa dalam memperhatikan penjelasan tutor sudah meningkat. Siswa yang mengalami kesulitan pemahaman materi terus terang mencatat kesulitan pemahaman materi yang dia hadapi kemudian memberitahukan tutornya mana yang sulit dan belum jelas. Mahasiswa terlihat tidak canggung untuk bertanya kepada tutor karena mereka telah dapat beradaptasi dengan pembelajaran yang digunakan karena dibantu oleh anggota yang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Suparno (2007:140) bahwa bantuan belajar oleh teman sebaya dapat menghilangkan ketakutan, bahasa teman mudah dipahami, dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri dan malu untuk bertanya ataupun meminta bantuan. Mahasiswa yang memiliki kemampuan rendah cenderung untuk dapat terus terang memberi tahu tutornya tentang materi yang belum jelas.
Dalam pembelajaran dengan tutor, siswa mendapat bantuan dari tutornya dalam memahami materi pelajaran dan tutor sendiri akan lebih memperdalam materi pelajaran karena memberi bantuan kepada temannya yang memerlukan bantuan.
Tutor sebaya merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif (cooperative learning), antara siswa yang satu dengan siswa yang lain bekerja sama dalam menuntaskan tugas-tugas karena keberhasilan kelompok mereka ditentukan oleh kerja sama dari masing-masing individu dalam satu kelompok. Setiap individu dalam kelompok memiliki tanggung jawab individual (perseorangan), karena hasil belajar kelompok ditentukan oleh hasil belajar individual dari seluruh anggota kelompok. Dengan adanya kerja sama dengan anggota kelompok, berarti mahasiswa melakukan keterampilan sosial dalam kegiatan pembelajaran sehingga diharapkan ada saling membantu antar anggota kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Lie (2007:34) bahwa keberhasilan suatu kelompok bergantung pada tanggung jawab perserorangan sebagai bagian dari suatu kelompok, kesediaan para anggotanya untuk kerja sama dan saling mendengarkan serta kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
Selain itu, dari hasil penelitian diperoleh bahwa setelah diberikan perlakuan pada kedua kelas yaitu 2A dan 2B menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dengan menggunakan pretest – posttest design, terlihat bahwa peningkatan antara hasil pretest dan posttest signifikan. Namun, rata-rata selisih nilai psikomotorik yang didapatkan dari kelas 2A lebih tinggi yaitu 19,87, sedangkan kelas 2B sebesar 16,69. Dari hasil uji t-test yang dilakukan dengan uji dua pihak, menunjukkan thitung > ttabel (2,006 > 1,706) maka Ho ditolak. Yang artinya bahwa ada perbedaan efektivitas metode tutor sebaya terhadap pencapaian kompetensi Asuhan Persalinan Normal pada pembelajaran laboratorium antara kelas 2A dan 2B. Dengan kata lain, efektivitas metode tutor sebaya pada kelas 2A lebih baik daripada kelas 2B.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa faktor yang menyebabkan hasil penelitian menjadi signifikan. Pada kelas 2A yang memiliki persentase nilai A lebih besar dibandingkan kelas 2B pada mata kuliah Asuhan Kebidanan II, mereka memiliki motivasi yang lebih tinggi. Hal ini ditunjukkan dari keaktifan bertanya tentang apa saja yang belum mereka pahami dan mereka lebih bersungguh-sungguh memanfaatkan metode pembelajaran tutor sebaya ini. Melalui tutor sebaya yang tak lain adalah temannya sendiri, mahasiswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dihadapinya. Selain itu, tutor lebih aktif bertanya kepada peneliti jika mengalami kesulitan dalam membimbing teman sebayanya.
Pembelajaran yang dilakukan mengembangkan pula sistem diskusi antara mahasiswa, sehingga secara langsung mampu mengembangkan sistem gotong royong atau kerja sama antara mahasiswa. Kondisi ini dapat berdampak positif terhadap pencapaian kompetensi mahasiswa, sebab dalam model pembelajaran tutor sebaya ini, siswa mendapat bantuan dari teman sebayanya sehingga mereka akan merasa nyaman mendapat bantuan dari teman lainnya daripada oleh dosennya. Keberhasilan yang dicapai juga tercipta karena hubungan antarpersonil yang saling mendukung, saling membantu, dan peduli. Mahasiswa yang lemah mendapat masukan dari mahasiswa yang relatif kuat (tutor sebayanya), sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajarnya. Motivasi inilah yang akan menimbulkan dampak yang positif terhadap hasil belajar mahasiswa.
Sebagaimana yang diungkapkan Suparno (2007:140) bahwa tutor sebaya ini membuat anak didik untuk menjadi mandiri, dewasa dan punya rasa kesetiakawanan yang tinggi. Hal ini dikarenakan tutor mempunyai tanggung jawab dan tuntutan untuk memberikan bimbingan kepada mahasiswa yang kurang mampu dalam menguasai keterampilan, dalam hal ini adalah keterampilan dalam Asuhan Persalinan Normal.
Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya ini memberikan kontribusi hasil belajar yang lebih baik karena dalam anggota kelompok tersebut terjadi diskusi dalam membahas masalah sehingga terjadi interaksi tatap muka dan keterampilan dalam menjalin hubungan interpersonal. Dengan model mahasiswa ini akan berkembang kemampuan psikomotor (keterampilan). Kemampuan psikomotor (keterampilan) dapat berkembang karena ada tuntutan bagi tutor untuk memberikan informasi kepada sesama anggota kelompoknya pada saat pembelajaran, sehingga akan mengembangkan kemampuan bicara, baik bagi para tutor sebaya maupun pada teman-teman lainnya, karena dalam tiap kelompok akan terjadi komunikasi yang melibatkan setiap anggota dalam tiap kelompok, sehingga dapat meningkatkan kecakapan komunikasi mahasiswa. Dengan adanya kerja sama itulah maka mahasiswa akan dapat mengembangkan keterampilan dalam menjalin hubungan interpersonal.
Pelaksanaan pada kelompok perlakuan pada awalnya mengalami sedikit hambatan. Pembelajaran yang baru bagi mahasiswa memerlukan waktu untuk penyesuaian. Pelaksanaan perlakuan ada yang tidak sesuai jadwal karena berbenturan dengan kepentingan mahasiswa yaitu waktu penelitian ini bertepatan dengan pelaksanaan UHAP 2 yang melibatkan pasien sehingga mahasiswa masih disibukkan dengan mencari pasien ANC, PNC, dan DDST. Hal ini lebih sering terjadi pada kelas 2B dan ada beberapa mahasiswa yang merasa kesulitan dalam menerima bimbingan dari tutor sehingga materi yang diserap siswa kurang maksimal.
Hambatan-hambatan yang terjadi perlahan-lahan dapat berkurang karena mahasiswa merasa tertarik dengan pembelajaran tutor sebaya ini. Mahasiswa merasa senang belajar dalam kelompok serta pada waktu pengelompokan tidak lagi menimbulkan kegaduhan yang berarti mahasiswa sudah mulai terbiasa dengan tanggung jawab masing-masing. Mahasiswa tertarik untuk mengikuti pembelajaran tutor sebaya ini karena mereka tidak mengalami stres dengan dibimbing oleh teman sebayanya, berbeda jika dibimbing oleh dosen. Motivasi lain yang menimbulkan ketertarikan mahasiswa adalah persiapan untuk menghadapi uji ketrampilan persalinan.
Secara umum terjadinya perbedaan efektivitas metode tutor sebaya ini dimungkinkan karena dalam model pembelajaran tutor sebaya dikembangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama, hubungan antara pribadi yang positif dari latar belakang yang berbeda, menerapkan bimbingan antar teman, dan tercipta lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah yang dapat membangun motivasi belajar pada siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan efektivitas metode tutor sebaya terhadap pencapaian kompetensi asuhan persalinan normal pada pembelajaran laboratorium antara kelas 2A dan 2B di Prodi DIII Kebidanan UNUSA
KESIMPULAN
- Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pencapaian kompetensi asuhan persalinan normal sebelum dilakukan pembelajaran tutor sebaya atau rata-rata nilai pretest dari 21 mahasiswa di kelas 2A yang menjadi responden adalah 71,67, sedangkan rata-rata nilai pretest dari 27 mahasiswa di kelas 2B yang menjadi responden adalah 72,39.
- Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pencapaian kompetensi asuhan persalinan normal setelah dilakukan pembelajaran metode tutor sebaya atau rata-rata nilai posttest dari 21 mahasiswa mahasiswa di kelas 2A yang menjadi responden adalah 91,54, sedangkan rata-rata nilai posttest dari 27 mahasiswa di kelas 2B yang menjadi responden adalah 85,95.
- Dari hasil penelitian, didapatkan rata-rata selisih nilai pretest dan posttest pada kelas 2A adalah 19,87 dan pada kelas 2B adalah 16,69. Dari data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan efektivitas metode tutor sebaya terhadap pencapain kompetensi asuhan persalinan normal pada pembelajaran laboratorium antara kelas 2Adan 2B di Prodi DIII Kebidanan UNUSA
DAFTAR PUSTAKA
Anita. Lie. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Anonimus. 2008. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chalil, Achjar. 2007. Pembelajaran Fitrah. Jakarta: PT Balai Pustaka.
Depkes RI. 2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Depkes RI. 2008. Buku Panduan Peserta Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta.
Gintings, Abdorrakhman. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.
Hakim. 2006. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Niaga Swadaya.
Ibnu Fajar. 2009. Statistika untuk Praktisi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.
Myers, H. Raymond dan Ronald E. Walpole. 2005. Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung: ITB.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Robbins. 2004. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba.
Sawali. (2007). Diskusi Kelompok Terbimbing Metode Tutor Sebaya. Diakses tanggal 2 Mei 2011. http://sawali.info/2007/12/29/diskusi-kelompok-terbimbing-tutor-sebaya/
Sofyan, Mustika. 2006. 50 Tahun IBI: Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta: PP IBI.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana, Nana. 2008. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Suparno. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Syah, Ma’shum. (2009). Variabel yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Welberg. Diakses tanggal 3 Mei 2011. http://chesuma.wordpress.com/ 2009/01/31/variabel-yang-mempengaruhi-hasil-belajar-menurut-welberg/
Yulianti, Devi (ed.). 2005. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.