KANDANGAN – Tanggal 1 Mei 2012 menjadi hari istimewa bagi Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) Doktor H Muhammad Safi’i MSi. Pasalnya, di hari jadinya yang ke 48 ini, buku ampih miskin yang ditulisnya dikupas tuntas oleh tiga pembedah yang berkompeten di bidangnya masing-masing.
Ketiga orang tersebut adalah Muhtar Sarman seorang Akademisi yang tercatat sebagai ketua Program Megister Sains Administrasi Pembangunan Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarbaru. Nurkhalis Majid ketua Ombusmand dan Ys Agus Suseno Budayawan Kalimantan Selatan.
Bupati secara singkat membacakan buku yang dikaranganya. Dimana ketiga pembedah menelah dan memperhatikan dengan seksama terkait masalah isi buku yang dibaca oleh bupati. Setelah berjalan dua puluh menit, bupati menghentikan pemaparannya. Selanjutnya, disambut langsung oleh moderator yang dipercayakan pada Drs Humaidi.
Humaidi melemparkannya kepada Muhtar Sarman selaku pembedah pertama. Dalam pembicaraanya, Muhtar Sarman lebih mempersoalkan judul buku yang diangkat oleh bupati.
Menurutnya, pengambilan judul terkesan dipaksakan dan sangat lokal, sehingga sulit untuk dipahami secara nasional. Hendaknya judul dapat direvisi, sehingga dapat semakin baik dan menarik untuk dibaca.
Mendapatkan saran tersebut, bupati lantas menerimanya namun sebelum menerima saran itu, bupati terlebih dahulu menjelaskan mengapa judul buku tersebut diberi nama ampih miskin.
Dijelaskannya, pengambilan judul buku ampih miskin adalah untuk lebih mengenalkan nama kedaerahan kepada masyarakat nasional. Sehingga nama tersebut bisa lebih familiar dikalangan masyarakat Indonesia.
Bahkan, karena namanya lebih pada kedaerahan dan cukup lokal itulah, akhirnya buku tersebut bisa menjadi laris manis di kalangan Kementerian Perumahan Rakyat dan Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Sementara itu, Nurkhalis Majid juga mengkritisi berbagai masalah pelayanan publik yang diberikan melalui berbagai perangkatnya. Sehingga, program ampih miskin diperlukan penanganan yang lebih serius. Sehingga, hasil dari program yang diluncurkan dapat semakin ditingkatkan.
“Buku yang sudah ditulis bupati sangat bagus dan sulit mengukurnya. Pasalnya, buku yang dikarang tersebut sudah di implementasikan kepada pekerjaan yang ada di kabupaten,” ujarnya. Kendati memuji, Nurkhalis juga memastikan bahwa program ampih miskin masih patut dilaksanakan.
Setelah Nurkhalis, Agus Suseno dalam penyampaianya lebih menitik beratkan perhatian kepada kultur budaya yang ada di HSS. Dimana, keberhasilan program yang diluncurkan bupati, akan saling berkaitan dengan kultur budaya yang ada. (rif/ij/ram).
— —
http://www.radarbanjarmasin.co.id/index.php/berita/detail/Hulu%20Sungai%20Selatan/27343