
Aneka box dari bahan utama karton buatan Elita.
Jasa membuat box alias kotak hias untuk kemasan produk atau hantaran rupanya menawarkan keuntungan yang menggiurkan. Meskipun jumlah pelaku usahanya tidak menjamur seperti halnya aksesori, namun bisnis ini terbukti memiliki potensi cukup bagus.
Potensi pasar untuk bisnis ini yang belum tergarap, menurut Elita Sari Anggraeni, pemilik produk box dengan merek dagang Elita Box, masih sangat besar.
“Saya aja sering kewalahan menerima order. Sekitar 80 persen pasar saya juga dari kalangan UKM, mereka pesan box untuk kemasan produk mereka, sisanya yang 20 persen perorangan. Bisa dipakai hantaran pernikahan dan box untuk kado istimewa,” kata Elita.
Belum lagi pasar di Jatim dan pasar ekspor. Pemasaran produk Elita Box masih di sekitar Surabaya, hanya sebagian kecil yang dibawa ke luar negeri seperti, ke Thailand dan Jepang.
“Produk itu dibawa buyer lokal ke sana dan dijual lagi, saya tidak ekspor langsung,” terang alumnus SMA Negeri 2 Surabaya ini.
Sulung tiga bersaudara ini tidak berniat membuka outlet khusus di mal-mal dengan alasan tidak efisien. “Saya cuma ikut-ikut pameran dan nitip display produk di beberapa ruang pamer milik Disperindag Jatim (East Java Craft Center/EJCC) dan Dinas Koperasi dan UKM Jatim (Gedung Pamer UKM di Jl Raya Bandara Juanda). Kalau sewa stan sendiri di mal, mahal,” aku Elita.
Pada 2003, ia mengawali usahanya itu. Semua justru berawal dari kerajinan enceng gondok, namun karena pemasarannya kala itu agak seret dan bahan bakunya sulit maka Elita pun beralih ke bahan baku lain yang lebih sederhana dan mudah didapatkan.
“Setelah resign jadi sekretaris di Graha Karya di 2001, saya memang sengaja memutuskan buka usaha. Ikut pelatihan dimana-mana sampai akhirnya memilih usaha aneka box serbaguna ini,” lanjut arek Suroboyo, kelahiran 12 Oktober 1970 ini.
Modal awal hanya sekitar Rp 50.000. Ketika pertama buat, ia dibantu adik dan sempat beberapa kali mengalami gagal produk. Tetapi sampai sekarang usaha lancar, dalam sebulan bisa menghasilkan 500 unit box dibantu empat orang karyawan. Omzet rata-rata per bulan tak kurang dari Rp 5 juta.
“Semua bahan baku saya dapatkan dari Surabaya, beli di toko-toko biasa bukan skala grosir. Mulai kertas karton, kertas jasmine, kertas fancy, lem rajawali, plastik mika. Alat pemotongnya menggunakan cutter dan gunting biasa, bukan mesin potong yang ukuran besar,” beber Elita.
Sampai saat ini, konsumen yang ia layani didominasi kalangan UKM. “Mereka order kemasan ke saya untuk wadah produk mereka, misalnya wadah batik, aksesori, produk suvenir wedding hingga parsel klien,” katanya.
Harga box buatannya bervariasi, mulai Rp 7.000–100.000. Biasanya, mereka yang order Elita Box wajib memberikan uang muka 50 persen dari total pesenan. Uang muka inilah yang langsung dibelanjakan bahan baku.
“Saya tidak mau stok barang terlalu banyak karena kertas tidak bisa tahan lama, kalaupun buat stok hanya sekadarnya untuk dipajang di ruang pamer dan saat pameran,” lanjut putri pasangan Ahmad Arif dan Isniyah ini.
Saat ini, order paling ramai membuat box hantaran pernikahan. “Pasca Lebaran biasanya banyak orang nikah, orderan box juga mengalir. Bahan baku utamanya tetap dari karton,” imbuh Elita.
Ia mengaku, saat ini masih terkendala ekspor. Meskipun berkali-kali mengikuti pelatihan ekspor–impor, ia masih belum bisa tembus ke pasar ekspor. “Saya pernah ikut kontak dagang dengan beberapa negara, Jepang misalnya, lebih susah kalau impor box kosongan saja. Mereka mengusulkan agar saya kolaborasi dengan aksesori atau craft lainnya,” pungkasnya.
Yuk, Memulai Bisnis Box
Bahan baku dan cara pembuatan box cukup sederhana, tidak butuh mesin-mesin besar untuk memotong karton. Cukup beli karton potongan, pada bagian ukuran kecil-kecil dipotong dengan cutter atau gunting besar pelan-pelan agar tidak menghasilkan guntingan yang bengkok.
“Kalau mau lihat model box, sekarang di situs-situs internet sudah sangat banyak. Bisa dijadikan ide dan divariasikan sendiri, yang penting keahliannya. Pertama bikin pasti ada salahnya, tetapi kalau dibiasakan maka hasilnya bisa bagus,” yakin Elita Sari.
Modal berapapun bisa jalan. Tak perlu langsung memulai yang skala besar. “Harga karton cukup stabil selama beberapa tahun ini, kalaupun naik tidak signifikan, demikian halnya harga kertas fancy dan jasmine,” ujarnya.
Jika mau yang sederhana dulu atau buat latihan, gunakan saja kertas biasa untuk membungkus karton. Bentuklah ukuran box yang kecil atau sedang agar tidak merugi seandainya hasilnya tidak memuaskan. “Bikin pola terlebih dulu juga tak ada salahnya, karena pengerjaan box butuh ketelitian. Beda sedikit saja, bentuk akan berubah,” saran Elita.
.
http://www.surya.co.id/2011/09/19/bikin-box-cantik-hoki-ciamik