BAGAIMANA internet bisa mengubah nasib seseorang? Bertanyalah pada Wahyu, pengusaha muda pembibitan jahe merah. Pria berusia 19 tahun yang hanya lulusan SMA tersebut menjadi satu dari sekian banyak masyarakat yang meraup sukses berkat internet.
Wahyu, warga Sragen, sebenarnya bukan tipe pemuda yang gemar berselancar didunia maya. Selain faktor kemiskinan, lokasi tinggalnya yang berada di daerah terpencil juga tidak memungkinkan ia bebas mengakses internet.
“Satu-satunya hape jadul yang saya miliki hanya untuk teleponan, sms dan paling banter main facebook,” katanya polos.
Keberuntungan mulai berpihak kepadanya saat terpilih menjadi salah satu peserta pelatihan program Perpustakaan Seru (PerpuSeru) yang diselenggarakan Coca Cola Foudation Indonesia (CCFI) bekerjasama dengan Bill & Melinda Gates Foundation. Program ini mengajari Wahyu bagaimana memanfaatkan akses internet untuk mencari peluang kerja dan usaha.
Melalui PerpuSeru, Wahyu terbuka wawasannya bahwa internet bukan sebatas untuk bermain facebook. Ada banyak informasi yang bisa diperoleh termasuk bagaimana menanam jahe merah, usaha yang kini tengah ditekuni.
“Saya bahkan mulai tahu bahwa internet bisa untuk jualan, juga setelah ikut program PerpuSeru,” tambahnya.
Kini, usaha yang dimulai sejak November 2014 lalu telah membuahkan hasil gemilang. Omset rata-rata yang diperoleh Wahyu berkisar antara Rp 4 juta hingga 10 juta per bulan. Dan dari hasil berjualan jahe merah tersebut Wahyu pun bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Yogyakarta.
Direktur Program PerpuSeru, Erlyn Sulistyaningsih, mengatakan internet kini menjadi kebutuhan masyarakat ditengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Sayangnya, tidak semua orang bisa mengakses internet termasuk Wahyu.
“Karena itu kami mencoba menjangkau masyarakat untuk mendapatkan akses internet melalui program PerpuSeru yang kami kerjasamakan dengan perpustakaan umum baik di tingkat kabupaten maupun desa,”jelasnya.
Program ini antara lain memberikan pelatihan kepada SDM perpustakaan umum, dan memberikan bantuan stimulasi berupa komputer dan internet kepada perpustakaan daerah yang terpilih menjadi mitra. Program yang diluncurkan sejak 2011 tersebut hingga kini sudah menjangkau 114 perpustakaan umum sebagai mitra PerpuSeru.
“Dengan program ini kami ingin mengubah fungsi perpustakaan umum tak sekedar menjadi tempat peminjaman buku tetapi bagaimana perpustakaan bisa bertransformasi menjadi pusat belajar dan kegiatan masyarakat berbasis TIK,” tambahnya.
Sementara itu Saribando, dari Perpustakaan Nasional RI, mengatakan inovasi program PerpuSeru yang memanfaatkan TIK, telah membuat animo masyarakat untuk berkunjung ke perpustakaan umum meningkat tajam.
“Di Indonesia angka kunjungan masyarakat ke perpustakaan sangat rendah, tidak sampai 1 persen. Bandingkan di negara maju dimana 30 hingga 40 persen masyarakatnya memiliki akses ke perpustakaan,” jelasnya.
Program PerpuSeru dikatakan juga telah memberikan warna tersendiri bagi perpustakaan umum. Biasanya pengunjung perpustakaan sebatas pelajar dan mahasiswa. Tetapi dengan dilengkapinya sarana TIK, perpustakaan kini juga sangat diminati masyarakat umum.
“Kesan bahwa perpustakaan itu sepi, kaku dan monoton sudah hilang. Masyarakat begitu menikmati kehadiran perpustakaan sebagai bagian dari sumber ilmu pengetahuan,” tandas Titi Sadarini, dari Coca Cola Fondation. (inung)
http://poskotanews.com/2015/09/20/belajar-dari-internet-wahyu-sukses-jadi-pengusaha/