Pembelajaran daring ,banyak guru dan siswa yang kaku melakukan pembelajaran, hanya untuk menyelesaikan silabus kurikulum.
Demikian Anggota Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ferdiansyah, dalam telekonferensi efektivitas pembelajaran daring yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Jakarta, Senin (18/5/2020).
Oleh karena itu Ferdiansyah meminta agar metode pembelajaran dalam jaringan (daring) yang dilakukan saat pandemi COVID-19 menjadi referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam menyusun cetak biru.
“Kami minta agar pembelajaran pada saat pandemi COVID-19 ini untuk menjadi referensi Kemendikbud dalam menyusun cetak biru pendidikan, yang saat ini sedang dipersiapkan Kemendikbud,” ujar Ferdi panggilan akrabnya.

“Kami harus menyampaikan apresiasi kepada Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dan lembaga swasta yang terlibat dalam dunia pendidikan. Tanpa partisipasi lembaga swasta, tentu pelaksanaan pembelajaran pada saat pandemi COVID-19 ini akan tergagap-gagap,” kata anggota DPR dari Fraksi Golkar itu.
Selama pandemi COVID-19, pembelajaran daring harus menjadi evaluasi menyeluruh untuk setiap jenjang pendidikan. Ada sekolah yang sudah “berlari” kencang, namun ada juga sekolah yang baru memulai pembelajaran daring itu.
“Kita harus jujur bahwa selama ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) belum menjadi budaya kita. Mengapa demikian? Kalau sudah menjadi budaya tentu tidak akan tergagap lagi dalam situasi krisis seperti saat ini,” ujarnya.
Belum semua lembaga yang menyelenggarakan pembelajaran daring, jika tidak ada pandemi ini. “Namun, karena pandemi, mau tidak mau pembelajaran daring diselenggarakan masing-masing lembaga pendidikan,” terang Ferdi.
KLIK tautan berikut selengkapnya
Banyak Guru dan Siswa Masih Kaku dalam Pembelajaran Sistim Daring