Gubernur Marah, Pastikan Blacklist Rekanan Percetakan
DENPASAR – Pelaksanaan ujian nasional (Unas) memang tak pernah sepi masalah. Setiap tahunnya selalu ada masalah. Seperti halnya Unas sebelumnya, malah pernah terkuak aksi rame-rame tukar jawaban lewat handphone (HP). Kali ini malah Gubernur Bali Made Mangku Pastika langsung tahu banyak masalah dalam Unas tahun ini.
Gubernur Pastika marah atas temuan Unas kemarin (22/3). Usai inspeksi mendadak (sidak) pelaksanaan Unas di hari pertama kemarin, Pastika menyebutkan ada sejumlah permasalahan yang cukup serius ditemukan dalam pelaksanaan Unas. Yang menurut Pastika sangat mempengaruhi mental sehingga merugikan siswa.
”Ini bukan masalah enteng. Ada masalah yang cukup berpengaruh bagi nilai siswa. Lantaran mengacaukan mental siswa sebelum mereka menjawab,” sebut Pastika usai sidak Unas di SMKN 3 Denpasar di Sanur.
Pastika menyebut rekanan yang menang tender, mengeluarkan hasil yang tidak benar dalam distribusi soalnya. Kinerja rekanan ini juga membuat preseden buruk pelaksaaan Unas di Bali. ”Hasil kerja yang tidak benar percetakan menang tender ini, juga dapat menimbulkan preseden buruk terhadap pelaksanaan Unas di Bali,” kata Pastika.
Dia mencontohkan masalah seperti soal yang semestinya pada amplop A ternyata soal di dalamnya paket B. Kejadian ini terjadi di SMA Santo Yoseph. Karena isinya berbeda jelas mengganggu dan merugikan siswa. Selain membuat siswa bingung, bisa merusak hasil kerja mereka.
Gubernur juga menerima laporan langsung dari Bupati Karangasem Wayan Geredeg. Di kabupaten paling timur Pulau Bali ditemukan masalah yang sangat fatal. Tulisan amplop soal Bahasa Indonesia ternyata isinya soal-soal Bahasa Inggris.
”Ada kasus di Karangasem cukup fatal, Bupati Pak Geredeg memberikan laporan, amplop soalnya bertuliskan soal Bahasa Indonesia, malah isinya Bahasa Inggris,” kata gubernur yang mantan Kapolda Bali ini.
Dengan kondisi ini, Pastika langsung komplain dengan pihak percetakan yang disebut bermarkas di Jakarta. Bahkan dirinya memastikan mem-blacklits percetakan yang menang tender kali ini. Alias tidak menggunakan rekenan yang menang saat ini. ”Ini sudah kesalahan fatal yang dilakukan jasa percetakan tersebut. Tahun depan kita tak lagi menggunakan percetakan luar Bali,” ucapnya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali I Wayan Suasta membenarkan adanya kesalahan antara amplop pembungkus dengan soal Unas yang ada di dalamnya.
“Sejumlah sekolah yang menerima soal Unas ada kekeliruan, dan kami sudah terima laporannya. Untuk mengatasi masalah tersebut pihak panitia melakukan fotokopi dan siswa peserta Unas diberikan perpanjangan waktu secukupnya,” ucapnya.
Peserta Unas di Bali yang tersebar di delapan kabupaten dan satu kota tersebut berjumlah 41.286 siswa, terdiri atas 25.678 siswa SMA dan 15.599 siswa SMK.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali Ketut Kariyasa usai sidak juga menerima berabenya pelaksanaan Unas tahun ini. Bahkan sudah menelusuri rekanan yang menang tender, ternyata milik perusahan plat merah alias BUMN. Namanya Percetakan Republik Indonesia.
”Walaupun BUMN, dengan kinerja seperti ini sudah mesti dapat sanksi. Selain soal salah malah distrinbusinya juga kacau, tahun depan tidak ada masalah seperti ini,” sebut Kariyasa.
Dia mengatakan pemerintah mesti memberikan perhatian pada sekolah yang distribusi soalnya bermasalah. Tujuannya agar dalam pemeriksaan nilainya tidak merugikan siswa. Apalagi ada sistem selang-seling soal berbeda. Lantaran sempat kacau, ada mengerjakan soal yang sama.
”Dalam pemeriksaan kunci jawabannya mesti sama. Kalau kunci jawaban beda, jelas yang benar bisa salah. Ini akan merugikan siswa. Kami mohon dalam kasus ini agar diperhatikan khusus distribusi soalnya yang salah agar tak merugikan siswa,” harap politisi asal Busungbiu, Buleleng ini.(art/fer)
Sumber: http://www.jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=149296