Era digital terus berkembang, situasi pandemi membuat penggunaan teknologi seperti smartphone menjadi kian pesat dan digunakan oleh semua kelompok usia, dari orangtua sampai anak-anak. Tak lagi hanya sebagai media hiburan, namun juga media belajar dan bekerja. Namun, kasus yang kerap muncul dari penggunaan gawai ialah anak-anak menjadi kecanduan bermain smartphone. Aplikasi yang ditawarkan dalam gawai seperti game online berpotensi membuat anak-anak menjadi individualis atau enggan bersosialisasi dengan orang lain. Bahkan, American Heart Association (AHA) atau Asosiasi Jantung Amerika memperingatkan agar para orangtua membatasi anak bermain gawai maksimal 2 jam sehari, guna mendukung anak bergerak aktif demi kesehatannya.
Selain itu, masalah lain juga berpontensi timbul, salah satunya ialah anak-anak tidak mendapat akses terhadap pembelajaran agama yang cukup sebab buku-buku agama telah tersaingi oleh gawai. Padahal, agama merupakan fondasi dari hidup, sehingga penting untuk mempelajarinya sejak dini dan secara berkelanjutan.