Diposting oleh
Rulam | Tanggal: May 10th, 2011 | Kategori:
Artikel
ANALISIS PENGARUH KINERJA GURU |
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA |
Oleh : Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M.Pd. |
This study attempted to reveal: a) the pe rformance of Social Studies teachers at |
SMP Muhammadiy ah Purworejo, b) SMP Muhammadiyah Purworejo students’ learning |
motivation, and c) contribution size of teachers’ performance to SMP Muhammadiyah |
Purworejo students’ learning motivation. |
Research population is all the students of SMP Muhammadiyah Purworejo. |
Sampling using random cluster sampling. The data collecting using closed list |
quesionare. Data respondent is stude nts. The v alidity testing of instruments using |
construct validity. The reliability testing of instruments is done with internal c onsistency |
te sting with Cronbach Alpha technique. The data analysis technique includes descriptive |
and infe rensial analysis. The inferensial analysis using partial correlation and |
regression. All the analysis using SPSS program for Windows. |
Based on the descriptive analysis results can be k nown that the performance of |
Social Studies teachers at SMP Muhammadiyah Purworejo ge nerally in the good |
category (61.5%). While the SMP Muhammadiyah Purworejo students’ learning |
motivation of Social Studies generally in the high category (48.5%). Based on the results |
of regression analysis found determinan coefficients (R |
) = 0.353. Test results of F |
obtaining the value of F = 13.508 (sig = 0.000 <0.05). Bec ause the signific ance is |
smaller than 0.05, means that the influence of these are very significant. Based on the |
calculation above can be concluded that the performance of teachers in the classroom |
signific antly affect the learning motivation of stude nts at SMP Muhammadiyah |
Purworejo. The amount of the variable of teachers’ performance contributions to |
students’ learning motivation as much as 33.3%. Thus the research hypothesis which |
states that: “The performance of teachers in the classroom has a positiv e and significant |
effect on students’ le arning motivation” can be accepted. |
Key words : teac hers performance, learning motivation, social studies |
Pada dasarnya terdapat berba gai faktor yang mempengaruhi keberhasilan |
pendidikan, anta ra lain: guru, siswa, sarana dan prasa rana, lingkungan pendidikan, |
kurikulum. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di |
sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor |
penunjang yang lain, guru se bagi subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan |
pendidikan itu sendiri. Studi yang dilakukan Heyneman & Loxley pada tahun 1983 di 29 |
negara menemukan bahwa di antara berba gai ma sukan ( |
pendidikan (yang ditunjukkan ole h prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh |
guru. Peranan guru ma kin penting lagi di tengah keterbatasa n sarana dan prasarana |
sebagaimana dialami oleh negara-negara sedang berkembang. Lengkapnya ha sil studi itu |
adalah : di 16 negara sedang berkembang, guru memberi kontribusi terhada p prestasi |
belajar sebesar 34%, seda ngkan manajemen 22%, waktu belajar 18% dan sarana fisik |
26%. Di 13 negara industri, kontribusi guru adalah 36%, ma najemen 23%, waktu |
belajar 22% dan sarana fisik 19% (Dedi Supriadi, 1999: 178). Hasil pe nelitian yang |
dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa |
dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rinc ian: kemampuan guru mengajar memberikan |
sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran me mberika n sumbangan 32,38% dan |
sika p guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. |
Harus diakui bahwa guru merupakan faktor utama dalam proses pendidikan. |
Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh |
keberadaan guru yang berkualitas, maka mustahil aka n menimbulkan proses belajar dan |
pembelajara n yang maksimal (Ne ni Utami. 2003: 1). Guru seba gai pelaksana pendidikan |
nasional me rupakan fa ktor kunci. |
Peningkatan prestasi belajar siswa akan dipengaruhi oleh kualitas proses |
pembelajara n di kelas. Ole h karena itu untuk meningkatkan prestasi be lajar siswa, proses |
pembelajara n di kelas harus berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. |
Proses pembelajaran a kan berlangsung denga n baik apabila didukung oleh guru yang |
mempunyai kompetensi dan kinerja yang tinggi, kare na guru merupakan ujung tombak |
dan pe laksana terdepan pendidikan anak-anak di sekolah (Depdikbud, 1991/1992), dan |
sebagai pengembang kurikulum. Guru yang mempunya i kinerja yang baik akan mampu |
menumbuhkan semangat dan motivasi belajar siswa yang lebih baik, yang pada akhirnya |
akan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. |
Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menja di dua, yaitu motivasi intern |
) dan motiva si ekste rn ( |
). Motivasi intern muncul |
karena adanya faktor dari dalam, ya itu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi |
ektern muncul karena adanya faktor dari luar, terutama da ri lingkungan. Dalam kegiatan |
pembelajara n faktor e ksternal yang ma mpu mempengaruhi motivasi belajar siswa adalah |
Mengingat adanya berbagai macam kete rbatasan yang ada pada peneliti, maka |
penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa |
dibatasi pada kinerja guru IPS dan motivasi be lajar siswa kelas SMP Muhammadiyah |
Purworejo tahun 2007/2008 |
Berdasarka n pembatasan masa lah di atas, maka dalam penelitian dapat dirumuskan |
masa lah sebagai be rikut : |
Seberapa tinggi kinerja guru IPS SMP Muhammadiyah Purworejo. |
Adakah pengaruh positif dan signifikan dari kinerja guru te rhadap motivasi belajar |
siswa SMP Muhamma diyah Purworejo. |
Seberapa besar sumbangan kine rja guru terhadap motivasi belajar siswa SMP |
Muhammadiya h Purworejo tahun 2006/2007 |
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan |
antara lain untuk mengungkap : |
Kinerja guru IPS SMP Muhammadiyah Purworejo. |
Motivasi belajar siswa SMP Muhammdiyah Purworejo. |
Besarnya sumbangan kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa SMP |
Hasil penelitian ini diha rapkan mempunyai dua manfaat utama, yaitu : |
Sec ara teoritis hasil penelitia n ini diharapkan dapat memberi sumbangan terhadap |
pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya |
Sec ara praktis, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa |
fihak, yaitu a ntara lain guru dan sekolah |
Bagi para pendidik/guru bidang studi IPS khususnya dan guru-guru bida ng studi |
lain pada umumnya dapat menjadi bahan acuan di dalam prose s pembelajaran |
serta dalam rangka meningkatkan kinerjanya. |
Bagi sekola h dari hasil penelitia n ini diharapkan da pat digunakan sebagai |
masukan dalam upaya pe mbinaan dan pengemba ngan guru secara efektif, |
sehingga mendukung penca paian tujuan program pendidikan. |
Pembelajaran yang sering juga disebut dengan belajar mengajar, sebagai |
terjemahan dari istilah “ |
” terdiri dari dua kata, belajar dan mengajar |
). Belajar adala h suatu proses yang ditanda i dengan adanya |
perubahan pa da diri seseorang. Hal ini sesuai dengan pe ndapat Ormrod (2003: 188) |
“Le arning is a relatively permanent change in behavior due |
. Belaja r adala h perubahan pe rilaku yang relatif permanen sebagai |
akibat pengalaman. Pengalaman dalam ke giatan belajar dapat merupa kan sesuatu |
yang dialami sendiri maupun pengalaman ora ng lain. Dala m konteks program |
), Kirkpatrick (1988: 20) mendefinisikan belajar sebagai |
” …..participants change attitudes, improve knowledge, and/or inc rease skill as a |
result of attending the program” |
. Inti penge rtian be lajar dari dari dua pe ndapat |
tersebut adalah sama, yaitu adanya peruba han yang relatif permanen di dalam diri |
Perubaha n sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai |
bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan da n kema mpuannya, daya |
reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang a da pada individu. Sama |
halnya dengan belajar, mengajarpun pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni |
proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga |
menumbuhkan dan mendorong siswa mela kukan kegiatan belajar. Nana Sudjana |
(2002 : 29) menyataka n bahwa mengajar adala h suatu proses menga tur dan |
mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan |
dan mendorong siswa melakukan kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran, |
terdapat dua ke giata n yang terjadi dalam satu kesatuan waktu dengan pelaku yang |
berbeda. Pela ku belajar adalah siswa sedangkan pelaku pe ngajar (pembelajar) adalah |
guru. Kegia tan siswa dan kegia tan guru berlangsung dalam proses yang berka itan |
untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Jadi, da lam proses pembelajaran terjadi |
hubungan yang interaktif antara guru dengan siswa dalam ikatan tujuan instruksiona l. |
Karena pelaku dalam proses pembelajaran adala h guru dengan siswa, keberhasilan |
proses pembelajaran tidak terlepas da ri faktor guru dan siswa. Menurut Cruic kshank |
(1990: 10 – 11), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan |
menjadi empat variabel, yaitu : |
Faktor dari variabel guru yang dapat me mpengaruhi keberhasilan belajar |
siswa meliputi tingkat pendidikan, kemampuan mengajar, IQ, dan motivasi. |
Faktor variabel konte ks dibedakan menjadi tiga, yaitu: a) variabel siswa, |
yang meliputi: kemampuan, pengetahua n dan sikap yang telah ada pada diri |
siswa; b) va riabel sekola h, meliputi: iklim, keramaian (kebisingan), ukuran |
sekolah dan komposisi etnik, c) variabe l konteks kelas, meliputi: ukuran kelas, |
buku-buku yang tersedia dan lingkunga n fisik kelas (suhu, cahaya, ukuran ruang, |
Faktor variabel proses pembelajaran yang mempengaruhi keberhasilan |
belajar siswa dibedakan menjadi dua, yaitu: a) kinerja guru dalam kelas, yang |
meliputi: kejelasan dalam menyampaikan pelajaran, semangat dalam mengajar, |
sikap yang me nyenangkan, dan variasi dalam menggunakan strategi mengaja r, b) |
perilaku siswa dalam kegiatan pe mbelajaran, yang dapat dibedakan menjadi |
sikap dan motivasi belajar siswa. |
Variabel Produk. Variabel produk dibedakan antara hasil jangka pendek (segera) |
seperti sikap terhadap mata pelajaran dan perkembangan dalam keca kapan se rta |
hasil jangka panja ng seperti kecakapan profesioanal atau kecakapa n dalam |
Berda sarkan pe ndapa t di a tas dapat diketahui bahwa sala h satu faktor yang |
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor proses pembelajaran. Dari |
factor proses pe mbelajaran meliputi kinerja guru, sikap dan motivasi belaja r siswa. |
Guru yang me mpunyai kinerja ya ng baik akan mampu menumbuhkan sikap positif |
dan meningkatkan motivasi belajar bagi para siswanya. |
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajara n ada lah variabel |
guru. Guru mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap kua litas |
pembelajara n, karena gurulah yang bertanggung jawa b te rhadap proses pembelajaran |
di kelas, bahkan sebagai penyelenggara pe ndidika n di se kolah. Menurut Dedi |
Supriadi (1999: 178), di antara berbagai masukan ( |
pendidikan (yang ditunjukkan oleh presta si belajar siswa) sepertiganya ditentukan |
oleh guru. Faktor guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran |
adalah kinerja guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) |
menunjukkan bahwa 76,6% hasil bela jar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, de ngan |
rincian: kemampuan guru me ngajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan |
materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% da n sikap guru terhadap mata |
pelajaran memberikan sumbangan 8,60%. Menurut Cruickshank, kinerja guru yang |
mempunyai pe ngaruh secara langsung terhadap prose s pembelajara n a dalah kinerja |
teacher classrroom performance |
Berda sarkan pendapat tersebut di atas diketahui bahwa kinerja guru merupakan |
faktor yang domina n dalam menentukan kualitas pembelajaran. Artinya kalau guru |
yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan |
mampu meningkatka n sikap dan motivasi be lajar siswa ya ng pada a khirnya akan |
meningkatkan kualitas pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Kinerja guru yang |
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah kinerja guru dalam kelas. |
Meningkatnya kualitas pe mbelajaran, akan mampu meningka tkan hasil belajar siswa. |
Hal ini dapat dipahami karena guru yang mempunyai kinerja bagus dalam kelas akan |
mampu menjelaskan pelajaran denga n baik, mampu menumbuhka n motivasi belajar |
siswa dengan baik, mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, mampu |
membimbing dan menga rahkan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan |
memiliki semangat dalam belajar, senang dengan kegiatan pembelajaran yang diikuti, |
dan merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru. |
Istilah kinerja dimaksudkan sebagai te rjemahan dari istila h “ |
Menurut Kane (1986:237), kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang, sepe rti |
bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu |
sendiri. Pendapat tersebut menunjukka n bahwa kinerja merupakan perwujudan da ri |
kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya dengan jabatan |
diartikan sebaga i hasil yang dicapai ya ng berkaitan dengan fungsi jabatan dalam |
periode waktu tertentu (Kane, 1986:237). |
Suryadi Prawirosentono (1999: 2) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja |
yang dapat dicapai oleh seseora ng atau seke lompok orang dalam suatu organisasi |
dalam rangka upaya mencapai tujuan secara legal. Menurut Muhammad Arifin |
(2004: 9), kine rja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. |
Kemampuan menunjuk pada kecakapan seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas |
tertentu, sementara motivasi menunjuk pada keingingan ( |
menunjukkan perilaku dan ke sediaan be rusaha. Orang akan mengerjakan tugas yang |
terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan |
Berda sarkan ungkapan tersebut di a tas berarti kinerja guru ( |
) berkaitan dengan kompe tensi guru, artinya untuk memiliki kinerja yang |
baik guru harus didukung de ngan kompete nsi yang baik. Tanpa memiliki kompetensi |
yang baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang baik. |
Sebaliknya, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik belum tentu memiliki |
kinerja yang baik. Kinerja guru sama dengan kompetensi plus motiva si untuk |
menunaikan tugas dan motivasi untuk berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru |
merupakan perwujudan kompetensi guru yang mencakup kemampuan dan motivasi |
untuk menyelesaikan tugas da n motivasi untuk berkembang. Sementara itu, ada |
pendapat lain yang mengata kan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru untuk |
mendemonstrasikan berbagai kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya |
(Depdiknas, 2004 : 11). Esensi dari kinerja guru tidak lain merupakan kemampuan |
guru dalam menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia |
kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru ya ng sebenarnya adalah membelajarkan |
siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. |
Me nurut pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional |
Pendidikan dan pasal 10 ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, |
kompetensi guru terdiri dari: a) kompetensi pedagogik; b) kompetensi kepribadian; c) |
kompetensi profesional; dan, d) kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik adalah |
kemampuan menge lola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman peserta |
didik, perancangan dan pe laksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan |
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang |
dimilikinya. Kompetensi kepribadian adala h kemampuan ke pribadian yang mantap, |
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan be rakhlak |
mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran |
secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik |
memenuhi standar kompetensi yang diteta pkan dalam Standar Nasional Pendidikan. |
Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk |
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, |
tenaga kepe ndidikan, orangtua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Keempat |
kompetensi tersebut yang mempenga ruhi kinerja guru dalam kelas se cara langsung |
adalah kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. |
Berda sarkan beberapa pendapat di ata s dapat disusun rumusan kompetensi guru |
SMP yang mempenga ruhi kinerja guru dalam kelas. Rumusan tersebut difokuskan |
pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Ada pun rumusan |
kompetensi guru SMP yang me mpengaruhi kinerja guru da lam kelas adalah: |
menguasai bidang studi atau bahan ajar, |
memahami kara kteristik peserta didik, |
menguasai pengelolaan pembelajaran, |
menguasai metode dan strategi pembelajaran, |
menguasai penilaian hasil belajar siswa. |
Motivasi belajar siswa memiliki pengaruh yang c ukup kuat terhadap |
keberhasilan proses maupun hasil belaja r siswa. Salah satu indikator kua litas |
pembelajara n adalah adanya semangat maupun motivasi belajar dari para siswa. |
Ormrod menguraikan ba gaimana pe ngaruh motivasi terhadap kegiatan belajar |
Motivation has several effect on students’ learning and behavior:It direc ts |
behavior toward particular goal.It leads to increased effort and energy.It |
increases initiation of, and persistence in activities.It enhances cognitive |
processing. It le ad to improved performance |
Motivasi memiliki pe ngaruh te rhadap perilaku belajar siswa, yaitu motivasi |
mendorong meningka tnya semangat dan ketekunan dalam belajar. Motivasi belajar |
memegang peranan yang penting dalam memberi gairah, semanga t dan rasa se nang |
dalam belaja r sehingga siswa yang mempunya i motivasi tinggi mempunyai energi |
yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu |
memperoleh prestasi yang lebih ba ik. |
Dala m pengertian umum, motivasi merupakan daya penggerak dalam diri |
seseorang untuk melakukan aktivita s-aktivitas guna mencapai tujuan tertentu. |
Woolfolk & Nicolich (1984: 270), menyatakan bahwa motivasi pada umumnya |
didefinisika n sebagai sesuatu yang mendorong sese orang untuk me lakukan tindakan. |
McClelland dalam Teeva n dan Birney (1964: 98) me ngartikan motif sebagai suatu |
dorongan yang menggerakan, mengarahkan dan menentukan atau memilih perilaku. |
Pengertian tersebut memandang motif dan motivasi dalam pe ngertian yang sama |
karena definisinya mengandung pengertian sebagai konsep, sebagai pendorong serta |
menggambarkan tujuan dan perilaku. Manullang (1991: 34) menyatakan bahwa motif |
adalah suatu faktor internal yang menggugah, mengarahkan dan mengintegrasikan |
tingkah laku seseorang yang didorong oleh kebutuhan, kemauan dan keinginan yang |
menyebabkan timbulnya suatu pe rasaan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan. |
Berdasa rkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif |
merupakan suatu pote nsi yang ada pada individu yang sifatnya laten atau potensi |
yang terbentuk dari pengalaman, sedangkan motivasi adalah kondisi yang muncul |
dalam diri individu ya ng disebabkan oleh interaksi antara motif dengan kejadian- |
kejadian yang diamati ole h individu, sehingga mendorong mengaktifkan perilaku |
McClelland (1977: 13 – 30) mengemuka kan empa t model motif, ya itu: |
survival motive mode l, 2) the stimulus intensity model, 3) the stimulus pattern mode l, |
4) the affective arousal model |
The survival motive model |
dipakai untuk mempertahankan kelangsungan hidup. Motif ini bersumber pada |
kebutuhan-kebutuhan individu untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. |
Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan biologis, seperti maka n dan minum. |
Kebutuhan seperti itu akan dapat mendorong individu aktif be rbua t untuk |
The stimulus intensity model |
merupakan motif yang bersumber pada |
tingkat rangsangan yang diha dapi individu. Teori ini mengatakan bahwa motif atau |
dorongan untuk berbuat timbul karena adanya rangsangan yang kuat. Ini berarti agar |
timbul dorongan untuk berbuat harus a da rangsanga n yang kuat. |
The stimulus pattern mode l |
merupakan motif yang didasarkan pa da pola |
rangsangan di dalam suatu situasi. Teori ini menyatakan bahwa motif timbul bila |
rangsangan situasi selaras dengan hara pan dan tantangan organisme, dan bilamana |
rangsangan situasi berlawanan dengan harapan individu, maka akan menimbulkan |
pertentangan respon yang mengarah pada kekecewaan. |
The affective arousal model |
adalah teori motif yang mendasarkan diri pada pembangkita n afeksi, rangsangan atau |
situasi yang dihadapi individu dipasangkan dengan keadaan afeksi individu. Motif |
muncul karena adanya perubahan situasi afeksi individu. McClelland berasumsi |
bahwa setiap orang memiliki situasi-situasi afeksi yang menjadi dasa r dari semua |
Lebih lanjut, McClelland (1977: 28) menjelaskan bahwa perilaku manusia |
sangat berkaitan dengan harapan ( |
). Harapan sese orang terbentuk melalui |
belajar. Suatu harapa n akan selalu mengandung standar keunggulan ( |
). Standar tersebut bisa berasal dari tuntutan orang lain a tau lingkungan |
tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena itu, standar keunggulan dapat merupakan |
kerangka acuan bagi seseorang pada saat ia belajar, mengerjakan suatu tugas, |
memecahkan ma salah maupun mempelajari suatu kecakapan. |
McClelland (1987: 4) mengembangkan teori motivasinya sampai pada |
bentuk-bentuk pengembangan motivasi berprestasi (N-Ac h) yang sangat populer, |
. McClelland berhasil merumuskan ciri – ciri |
ope rasional perilaku individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi dan individu |
dengan motivasi berprestasi rendah. Mereka yang memiliki motivasi tinggi memiliki |
ciri – ciri sebagai berikut: 1) memperlihatkan berba gai tanda aktivitas fisiologis yang |
tinggi, 2) menunjukkan kewaspadaan yang tinggi, 3) berorientasi pada keberhasilan |
dan sensitif terhadap tanda -ta nda yang berkaitan denga n peningkatan prestasi kerja, |
4) memiliki tanggung jawab secara pribadi atas kinerjanya, 5) menyukai umpan balik |
berupa penghargaan dan bukan insentif untuk peningkatan kinerjanya, 6) inovatif |
mencari hal-hal yang baru dan efisien untuk peningkatan kinerjanya. |
Dala m penelitian ini motiva si belajar siswa difokuskan pada motivasi |
berprestasi. Motivasi berprestasi diartikan sebagai dorongan untuk menge rjakan suatu |
tugas dengan sebaik-baiknya be rdasarkan standar keunggulan. Motif berprestasi |
bukan sekada r dorongan untuk berbuat, tetapi juga mengac u pada suatu ukuran |
keberhasilan berdasarkan pe nilaia n terhada p tugas-tugas yang dikerjakan se seorang. |
Motivasi berprestasi merupakan dorongan memperoleh suatu hasil dengan sebaik- |
baiknya agar terc apai perasaan kesempurnaan pribadi. Denga n demikian, perilaku di |
sini berkaitan dengan harapan ( |
). Harapan seseorang terbentuk melalui |
belajar da n selalu mengandung standar keunggulan. Standar tersebut mungkin berasal |
dari tuntutan orang lain atau lingkungan tempat seseorang dibesarkan. Oleh karena |
itu, standar keunggulan me rupakan kerangka acuan bagi individu yang bersangkutan |
pada saat ia belaja r, menjalankan tugas, memecahkan masala h maupun mempelajari |
sesuatu. Ada pun ciri-c iri motivasi berprestasi ada empat, yaitu:1) berorie ntasi pada |
keberhasilan, 2) bertanggung ja wab, 3) inovatif, da n 4) mengantisipadi ke gagalan. |
Kinerja guru dalam kelas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan |
motiva si belajar siswa serta kualitas pembelajara n. Artinya kalau guru yang terlibat |
dalam kegiatan pembelajaran mempunyai kinerja yang bagus, akan mampu |
meningkatkan kualitas pembe lajaran, begitu juga sebaliknya . Hal ini dapat dipaha mi |
karena guru yang mempunyai kinerja bagus dalam kelas a kan mampu menjelaskan |
pelajaran dengan baik, mampu menumbuhkan motivasi belajar siswa dengan baik, |
mampu menggunakan media pembelajaran dengan baik, ma mpu membimbing dan |
mengarahka n siswa dalam pembelajaran sehingga siswa akan me miliki semangat dan |
motiva si dalam be lajar, senang de ngan kegiatan pembelajaran yang diikuti, dan |
merasa mudah memahami materi yang disajikan oleh guru. |
Berdasa rkan deskripsi te ori dan kera ngka pikir di atas dapat dirumuskan |
hipote sis penelitian, ya itu bahwa kine rja guru dalam ke las mempunyai pengaruh |
yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa. |
Dilihat dari segi pendekatan yang digunakan maka penelitian ini merupakan |
penelitian kuantitatif, sedangkan sesuai dengan permasalahan yang diangka t dan tujuan |
penelitian ini, maka penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat ” |
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Muhammadiyah |
Purworejo. Penga mbilan sampel menggunakan |
kelas ya ng ada kemudian diundi untuk menentukan kelas sampel. Berdasarkan hasil |
undian diperole h hasil kelas 8 sebagai kelas sampel, yang terdiri dari kelas A, B dan, |
kelas C. Adapun dari ketiga kela s tersebut diperoleh 130 siswa sebagai sampel penelitia n. |
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket. Angket |
digunakan untuk mengungkap data tentang kinerja guru dan motivasi belajar siswa. |
Angket yang digunakan adala h model a ngket tertutup, artinya responden tinggal memilih |
alternatif ya ng telah disediakan. |
Responden pengumpulan data adalah siswa, baik untuk kinerja guru maupun |
motivasi belajar siswa. Penggunaan siswa sebagai responden untuk pengumpulan data |
kinerja guru dida sarkan pada asumsi bahwa proses pembelajaran dianggap sebagai |
sebagai sebuah produk jasa pendidikan yang harus berorientasi pada kepuasan konsumen |
). Konsumen dalam ja sa pendidikan salah satunya a dalah siswa. |
Siswa dianggap se bagai pihak yang paling banyak mengetahui tentang kinerja guru |
Validitas instrumen dalam penelitian ini digunaka n validitas konstruk ( |
) atau ada juga yang menyebut dengan istilah |
konstruk dilakukan dengan analisis faktor dengan cara menghitung koefisien korelasi (r) |
antara skor butir de ngan skor total. Kriteria ya ng dijadikan dasar untuk melihat va lid |
tidaknya sebuah butir instrumen ada lah dengan melihat besarnya nilai ”r” antara skor |
butir dengan skor total dengan ketentuan, apabila nilai ”r” >0,3 berarti nomor butir |
te rsebut dinyatakan valid (Fernandes, 1984:28). Be rdasarkan ha sil analisis menunjukkan |
bahwa dari 47 butir instrumen 3 butir dinyatakan tidak valid. |
Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan de ngan pengujian |
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai |
sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan, 1982: 106). Berdasarkan |
hasil analisis menunjukkan instrumen dinyatakan valid ka rena memiliki Koefisien |
le bih besar dari 0,7. Instrumen kinerja guru memiliki Koefisien |
instrument motivasi belajar siswa memiliki Koefisien |
Teknik a nalisis data yang digunakan meliputi analisis deskriptif dan analisis |
inferensial. Analisis infere nsial menggunakan korelasi parsial dan regresi ganda. Semua |
proses analisis menggunakan bantuan program |
Hasil Penelitian dan Pembahasan |
Kinerja guru da lam kegia tan pembelajarn di kelas dapat dibedakan menjadi lima |
aspek, yaitu: penguasaan materi pembelajaran, pemahaman terhadap siswa, penguasaan |
pengelolaan pembelajaran, penguasaan strategi pe mbelajaran, dan penguasaa n penilaian |
Berdasa rkan ha sil a nalisis deskriptif, secara umum dapat diketahui bahwa kinerja |
guru IPS SMP Muhammadiya h Purworejo pada umumnya dalam kategori baik (61,5%). |
Sedangkan motivasi belajar IPS siswa SMP Muhammadiyah Purworejo pada umumnya |
dalam kategori tinggi (48,5 %). Berdasarkan tabulasi silang ( |
bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar ya ng sangat tinggi pada umumnya |
berasal dari kelas yang gurunya mempunyai kinerja sangat ba ik (8,7%) dibandingkan |
dengan kelas yang gurunya mempunyai kinerja yang cukup (3,7%). Hasil tersebut |
menunjukkan bahwa kinerja guru mempunyai pe ngaruh yang positif terhadap motivasi |
Berdasa rkan hasil analisis regresi ganda ditemukan koefisien determinan (R |
0,353 yang berarti sekitar 35,3% perubahan-perubahan pada variabel motivasi belajar |
siswa dapat dije laskan oleh kinerja guru. Hasil uji F diperoleh F |
(sig=0,000<0,05). Karena signifikansi lebih kecil 0,05, berarti pengaruh tersebut bersifat |
sangat signifikan. Dengan ka ta lain variabel kinerja guru memberikan sumbangan positif |
yang sangat berarti terhadap motivasi belajar siswa SMP Muhammadiyah Purworejo. |
Semakin ba ik tingka t kinerja guru, khsusunya kinerja dalam kelas akan diikuti naiknya |
Berdasa rkan perhitungan tersebut di a tas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru |
dalam kelas berpengaruh secara signifikan terha dap motivasi belajar siswa SMP |
Muhammadiyah Kabupaten Purworejo. Besarnya sumbangan variabel kinerja guru |
te rhada p motivasi belajar siswa adalah sebesar 33,3%. Dengan demikian hipotesis |
penelitian ya ng menyatakan bahwa: ”Kinerja guru dalam kelas mempunyai pengaruh |
yang positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa” dapat diterima. |
Berdasa rkan pada besarnya nilai koefisie n |
(B) dalam persamaan regresi |
dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh dari masing-masing aspek kinerja guru |
te rhada p motivasi bela jar siswa sec ara berurutan adalah: penguasaan materi pembelajaran |
(0,758), kemampuan mengelola pembelajaran (0,683), pengua saan strate gi pembelajaran |
(0,424), pema haman terhadap karakteristik siswa (0,271), da n penguasaan penilaia n hasil |
belajar siswa (0,216). Hasil terse but menunjukkan bahwa dengan penguasaan guru |
te rhada p materi pembelaja ran da n beragam strategi pembelajan yang sesuai dengan |
karakte ristik materi pembelaja ran se rta karakteristik siswa akan mampu menumbuhkan |
motivasi belajar siswa. Guru yang menguasai materi pembelajaran dengan baik pada |
umumnya akan diikuti dengan kemampuan untuk menguasai beragam stra tegi |
pembelajara n yang lebih menarik sehingga mampu menumbuhkan motiva si belaja r |
Berdasarka n hasil analisis da ta dan pembahasan hasil penelitian dapat diambil |
kesimpulan sebagai be rikut : |
Kinerja guru mempunyai sumbangan yang berarti terhadap motivasi belajar siswa. |
Hal ini dapa t dibuktikan dari : |
Kecenderungan kinerja guru dan motivasi belajar yang hasilnya menunjukkan |
bahwa guru ya ng mempunyai kinerja yang sangat tinggi da n tinggi, mempunyai |
mahasiswa dengan motivasi be lajar sangat tinggi sebe sar 8,7 % dan 7,5 %, |
dibandingkan dengan guru yang kinerjanya cukup hanya mempunyai 3,7 % |
mahasiswa dengan motivasi belajar yang sanga t tinggi. |
Hasil analisis regresi linier antara variabel kinerja guru de ngan motivasi belajar |
siswa (Y) ditemukan koefisien determinan (R |
) = 0,353 yang bera rti ba hwa |
sekita r 35,3% perubahan-perubahan pada variabe l motiva si be lajar siswa dapat |
dijelaskan oleh kinerja guru dalam kelas yang meliputi aspek penguasaan ma teri |
), pemahaman terhadap siswa (X |
), penguasaan pengelolaan |
), penguasa an strategi pembelajaran (X |
penilaian hasil bela jar siswa (X |
). Hasil uji F diperoleh nilai F = 13,508 (sig = |
0,000 < 0,05). Hasil uji F ini menunjukkan bahwa pengaruh atau sumba ngan |
kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa sangat signifikan (bermakna). |
Aspek penguasaan materi pembelajaran mempunya i pengaruh terbesar dibandingkan |
aspek-aspek kinerja guru yang lain. Hal ini da pat dilihat pada besarnya nilai |
(B) dalam persamaan regre si ya ng menunjukka n bahwa besarnya |
pengaruh dari masing-masing aspek kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa |
secara be rurutan adalah: penguasaan materi pembelajaran (0,758), kemampuan |
mengelola pembelajaran (0,683), penguasaan strate gi pembelajaran (0,424), |
pemahaman terhadap karakteristik siswa (0,271), dan penguasaan penilaian hasil |
Berdasa rkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran-saran seba gai berikut : |
Karena penguasaan ma teri pembelajaran mempunyai korelasi yang sanga t signifikan |
terhadap motivasi belajar siswa, maka pe rlu ditumbuhkembangkan semangat untuk |
menambah pengetahuannya tentang ke IPS-an, baik melalui peluang studi lanjut |
maupun perke mbangan IPTEK melalui sumbe r-sumber belajar yang tersedia. |
Karena kemampuan strategi pembelajaran merupakan aspek terbesar kedua |
pengaruhnya te rhadap motivasi belajar siswa maka guru sebaiknya perlu menguasai |
beragam strategi pembelajaran IPS yang sesuai dengan ka rakateristik ma teri |
pembelajara n IPS serta peserta didik. |
Cruickshank, D.R. (1990). |
Research that informs teachers and teacher educators |
Bloomington: Phi Delta Kappa Educational Foundation |
Mengangkat citra dan martabat guru |
. Yogyakarta: Adicita Karya |
Hasil rapat kerja nasional depdikbud tahun 1991 |
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). |
Pengembangan perangkat penilaian kinerja |
. Ja karta: Ditjen Dikti, Ba gian Proyek P2TK |
. Jakarta: National Education |
Pla nning, Evaluation and Curricuoum Development |
Kane, J.S. (1986). Pe rformance distribution assessment. Dalam Berk, R.A. (Eds). |
(pp. 237-273). Baltimore: The Johns Hopkins University |
Kaplan, R.M, & Saccuzzo, D.P.(1982). |
Psychologic al testing:Principles, application, |
Monterey : Brooks/Cole Publishing Company |
Kirkpa trick, D.L. (1998). |
Evaluating training programs: The four levels |
Francisc o: Berrett-Koehler Publisher, Inc. |
Pengembangan motivasi berpre stasi |
. Jakarta: Pusat Produktivitas |
Nasional. Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. |
. New York: Mc Millan Publishing Co. |
Muhammad Arifin Ahmad. (2004). |
Kinerja guru pembimbing se kolah menengah umum |
Disertasi doktor, tidak diterbitkan. Universitas Negeri Jakarta. |
Dasar-dasar proses belajar mengajar |
Kualitas dan profesionalisme guru |
. artikel dia mbil pada tangga l 4 |
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/102/15/ |
Educational psychology , developing learners.(4 |
PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pe ndidikan |
SPSS statistik multivariat |
. Jakarta: PT Elex Media Komputindo |
Metode penelitian administrasi . |
Suryadi Prawirosentono. (1999). |
Kebijakan kinerja karyawan, kiat membangun |
organisasi kompetititif menjelang perdagangan bebas |
UU Nomor 14 ta hun 2005 tentang Guru dan Dosen |
Wolfolk A.E. & Nicolic h, Cune L. (1984). |
Educ ational psychology for teachers. |
Englewood Cliffs : Prentice Hill Inc. |