Dari 4.250 masyarakat Kota Serang yang buta aksara, sejak 2011 sampai 2013, Pemkot Serang sudah memberantas 3.800 orang. Saat ini masih ada sekira 450 orang yang mengalami buta aksara. Dari jumlah itu, mayoritas masyarakat buta aksara terdapat di Kecamatan Kasemen.
Kepala Seksi Pendidikan Aksara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Serang Ahmad Nuri mengatakan, berdasarkan sensus yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Banten pada 2011, ada 4.250 orang yang buta aksara. “Sekarang sisanya tinggal 450 orang,” ungkap Nuri usai menghadiri peringatan Hari Aksara Internasional ke-49 Kota Serang di gedung Korpri, Senin (1/12/2014).
Nuri mengatakan, masih banyaknya masyarakat yang buta aksara di Kecamatan Kasemen lantara jumlah Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di sana hanya dua unit. Mayoritas jumlah masyarakat yang buta aksara adalah perempuan dengan usia 15-59 tahun. “Anggaran untuk pengentasan buta aksara masih minim yakni Rp150 juta, itu diperuntukkan bagi para tutor dan penyelenggara yakni PKBM dan PKK,” kata Nuri.
Nuri mengungkapkan, selama ini, minat masyarakat untuk mengikuti PKBM cukup bagus sehingga tidak ada kesulitan bagi Dindikbud untuk merekrut dan mendata masyarakat yang buta aksara. “Kami akan identifikasi warga belajar, kemudian diverifikasi, baru proses pembelajaran yang akan diserahkan kepada tutor,” terang Nuri.
Ia mengatakan, selama ini, buta aksara disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah urbanisasi dan proses pembelajaran yang sebentar, yakni tiga sampai enam bulan. Namun, selama ini, mayoritas peserta PKBM sudah mahir saat proses pembelajaran rampung. “Dasarnya calistung (membaca menulis berhitung-red) atau keaksaraan fungsional. Setelah itu, keaksaraan usaha mandiri, yakni kami memberikan keterampilan kepada para peserta agar mereka mandiri menuju sejahtera,” tutur Nuri. (Fauzan Dardiri)
http://www.radarbanten.com/read/berita/10/24831/450-Warga-Kota-Serang-Masih-Buta-Aksara.html