Alizar Hasan [Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas].
Abstrak
Berdasarkan pada resource-based view (RBV),sebuah organisasi merupakan kombinasi dari sumberdaya dan kemampuan. Teknologi informasi merupakan sumber daya dalam organisasi. Implementasi dari teknologi informasi, seharusnya mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja dari organisasi. Banyak penelitian yang telah dilakukan, membuktikan bahwa teknologi informasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja. Namun, beberapa penelitian menemukan lain.
Sebagaimana kita ketahui, impelementasi dari TI mebutuhkan biaya yang tinggi. Banyak organisasi menghabiskan biaya yang tinggi untuk investasi TI. Tentu Saja hal itu diiringi ekspektasi bahwa implementasi TI Dapat meningkatkan kinerja organisasi mereka.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah melihat hubungan antara kemampuan TI dengan kinerja bank umum yang terdapat di Sumatera Barat. Terdapat 4 variabel TI, yaitu: IT object, IT connectivity, IT operation, and IT knowledge. Teknologi informasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap kiinerja bank karena tidak semua variable teknologi informasi memliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja bank. IT object, IT connectivity mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja. IT Operation dan IT knowledge tidak mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap kinerja bank.
Keywords: Teknologi Informasi, Kinerja, resource-based
- 1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang dibanding waktu dulu, misalnya yang terdapat pada bidang komunikasi. Perkembangan pengolahan data merupakan salah satu pengaruh dari teknologi komunikasi tersebut. Berbagai macam alat komunikasi sekarang ini sudah banyak macamnya seperti internet, telpon seluler, dsb. Penggunaan teknologi informasi (TI) dalam organisasi bisnis terus mengalami pertumbuhan yang pesat sejak organisasi bisnis tersebut menggunakan komputer untuk kebutuhan pemrosesan data. Hal ini didukung dengan timbulnya pemahaman umum bahwa penggunaan TI dalam organisasi akan mengurangi berbagai biaya akibat adanya efisiensi serta bahwa keberadaan TI akan membuat organisasi yang memilikinya akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing. Banyak perusahaan-perusahaan atau organisasi bisnis mengeluarkan biaya investasi yang besar untuk pembelian perangkat TI.
Dari tahun 1996 sampai 2000 saja, perusahaan-perusahaan Amerika Serikat membelanjakan hampir 2 trilyun dolar pada hardware dan software untuk mengejar peningkatan efisiensi, produktifitas yang lebih tinggi dan penguatan laba. (Stiroh, 2001 dalam Ardianti, 2006). Besarnya investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut tentunya diikuti pula dengan besarnya ekspektasi akan hasil yang dapat diperoleh atas investasi tersebut. Investasi yang besar, diharapkan akan membawa peningkatan yang besar terhadap kinerja atau produktifitas bagi organisasi.
Namun demikian, dinyatakan bahwa organisasi bisnis yang merupakan top performer di Amerika Serikat adalah organisasi bisnis yang tergolong hemat dalam melakukan belanja perangkat TI. Studi yang dilakukan oleh Forrester Research dalam Maholtra (2005) menemukan bahwa perusahaan dengan performa terbaik yang diukur dengan pendapatan, Return on Assets (ROA) dan pertumbuhan cash flow memiliki belanja TI yang lebih rendah dari rata-rata perusahaan lain. Penelitian Collins dalam Maholtra (2005) pada perusahaan Amerika Serikat dengan performa terbaik selama 30 tahun menghasilkan temuan yang serupa. Temuan tersebut menjadi bertolak belakang dengan sejumlah penelitian, seperti yang dilakukan oleh Barua, Kriebel & Mukhopadhyay (1991), Brynjolfsson dan Hitt (1994), ataupun Sircar, Turnbow & Bordoloi (2001) yang membuktikan adanya hubungan positif antara investasi perusahaan pada TI dengan kinerja. Namun tidak bertolak belakang dengan sejumlah penelitian lainnya yang gagal membuktikan adanya hubungan antara TI dengan kinerja atau produktifitas. Hal ini menyisakan pertanyaan apakah teknologi informasi sungguh dapat memberikan manfaat bagi kinerja perusahaan?[Ardianti, 2006, hlm 72].
Penggunaan teknologi informasi di Industri perbankan merupakan suatu keharusan. Penggunaan Teknologi tersebut seharusnya mampu memenuhi kebutuhan Internal yakni kecepatan proses pelayanan nasabah, kecepatan informasi/pelaporan untuk bahan pengambilan keputusan selanjutnya dan juga penghematan biaya karena berkurangnya tenaga pelaksana. Kebutuhan ekstemal yang seharusnya mampu dipenuhi berupa kelancaran pelaporan kepada pihak terkait misalnya Bank Indonesia, Departemen Keuangan RI serta tentunya yang paling penting adalah kepuasan dari konsumen, sehingga dampak akhir dari penggunaan teknologi yakni adanya perbaikan kinerja secara keseluruhan. Penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada pengaruh dari perkembangan teknologi (teknologi informasi) terhadap kinerja di Bank, mengingat pemakaian teknologi informasi di Bank sudah cukup lama.
Pada bank BNI misalnya, yang telah menggunakan teknologi Informasi sejak pertengahan tahun 1960-an dengan pemakaian komputer mainframe IBM generasi pertama pada Kantor Besar Bank BNI di Jakarta. Penelitian dilakukan pada kurun waktu 10 tahun yakni sejak tahun 1986 sampai dengan tahun 1995. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi oleh Bank BNI untuk mendukung kegiatan operasinya belum mempunyai pengaruh terhadap pencapaian produktivitas total, yakni hanya mempunyai kontribusi sebesar 14 %. Jika dihubungkan dengan faktor lain selain teknologi temyata faktor produktrvrtas biaya dana mempunyai pengaruh (r = 0.81) dan kontribusi yang besar terhadap pencapaian produktivitas Bank BNI selama ini yakni sebesar 66 %. Penggunaan teknologi temyata hanya mempunyai pengaruh terhadap naiknya pendapatan Bank BNI tetapi tidak terhadap tingkat produktrvttas, hal ini berarti bahwa pendapatan yang diterima Bank BNI meningkat seiring dengan adanya penggunaan teknologi tetapi disatu pihak biaya-biaya operasi yang seharusnya bisa dihemat dengan adanya teknologi temyata masih besar, termasuk biaya dalam penggunaan teknologi tersebut. Secara keseluruhan kondisi diatas ,menggambarkan bahwa teknologi yang dimiliki Bank BNI selama ini belum didayagunakan secara optimal. [Zainal Arifin, 2006, hlm 4].
Saat ini di kota-kota besar sudah sangat jarang menggunakan uang tunai dalam transaksi pembayarannya. Mereka telah memanfaatkan layanan perbankan modern. Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat dilakukan. Institusi perbankan dan keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi, bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa mereka kepada pelanggan mereka.
Penelitian ini dilakukan pada bank umum yang di Sumatera Barat. Daerah Sumatera Barat merupakan salah satu daerah yang sudah cukup maju di Indonesia. Di daerah ini terdapat beberapa kota besar yang telah memiliki lembaga perbankan. Jumlah bank umum, baik bank umum pemerintah dan swasta didaerah ini yang tercatat pada BPS kota Padang tahun 2007 adalah sebanyak 68 kantor cabang.
Bank-bank tersebut telah memiliki teknologi informasi, namun teknologi informasi yang digunakan belum optimal. Hal ini terlihat dari masih terdapatnya bank di daerah ini yang masih menggunakan sistem komputer tahun 1960-an. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat seberapa besar pengaruh penggunaan TI terhadap kinerja dari bank, Mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan untuk mendapatkan TI terbaru.
2. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa langkah yang dilakukan agar penelitian lebih lebih terarah. Langkah awal dalm penelitin ini adalah survei pendahuluan yaitu mencari jumlah dan jenis dari bank yang terdapat di area Sumatra Barat. Langkah tersebut dilakukan dengan mengunjungi BPS kota Padang. Kemudian dilakukan studi literatur untuk mendapatkan teori pendukung dan konsep-konsep yang akan digunakan dalam menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. Tahap selanjutnya dirumuskan permasalahan dan menetapkan tujuan penelitian yang akan dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen, karena peneliti tidak memberi perlakukan (kontrol) terhadap subjek penelitian. Penelitian non-eksperimen menurut pola-pola atau sifat penelitian dapat dibedakan atas penelitian kasus, penelitian kausal komparatif, penelitian korelasi, penelitian historis, dan penelitian filosofis.
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena bertujuan menguji pengaruh atau korelasi diantara beberapa variabel penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kemampuan teknologi informasi terhadap kinerja. Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka penelitian ini termasuk penelitian penjelasan (explanatory research).
Analisis regresi yang dipakai untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel-variabel yang terdapat dalam pembelajaran organisasi terhadap kinerja yang dihasilkan oleh bank. Regresi yang dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 13.0. pengujian statistik yang dilakukan dalam pengolahan data ini yaitu: Uji linearitas, Uji heterokedastisitas, dan Uji kenormalan. Setelah diperoleh hasil penelitian, maka selanjutnya dilakukan analisis hasil yang diperoleh dan pengambilan kesimpulan serta saran yang diberikan pada penelitian.
3. Hasil dan Pembahasan
3.1 Uji Independensi Data Demografi Responden Terhadap Jawaban Pernyatan yang Diberikan
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah data demografi responden berpengaruh terhadap jawaban pernyataan yang diberikan. Data umum responden ini terdiri dari 6 atribut pertanyan yaitu: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jabatan, lama berkerja, dan lama bank berdiri. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0. Pengujian yang dipilh adalah pengujian komparatif dua sampel yaitu Test U Mann-Whitney baik untuk variabel teknologi informasi maupun variabel kinerja. Ini dikarenakan Mann-Whitney U test merupakan salah satu statistik non parametrik yang dipergunakan untuk menguji dua variabel yang independen yang diambil dari populasi yang sama (Rangkuti, 1997). Dari hasil pengolahan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0 didapatkan kesimpulan bahwa tidak satupun dari atribut tersebut yang mempengaruhi jawaban pernyataan yang diberikan. Berikut output yang dihasilkan dengan menggunakan sofware SPSS 13.0. Berikut ini output untuk data jenis kelamin responden.
Tabel 1. Hasil Pengujian Hipotesis Pengaruh Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Jawaban Dari Pernyataan yang Diberikan
No |
NILAI SIGNIFIKANSI |
Nilai Probabilitas |
|
1 |
0.384 |
0.05 |
Nilai X2 tabel = 0.05. Nilai X2 hitung yang didapatkan dari pengolahan adalah 0,384. Hal tersebut memperlihatkan nilai X2 tabel < X2 hitung, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data jenis kelamin responden tidak mempengaruhi jawaban dari pernyataan yang diberikan.
Uji Validitas Kuesioner
Uji ini dlakukan untuk menguji sah atau valid tidaknya kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 13.0, dengan menggunakan uji Confirmatory Faktor Analysis, pengujian ini dilakukan apakah pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan tersebut dapat mengkonfirmasikan sebuah variabel. Syarat dapat dilakukannya faktor analisis ini adalah nilai dari Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequaci harus > 0.50.
Tabel 2. Hasil uji validitas quesioner
Item |
Factor Loading |
|||
F 1 |
F 2 |
F 3 |
F 4 |
|
IT objectX31
X32 X33 X34 X35 |
0,829 0,653 0,643 0,603 0,597 |
0,033 -0,098 0,209 0,389 0,216 |
0,188 0,338 0,178 -0,086 0,204 |
0,054 0,253 0,136 0,084 0,126 |
IT ConnectivityX12
X21 X26 |
0,195 -0,040 0,357 |
0,741 0,710 0,684 |
0,156 0,187 0,040 |
0,126 0,159 0,009
|
IT OperationX13
X22 X23 X24 |
0,273
0,158 0,109 0,62 |
0,059
0,117 0,388 0,401 |
0,750
0,738 0,519 0,490
|
-0,025
0,164 0,400 0,169 |
IT knowledgeX11
X14 X25 |
0,205
0,158 0,024 |
-0,042
0,243 0,150 |
0,049
0,008 0,292
|
0,764
0,700 0,649 |
KMO (0,830)Bartlett’s test of sphericity (.000)
Percentage Variance Explained Eigenvalues |
32,54
4,885 |
9,440
1,416
|
8,546
1,282 |
7,180
1,077 |
3.2 Uji Reliabilitas Kuesioner
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika kawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian ini dilakukan dengan program SPSS 13.0.
Jika nilai Cronbach’s Alpha adalah 0,6 atau lebih, maka kuesioner dinyatakan telah baik untuk mengukur gejala yang ingin diukur (Riduwan, 2004).
A. Uji Reliabilitas Kuesioner Kemampuan Teknologi Informasi
Berikut ini pengujian reliabilitas kuesioner kemampuan Teknologi Informasi untuk kriteria IT Object.
Tabel 3. Hasil Uji Reabilitas Quesioner
Construct |
Variables |
Number of items |
Cronbach’s alpha |
Kemampuan teknologi informasi | X1X2
X3 X4 |
5 3 4 3 |
0,772 0,677 0,705 0,612 |
KinerjaBank | Y |
4
|
0,877 |
Nilai koefisien keandalan hasil perhitungan berada dalam range 0.612 s/d 0,877 dimana nilai-nilai tersebut >0,6, maka dapat disimpulkan bahwa pertanyaan untuk kuesioner kemampuan teknologi informasi dan kinerja bank telah reliabel.
3.4 Statistik Deskriptif
Berikut adalah tabel statistika deskriptif.
Tabel 4.Mean Value and Standard Deviation
Variables |
Mean |
Std. Deviation |
X1X2
X3 X4 |
4.39 4.38 4.29 4,33 |
0,51 0,46 0,50 0,47 |
Y |
3.93 |
0,72 |
Rata-rata data dari variable kemampuan teknologi informasi berada pada range 0,429 s/d 4.39 dengan standar deviasi antara 0.46 s/d 0,51. Rata-rata tertinggi sebesar 4.39 yang berada pada variabel IT object. Rata-rata data dari variabel kinerja dalah 3.93 dengan standar deviasi adalah 0.72. Pola dari standar deviasi dari data menunjukkan bahwa data tersebar secara heterogen.
3.4 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan teknologi informasi dengan kinerja dari bank. Pada bagian ini akan dilakukan perhitungan dengan menggunakan software SPSS 13.0. Data yang akan digunakan dalam analisis regresi ini adalah seluruh data yang diperoleh dari jawaban kuesioner responden secara keseluruhan karena berdasarkan perhitungan uji pengaruh karakteristik responden, faktor demografi tidak mempengaruhi jawaban responden. Berikut ini hasil pengolahan analisis regresi teknologi informasi dengan kinerja bank:
Tabel 5. Hasil Analisis Regresi quesioner
Dependen Variabel
|
Independen Variabel |
Beta (β) |
Y |
|
0,293**0,179*
-0,131 .0,105 |
R2 .0,152Adjusted R2 0,134
Sig F. 000 |
||
Note.Significant levels *** p<.01;**p <.05; * p <.10
Tabel 6. Keputusan Hasil Regresi Kemampuan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Total Bank |
Hipotesis | Keputusan |
H1 : Semakin tinggi kemampuan teknologi informasi pada bank umum Sumatera Barat akan menyebabkan semakin tingginya kinerja dari bank
H1.1: Semakin tinggi IT object pada bank umum Sumatera Barat akan menyebabkansemakin tingginya kinerja dari bank.
H1.2: Semakin tinggi IT connectivity pada bank umum Sumatera Barat akan menyebabkab semakin tingginya kinerja dari bank.
H1.3: Semakin tinggi IT Operation pada bank umum Sumatera Barat akan menyebabkab semakin tingginya kinerja dari bank.
H1.4: Semakin tinggi IT Knowledge pada bank umum Sumatera Barat akan menyebabkab semakin tingginya kinerja dari bank. |
Terima secara partial
Terima
Terima
Tolak
Tolak |
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan yang dilakukan sebelumnya, maka diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bank umum yang terdapat di Sumatera Barat pada umumnya telah memiliki dimensi-dimensi kemampuan teknologi informasi. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai atau skor rata-rata yang semuanya berada diatas nilai tengah atau median. Untuk dimensi IT Object, didapatkan nilai rata-rata sebesar 4,39., untuk IT Connectivity sebesar 4,38, untuk IT Operation sebesar4,29 dan untuk IT Knowledge sebesar 4,33.
2. Kinerja total bank umum yang terdapat disumatera barat pada umumnya telah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata yang didapat yaitu sebesar 3,93 yang berada diatas nilai tengah atau median dengan standar deviasi 0,72.
3. Kemampuan teknologi informasi memiliki pengaruh secara parsial terhadap kinerja total bank umum yang ada di Sumatera Barat. Hal tersebut terjadi karena tidak semua dimensi-dimensi keapuan teknologi informasi mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja total bank. Dimensi-dimensi kemampuan teknologi informasi yang mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja total bank adalah dimensi IT Object dan IT Connectivity, dengan nilai signifikansi yang didapatkan sebesar 0,01 dan 0,063. Dimensi teknologi informasi yang tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja bank adalah IT Operation dan IT Knowledge. Dimensi-dimensi tersebut membutuhkan suatu mediasi agar dapat meningkatkan kinerja dari bank umum di Suatera Barat.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Agar penelitian selanjutnya dapat menggunakan suatu mediasi dalam menganalisis pengaruh kemampuan teknologi informasi terhadap kinerja total bank.
2. Agar penelitian selanjutnya dapat dilakukn terhadap seluruh bank yang ada di Indonesia.
3. Untuk mempermudah proses pengambilan data, hendaknya pembagian dan pengisian kuesioner dapat dilakukan dengan sistem online.
. Daftar Pustaka