(Studi Korelasi Pada Wanita Usia Menopause Anggota LLI Jawa Barat)
Oleh Ivan Rivan Firdaus [Program Studi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Pendidikan Olahraga Dan esehatan,Universitas Pendidikan Indonesia].
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh isu-isu yang berkembang tentang dampak negatif yang ditimbulkan oleh usia menopause, dari pengertian olahraga kesehatan timbulah anggapan baru bahwa untuk mencegah dan bahkan menghindari dampak negatif dari usia menopause haruslah dengan melakukan olahraga. Tetapi belum ada data pasti seberapa besar aktivitas olahraga dapat memberikan dampak/kontribusi terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukanlah penelitian ini dengan sampel wanita usia menopause anggota Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat sebanyak 30 orang. Dengan menggunakan pendekatan korelasional, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik olahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause dengan kontribusi sebesar 13 %. Hasil temuan lainnya adalah bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara alasan berolahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause dengan kontribusi sebesar 33,3 %. Rekomendasi dari penelitian ini adalah bahwa untuk mencapai derajat sehat sempurna di usia menopause haruslah memperhatikan faktor lainnya selain faktor olahraga, seperti asupan gizi, gaya hidup dan lingkungan.
Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri, dalam menjalani kehidupan kita harus menerima dan mengikuti kedinamisannya. Dinamis dalam hal ini berarti terus bergerak sesuai dengan jalannya masing-masing ke arah yang sebelumnya belum pernah dialami. Manusia yang dalam hal ini sebagai makhluk Allah Swt, harus bisa menerima ketika usianya kian bertambah tua, yang berarti juga bahwa manusia tersebut secara biologis sudah menurun fungsi alat tubuhnya. “Proses penuaan ini adalah fakta kehidupan yang akan memburu semua orang, bahkan semua makhluk di Dunia” (Kusmaedi, 2009:35).
Begitu juga dengan seorang wanita, ketika usia biologisnya sudah mencapai usia menopause maka harus diakui bahwa mereka sudah masuk ke dalam gerbang kedewasaan yang kedua, seperti yang diungkapkan Sheehy (Tagliaferri et al. 2006:5) bahwa “Menopause adalah gerbang bagi kedewasaan kedua kita (wanita,penulis)”. Disebut kedewasaan kedua karena ketika menjelang, saat dan sesudah menopause seorang wanita akan merasakan bahwa mereka sudah benar-benar mengalami hal kompleks dalam kehidupannya, seperti tidak ada lagi masa-masa indah saat mengandung anak dan melahirkannya, serta yang paling khas adalah tentu saja berhentinya siklus menstruasi mereka, selain itu disaat yang bersamaan kemampuan mereka secara fisik maupun psikis semakin menurun. Hal ini dipengaruhi oleh fungsi alat tubuhnya yang semakin menurun juga, seperti berhentinya aktivitas folikel yang salah satu dampaknya menyebabkan berkurangnya produksi hormon kewanitaan mereka yaitu hormon estrogen dan progesteron.
Perubahan kondisi fisik dan psikis yang terjadi saat menjelang dan ketika menopause sebagian besar merupakan perubahan ke arah penurunan kualitas atau kemunduran yang memburuk, namun proses kecepatan penurunannya tergantung dari kondisi masing-masing individu, hal itu pula lah yang menyebabkan terjadinya variasi kecepatan terhadap individu yang berbeda. Salah satu upaya untuk menghambat atau bahkan menghindari proses buruk tersebut adalah melalui upaya pemeliharaan atau penjagaan kesehatan. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas olahraga yang teratur dan dengan dosis yang benar.
Jenis olahraga yang dimaksud di sini adalah olahraga kesehatan, yaitu “suatu bentuk kegiatan olahraga untuk tujuan kesehatan” (Giriwijoyo, 2007:33). Sifat atau ciri umum olahraga kesehatan yang terdiri dari massal, mudah, murah, meriah, manfaat dan aman memungkinkan pelakunya untuk mendapatkan manfaat yang kompleks, yaitu mereka tidak saja akan mendapatkan kesehatan secara fisik tetapi juga akan mendapatkan kesehatan secara psikis. Hal ini tentu saja sangat berkaitan erat dengan kondisi seseorang saat dalam usia menopause, seperti yang telah di jelaskan di atas bahwa saat usia menopause seseorang akan mengalami kemunduran ke arah yang lebih buruk secara kesehatan. Kondisi yang dimaksud adalah rentannya terkena gangguan yang diakibatkan oleh karena menurunnya pembentukan hormon-hormon kewanitaan seperti osteoporosis (pengeroposan tulang), keluhan organ reproduksi, kenaikan berat badan, hipertensi, masalah psikologis dan keputihan (Indarti, 2005:28-34).
Aktivitas olahraga berkaitan dengan usia menopause salah satunya diungkapkan oleh Kumalaningsih (2008:13) bahwa “olahraga berkaitan erat dengan penyakit-penyakit akibat menopause”. Dari ungkapan tersebut dapat juga diartikan bahwa dengan berolahraga akan berpengaruh terhadap kesembuhan atau terhindarnya dari gangguan yang diakibatkan oleh usia menopause seperti yang diungkapkan sebelumnya. Lebih jauh mengenai keterkaitan olahraga dengan penyakit-penyakit akibat menopause Kumalaningsih (2008:13) kembali mengungkapkan bahwa “Dengan olahraga semua enzim dan hormon akan aktif secara teratur, bila hormon dan enzim aktif maka aktivitas dalam tubuh akan menjadi tidak terganggu”. Hal inilah yang membuat penulis yakin bahwa aktivitas olahraga yang teratur dan dengan dosis yang benar sangat harus dilakukan oleh semua orang, khusus dalam hal ini terutama bagi para wanita baik itu ketika remaja, maupun khususnya ketika usia menopause. Namun yang sering terjadi di lapangan, penurunan kondisi baik secara fisik maupun psikis terkadang menimbulkan masalah bagi seseorang dalam kaitannya untuk beraktivitas, termasuk aktivitas olahraga yang dalam hal ini harus terjaga intensitas dan frekwensinya. Hal itu berlaku bagi hampir setiap individu, tidak terlepas dari masa lalu orang yang bersangkutan ketika masih muda, apakah dia seorang yang kurang akrab dengan kegiatan keolahragaan atau apakah dia seorang yang akrab dengan kegiatan keolahraga.
Tidak ada data pasti yang menyebutkan bahwa wanita usia menopause teratur melakukan olahraga, padahal dengan terjaganya keteraturan aktivitas olahraga dapat menjaga kesehatan mereka, tidak terkecuali ketika usianya semakin bertambah seperti yang diungkapkan di atas tentang kaitannya dengan usia menopause. Mengenai manfaat olahraga, Giriwijoyo dan Komariah (2007:16) lebih jauh menjelaskan bahwa “Olahraga merupakan alat untuk merangsang perkembangan fungsional jasmani, rohani dan sosial”. Dari kutipan tersebut maka kita dapat mengetahui betapa pentingnya aktivitas olaharaga bagi kita, karena ternyata dengan berolahraga maka akan mengembangkan fungsi jasmani kita yang dalam hal ini berkaitan dengan kebugaran dan kesehatan secara fisiologis, fungsi rohani yang dalam hal ini berkaitan dengan kesehatan kita secara psikologis, dan fungsi sosial yang dalam hal ini berkaitan dengan interaksi kita di lingkungan.
Kota Bandung dewasa ini sudah menjadi salah satu Kota sibuk di Indonesia, dimana orang-orang di dalamnya terkadang lebih berorientasi pada pekerjaan atau kariernya. Terkadang gaya hidup sehat terlupakan oleh karena kesibukan mereka dalam menjalankan karier, termasuk diantaranya aktivitas olahraga yang seharusnya tetap terjaga. Bahkan orang yang ketika masih muda rajin berolahraga terkadang menelantarkan kebiasaannya ketika usia mereka beranjak tua, padahal justru khususnya bagi seorang wanita di usia menopause, aktivitas olahraga harus tetap dilaksanakan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat merupakan sebuah lembaga yang berada di Kota Bandung yang mewadahi kegiatan para lansia termasuk di dalamnya aktivitas olahraga yang rutin dilakukan oleh anggotanya. Sebagian besar anggotanya adalah merupakan wanita yang berada pada usia menopause (45 – 60 tahun), oleh karena itu sangat cocok dengan sampel yang akan diteliti oleh penulis untuk kepentingan penelitian ini, yaitu ingin mengetahui hubungan dan dampak olahraga terhadap kondisi kesehatan mereka. Karena hal tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.
Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan serta dampak antara karakteristik olahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause; (2) Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang positif dan signifikan serta dampak antara alasan berolahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause.
Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian korelasional, hal ini ditentukan dengan memperhatikan masalah yang akan diteliti dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu ingin mengetahui hubungan dan dampak olahraga terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause. Mengenai metode penelitian korelasional, Lutan (2001:10.2) mengatakan bahwa “Penelitian korelasional menjelaskan derajat hubungan antara dua atau lebih variabel kuantitatif, dan derajat hubungannya dinyatakan dengan koefisien korelasi”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasinya adalah wanita usia menopause anggota Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat sebanyak + 150 orang (saat penelitian berlangsung) dengan sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari wanita usia menopause anggota Lembaga Lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat, dengan penghitungan 20% dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampelnya dilakukan dengan purposive sampling, yaitu “teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Dalam hal ini pertimbangan yang dimaksud adalah wanita usia menopause.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel adalah angket tertutup dengan menggunakan skala likert. Sebelum dijadikan sebagai instrumen penelitian, angket yang dibuat oleh penulis sendiri ini diujicobakan kepada sampel uji coba sebanyak 30 orang wanita usia menopause yang berolahraga di lapangan Pajajaran dan di sekitar lapangan Gasibu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari butir-butir soal yang ada dalam angket tersebut. Dalam pengujian validitas penulis menggunakan penghitungan dengan cara menghitung daya pembeda dari 27% kelompok jawaban tinggi dan 27% kelompok jawaban rendah, dengan kriteria thitung > ttabel = valid, sedangkan thitung < ttabel = tidak valid. Hasilnya didapatkan 56 butir soal valid dari 68 butir soal yang dibuat. Sedangkan Uji reliabilitas dilakukan dengan uji koefisien korelasi. Hasilnya didapatkan nilai rhitung (0,83) > rtabel (0,374) yang artinya instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang signifikan.
Hasil Penelitian dan Diskusi Penemuan
Dari hasil penghitungan dan pengolahan data secara statistik dan dengan bantuan program SPSS for Window didapatkan hasil sebagai berikut :
- Perolehan Skor Masing-Masing Sampel
Tabel 1
Perolehan Skor Masing-Masing Sampel
No. Sampel |
Skor |
|||||||||||
Karakteristik Olahraga |
Alasan Berolahraga |
Kondisi Kesehatan |
||||||||||
Keteraturan |
Kesesuaian |
Beban |
Intensitas |
Bebas Stress |
Total |
Kebugaran |
Fungsi Organ |
Kecantikan |
Terhindar Penyakit |
Total |
||
1 |
100 |
77,8 |
100 |
100 |
93,3 |
92,9 |
100 |
83,3 |
100 |
100 |
97 |
90,1 |
2 |
83,3 |
100 |
100 |
100 |
100 |
97,6 |
77,8 |
66,7 |
88,9 |
88,9 |
81,8 |
86,4 |
3 |
100 |
55,6 |
100 |
66,7 |
86,7 |
80,9 |
100 |
100 |
88,9 |
100 |
97 |
88,9 |
4 |
66,7 |
100 |
50 |
100 |
100 |
88,1 |
88,9 |
100 |
88,9 |
100 |
93,9 |
100 |
5 |
100 |
77,8 |
100 |
66,7 |
100 |
90,5 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
95 |
6 |
100 |
88,9 |
100 |
66,7 |
86,7 |
88,1 |
88,9 |
100 |
100 |
100 |
97 |
91,4 |
7 |
100 |
77,8 |
66,7 |
33,3 |
66,7 |
69 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
91,4 |
8 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
88,9 |
100 |
97 |
88,9 |
9 |
100 |
77,8 |
100 |
100 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
95 |
10 |
83,3 |
77,8 |
100 |
66,7 |
100 |
88,1 |
77,8 |
100 |
100 |
100 |
93,9 |
88,9 |
11 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
77,8 |
100 |
93,9 |
92,6 |
12 |
100 |
55,6 |
100 |
100 |
100 |
90,5 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
93,8 |
13 |
100 |
77,8 |
100 |
100 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
14 |
100 |
77,8 |
100 |
100 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
95 |
15 |
100 |
100 |
100 |
66,7 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
95 |
16 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
85,1 |
17 |
100 |
100 |
66,7 |
100 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
88,9 |
88,9 |
93,9 |
91,4 |
18 |
66,7 |
77,8 |
100 |
66,7 |
100 |
85,7 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
93,8 |
19 |
100 |
100 |
66,7 |
100 |
100 |
95,2 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
91,4 |
20 |
66,7 |
77,8 |
100 |
66,7 |
93,3 |
83,3 |
77,8 |
100 |
77,8 |
100 |
87,9 |
86,4 |
21 |
100 |
100 |
83,3 |
100 |
100 |
97,6 |
100 |
83,3 |
88,9 |
100 |
93,9 |
93,8 |
22 |
66,7 |
100 |
83,3 |
100 |
86,7 |
88,1 |
77,8 |
100 |
100 |
100 |
93,9 |
91,4 |
23 |
66,7 |
77,8 |
100 |
100 |
86,7 |
85,7 |
100 |
66,7 |
100 |
55,6 |
81,8 |
82,7 |
24 |
83,3 |
44,4 |
66,7 |
100 |
93,3 |
78,6 |
77,8 |
66,7 |
88,9 |
77,8 |
78,8 |
77,8 |
25 |
100 |
77,8 |
66,7 |
100 |
86,7 |
85,7 |
88,9 |
100 |
77,8 |
88,9 |
87,9 |
88,9 |
26 |
100 |
66,7 |
100 |
100 |
100 |
92,9 |
55,6 |
100 |
100 |
100 |
87,9 |
90,1 |
27 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
86,4 |
28 |
100 |
88,9 |
100 |
100 |
100 |
97,6 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
95 |
29 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
30 |
33,3 |
100 |
66,7 |
100 |
86,7 |
80,9 |
100 |
100 |
100 |
100 |
100 |
83,9 |
∑ |
2716,7 |
2555,9 |
2717 |
2700,2 |
2866,8 |
2733 |
2811,3 |
2866,7 |
2855,7 |
2900,1 |
2857,5 |
2730,5 |
- Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data
Tabel 2
Hasil Pengujian Normalitas Data
Variabel/Sub-Variabel |
Signifikansi |
Pembanding |
Keterangan |
Karakteristik Olahraga |
0,170 |
0,05 |
Normal |
Keteraturan |
0,120 |
0,05 |
Normal |
Kesesuaian |
0,110 |
0,05 |
Normal |
Beban |
0,078 |
0,05 |
Normal |
Intensitas |
0,086 |
0,05 |
Normal |
Bebas Stress |
0,113 |
0,05 |
Normal |
Alasan Berolahraga |
0,186 |
0,05 |
Normal |
Kebugaran |
0,069 |
0,05 |
Normal |
Fungsi Organ |
0,071 |
0,05 |
Normal |
Kecantikan |
0,075 |
0,05 |
Normal |
Terhindar dari Penyakit |
0,062 |
0,05 |
Normal |
Kondisi Kesehatan |
0,200 |
0,05 |
Normal |
Dengan bantuan program SPSS for Window didapatkan hasil bahwa semua variabel dan masing-masing sub-variabel berdistribusi normal. Dengan demikian, maka data dapat dihitung koefisien korelasinya dengan penghitungan product momen.
- Hasil Penghitungan Nilai Koefisien Korelasi
Tabel 3
Hasil Analisis Nilai Koefisien Korelasi dan Signifikansi Variabel dan sub-Variabel Karakteristik Olahraga dan Alasan Berolahraga dengan Variabel Kondisi Kesehatan
Korelasi |
Koefisien |
Signifikansi |
Keterangan |
Karakteristik Olahraga dan Kondisi Kesehatan |
0,361 |
0,050 |
H0 ditolak |
Keteraturan dan Kondisi Kesehatan |
0,342 |
0,064 |
H0 diterima |
Kesesuaian dan Kondisi Kesehatan |
0,236 |
0,208 |
H0 diterima |
Beban dan Kondisi Kesehatan |
0,103 |
0,589 |
H0 diterima |
Intensitas dan Kondisi Kesehatan |
0,032 |
0,869 |
H0 diterima |
Bebas Stress dan Kondisi Kesehatan |
0,331 |
0,074 |
H0 diterima |
Alasan Berolahraga dan Kondisi Kesehatan |
0,577 |
0,001 |
H0 ditolak |
Kebugaran dan Kondisi Kesehatan |
0,291 |
0,119 |
H0 diterima |
Meningkatkan Fungsi Organ dan Kondisi Kesehatan |
0,525 |
0,003 |
H0 ditolak |
Menjaga Kecantikan dan Kondisi Kesehatan |
0,219 |
0,244 |
H0 diterima |
Terhindar dari Penyakit dan Kondisi Kesehatan |
0,532 |
0,002 |
H0 ditolak |
*Keterangan :
Ho ditolak : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
Ho diterima : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
Setelah diketahui semua data berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai koefisien korelasi antar variabel sekaligus penghitungan nilai signifikansinya untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel yang dikorelasikan. Dari hasil penghitungan dengan SPSS for Window korelasi product momen didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel karakteristik olahraga secara keseluruhan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause, namun secara mandiri masing-masing sub-variabel karakteristik olahraga tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause. Begitupun dengan variabel alasan berolahraga yang memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause, namun secara mandiri masing-masing sub-variabelnya tidak semua memilki hubungan yang positif dan signifikan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause.
Keadaan di atas terjadi karena masing-masing sub-variabel memiliki pengaruh yang berbeda terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause, oleh karena itu meskipun memilki hubungan yang positif dan signifikan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause ketika digabungkan dalam satu variabel (karakteristik olahraga dan alasan berolahraga), tidak dapat menjadi jaminan ada hubungan yang sama ketika dipisahkan pelaksanaannya.
- Hasil Penghitungan Nilai Koefisien Determinasi (Kontribusi/Dampak)
Tabel 4
Persentasi Kontribusi Variabel dan sub-Variabel Karakteristik Olahraga
dan Alasan Berolahraga dengan Variabel Kondisi Kesehatan
Korelasi |
Koefisien |
r2 x 100% |
Kd |
Karakteristik Olahraga dan Kondisi Kesehatan |
0,361 |
(0,361)2 x 100% |
13% |
Keteraturan dan Kondisi Kesehatan |
0,342 |
(0,342)2 x 100% |
12,7% |
Kesesuaian dan Kondisi Kesehatan |
0,236 |
(0,236)2 x 100% |
5,6% |
Beban dan Kondisi Kesehatan |
0,103 |
(0,103)2 x 100% |
1,1% |
Intensitas dan Kondisi Kesehatan |
0,032 |
(0,032)2 x 100% |
0,1% |
Bebas Stress dan Kondisi Kesehatan |
0,331 |
(0,331)2 x 100% |
10,9% |
Alasan Berolahraga dan Kondisi Kesehatan |
0,577 |
(0,577)2 x 100% |
33,3% |
Kebugaran dan Kondisi Kesehatan |
0,291 |
(0,291)2 x 100% |
8,5% |
Meningkatkan Fungsi Organ dan Kondisi Kesehatan |
0,525 |
(0,525)2 x 100% |
27,6% |
Menjaga Kecantikan dan Kondisi Kesehatan |
0,219 |
(0,219)2 x 100% |
4,8% |
Terhindar dari Penyakit dan Kondisi Kesehatan |
0,532 |
(0,532)2 x 100% |
28,3% |
Dari tabel di atas dapat diketahui masing-masing kontribusi/dampak dari variabel karakteristik olahraga dan alasan berolahraga dengan masing-masing sub-variabelnya terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause. Kontribusi terbesar diberikan oleh alasan berolahraga sebesar 33,3% dan alasan terhindar dari penyakit sebesar 28,3%. Sedangkan sub-variabel intensitas latihan hanya memberikan kontribusi sebesar 0,1%. Itu berarti sub-variabel ini tidak memiliki pengaruh yang berarti ketika hanya dilakukan secara mandiri.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan uraian yang telah dikemukakan, serta dari hasil pengamatan data mengenai dampak olahraga terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause, maka dari penelitian ini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
- Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara karakteristik olahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause anggota Lembaga lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 13 %. Hasil lainnya didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara masing-masing sub-variabel karakteristik olahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause, namun masing-masing mempunyai dampak/kontribusi.
- Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara alasan berolahraga dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause anggota Lembaga lanjut Usia Indonesia (LLI) Provinsi Jawa Barat dengan kontribusi sebesar 33,3 %. Hasil lainnya di dapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara dua sub-variabel alasan berolahraga (Meningkatkan fungsi organ dan terhindar dari penyakit) dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause. Sedangkan dua sub-variabel lainnya (Kebugaran dan menjaga kecantikan) tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan kondisi kesehatan wanita usia menopause. Namun semuanya memiliki kontribusi/dampak.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat dinyatakan bahwa untuk mencapai derajat sehat sempurna di usia menopause tidaklah cukup hanya dengan melakukan aktivitas olahraga secara teratur dan dengan dosis yang tepat saja, akan tetapi faktor lainnya pun harus tetap diperhatikan seperti faktor asupan gizi, lingkungan, gaya hidup, motivasi dan yang lainnya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :
- Kepada para wanita yang sudah menginjak usia menopause hendaknya rutin melakukan olaharaga kesehatan dengan dosis yang tepat, namun selain itu harus tetap memperhatikan faktor-faktor lain yang juga akan menunjang pada tercapainya derajat sehat sempurna di usia menopause. Faktor-faktor lain tersebut diantaranya asupan gizi harus tetap seimbang antara pengeluaran dan pemasukan, faktor lingkungan, faktor gaya hidup, motivasi dan yang lainnya.
- Kepada lembaga yang berkaitan langsung mengurusi kepentingan wanita usia menopause, hendaknya selalu memperhatikan juga faktor lain seperti yang diungkapkan di atas selain dari pemberian dosis olaharaganya. Sehingga upaya pencegahan ataupun upaya menghindari dampak negatif yang ditimbulkan usia menopause dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
- Kepada para peneliti, hendaknya dicari faktor lainnya yang mempunyai dampak lain terhadap kondisi kesehatan wanita usia menopause, selain itu hendaknya selalu mempersiapkan diri secara baik ketika kita akan terjun melakukan penelitian, atau dengan kata lain harus selalu siap dengan kondisi dan situasi apapun ketika melakukan penelitian.
- Kepada FPOK sebagai lembega yang berhubungan langsung dengan permasalahan olahraga dan kesehatan, hendaknya diadakan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar lagi untuk mengetahui hasil yang lebih baik lagi.
Daftar Pustaka