Oleh Hendry Budiman.
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang
Dalam kurikulum 2006, standar isi Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan bahwa ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup 4 aspek sebagai berikut : (1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, (4) menulis. Keempat aspek tersebut merupakan suatu keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahasa itu saling berhubungan. Keempat aspek keterampilan tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Keempat aspek keterampilan itu berhubungan erat dengan proses berpikir. Pengajaran keterampilan berbahasa, sesuai dengan namanya, bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Di dalam pembelajaran, keempat keterampilan tersebut saling terintegrasikan satu sama lain. Dalam keterampilan menulis, siswa diharapkan mampu menghasilkan tulisan yang baik dan berkualitas.
Menurut Tarigan (1986:22), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berwujud langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara langsung berwujud lisan, yaitu menyimak dan berbicara. Komunikasi tidak langsung berwujud tulis, yaitu membaca dan menulis. Hal itu selaras dengan pendapat Nurchasanah dan Widodo (1993: 2-3) bahwa menulis merupakan kegiatan berkomunikasi, yaitu menyampaikan pesan-pesan kepada orang lain dan orang lainpun menerima pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator. Puisi erat sekali kaitannya dengan bahasa. Menurut Sayuti antara pengajaran sastra, misalnya puisi dengan pengajaran bahasa terdapat hubungan yang erat. Hubungan erat tersebut terjadi karena sebuah sastra, misalnya puisi tidak akan mungkin terwujud tanpa media bahasa. Bahasa dalam seni sastra dapat disamakan dengan cat dalam seni lukis. Bahasa dan cat tersebut merupakan unsur bahan, alat, sarana, yang diolah untuk dijadikan sebuah karya yang bernilai. Sastra, khusunya puisi merupakan duni permainan kata-kata. Kaidah-kaidah yang mengikat dalam puisi tersebut membedakan puisi dengan genre yang lain (dalam Dian Kurniasari, 2008:2).
Puisi masih mendapat tempat terhormat dalam setiap budaya yang menjunjung tinggi karya sastra. Meskipun demikian, pengajaran puisi mengalami banyak kesulitan. Ada beberapa hambatan yang biasa dijumpai di sekolah-sekolah yang cukup mengganggu dalam pengajaran puisi. Hambatan-hambatan tersebut antara lain : (1) rasa malu dan minder yang dialami oleh siswa, (2) minat yang kurang dari siswa, (3) penguasaan yang kurang dari siswa, (4) kkekurangan ide atau tidak punya ide untuk ditulis oleh siswa.
Pembelajaran menulis kreatif siswa terutama menulis puisi diajarkan sejak sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi. Di sekolah menengah pertama, kompetensi menulis kreatif puisi diajarkan pada kelas VII. Selain di kelas VII, di kelas IX juga terdapat kompetensi dasar menulis puisi. Walaupun begitu, pada kenyataannya pembelajaran menulis puisi belum dilaksanakan secara maksimal.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi, penulisan ini memperkenalkan sebuah metode pembelajaran baru. Dengan metode tersebuttidak hanya mengajak anak-anak untuk belajar, tetapi juga bermain sekaligus merefresing otak. Dikatakan refresing otak karena selain berpikir, siswa juga diajak bermainwarna dan simbol dalam gambar mind mapping, sehingga siswa merasa tidak jenuh. Selain itu, siswa juga akan merasakan pengalaman baru dalam pelajaran bahasa Indonesia. Metode pembelajaran guru yang semula kurang membangkitkan antusias siswa dan kurang meningkatkan kemampuan belajar siswa, kini siswa menjadi antusias dan meningkatkan kemampuan siswa. Metode yang dimaksud ialah Metode Mind Mapping.
Di dalam bahasa Indonesia, mind mapping berarti pemetaan pikiran. Melalui mind mapping inilah siswa dituntun untuk memunculkan gagasan yang ada di dalam otaknya yang ditransfer melalui tulisan. Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran. kita (Buzan, 2007: 4). Siswa membuat puisi dengan permainan gambar, warna, dan kata-kata melalui peta pikiran yang telah dibuat. Dengan adanya metode mind mapping ini diharapkan siswa tidak kesulitan lagi untuk memperoleh dan menentukan diksi.
Mind mapping dikembangkan tahun 1970-an oleh Tony Buzan yang didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak yang sebenarnya. Deporter dan Hernacki (2002: 152) menuturkan bahwa otak seringkali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan. Pemetaan pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik ini dalam suatu poladari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar, mengorganisasikan dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memcu ingatan yang mudah. Hal itu jauh lebih mudah daripada metode pencatatan tradisional karena mengaktifkan kedua belahan otak. Cara tersebut menyenangkan, menenangkan, dan kreatif. Kebutuhan berpikir akan mudah terhindar dengan cara melihat lagi catatan yang ada di peta pikiran.
Berdasarkan uraian tersebut, penyusunan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi. Oleh karena itu, judul makalah ini dirumuskan menjadi “Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping dalam Keterampilan Menulis Puisi Siswa SMP”.
- B. Permasalahan
- Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
- Bagaimana pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap keterampilan menulis puisi siswa SMP ?
- Penegasan Konsep Variabel
Penulisan makalah ini terdiri dari dua variabel yang perlu dibahas dan didefinisikan secara jelas, supaya pembaca dapat memahami variabel-variabel yang digunakan pada penulisan ini, yaitu :
- Variabel bebas (X) adalah metode mind mapping atau pemetaan pikiran yaitu sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh.
- Variabel terikat (Y) adalah menulis puisi, yaitu aktivitas menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah karya sastra yang berbentuk puisi dengan memperhatikan berbagai unsur yang terkandung di dalamnya.
- Deskripsi Masalah
Mind mapping merupakan alat paling hebat yang membuat otak berpikir secara teratur (Buzan, 2005:4). Mind mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari otak (Buzan, 2006:6). Mind mapping adalah cara mencatat yang efektif, kreatif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2007:4).
Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh. Secara lengkap mind mapping dapat digunakan untuk :
- Menyimpan informasi
- Mengorganisasikan informasi
- Membuat prioritas
- Belajar memahami informasi dalam konteksnya
- Melakukan review atas sebuah materi pembelajaran
- Mengingat informasi secara lengkap.
Agar dapat memenuhi fungsi-fungsi di atas maka informasi dalam mind mapping disajikan dengan cara menggabungkan kata dan gambar. Kata yang dipilih merupakan kata kunci (keyword) yang dapat memberikan efek stimulasi baik dalam logika berpikir maupun secara emosional. Sedangkan gambar yang dipilih disesuaikan dengan asosiasi terhadap kata kunci sehingga berfungsi mengaktifkan kelima indera dan kreativitas. Lewat penggunaan gambar, informasi yang dicatat seolah-olah bisa didengarkan, disentuh, dirasakan, dicium, dan dilihat.
Manfaat mind mapping antara lain mempercepat pembelajaran, memudahkan ide mengalir, memudahkan mengingat, menyederhanakan struktur, meningkatkan kreativitas. Aplikasi di sekolah dapat digunakan untuk belajar bahasa dan tata bahasa, mempersiapkan sebuah tugas penulisan atau essay, melakukan brainstorming, dan pemecahan masalah (problem solving). Dengan mind mapping, pekerjaan di atas lebih mudah dilakukan.
Penggunaan lain di sekolah adalah membantu siswa berpikir secara kratif sekaligus kritis, mengingat dengan baik materi pelajaran di kelas, memahami buku yang dibaca, dan penugasan lain yang diberikan. Satu hal yang penting adalah mind mapping dapat membantu siswa mempersiapkan presentasi dengan cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.
Menurut Muljana (dalam Waluyo, 1995:23), puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Sedangkan menurut Waluyo, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya (1995:25).
Menulis puisi adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk merencanakan dan menulis puisi secara kreatif kita (Buzan, 2007:4). Menulis puisi adalah aktivitas menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah karya sastra yang berbentuk puisi dengan memperhatikan berbagai unsur yang terkandung di dalamnya. Untuk menhasilkan puisi yang baik, seorang penulis puisi harus peka terhadap seluruh pengalaman hidupnya, baik bersifat fisik maupun metafisik. Selain itu, seorang penulis puisi juga harus menguasai unsur-unsur pembangun puisi (Maulana, 2004:8).
Menulis puisi dapat digunakan sebagai wadah untuk meluapkan emosi, perasaan, dan suasana hati. Puisi juga dapat dijadikan profesi. Kegiatan menulis puisi dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan. Puisi yang bagus dapat diterbitkan dalam bentuk kumpulan puisi.
Menulis puisi merupakan aktivitas belajar yang produktif kreatif.maksudnya adalah setelah pembelajaran puisi dilaksanakan di kelas, diharapkan siswa mampu memproduksi puisi berdasarkan kreativitasnya. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami mamfaat mempelajari puisi untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa akan memiliki motivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi yang telah dimilikinya.
- Batasan Masalah
Metode pembelajaran dalam menulis puisi banyak ragamnya, namun pada penulisan ini hanya dipilih salah satu metode pembelajaran saja, yaitu metode mind mapping. Dalam penulisan ini hanya akan menguraikan tentang pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa SMP.
- C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap keterampilan menulis puisi siswa SMP.
D. Pengertian Istilah dalam Judul
1. Pengaruh adalah perubahan yang ditunjukkan berdasarkan keadaan sebelumnya dan keadaan setelahnya, yang dalam penulisan ini pengaruh yang dimaksud adalah perubahan kemampuan siswa membuat puisi setelah menggunakan metode mind mapping.
2. Penggunaan adalah pemberdayaan atau pemanfaatan suatu hal untuk kepentingan hal lainnya.
3. Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran.
4. Menulis puisi adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk merencanakan dan menulis puisi secara kreatif (Buzan, 2007:4).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
- BAB I tentang Pendahuluan
Pendahuluan pada bab ini berfungsi sebagai pengantar, yang berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, penegasan konsep variabel, deskripsi masalah, batasan masalah, tujuan pembahasan, pengertian istilah dalam judul, dan sistematika penulisan.
- BAB II tentang Kajian Pustaka
Adapun yang di bahas pada bab II ini meliputi kajian tentang metode mind mapping, kajian tentang penulisan puisi dan pengaruh penggunaan metode mind mapping terhadap keterampilan menulis puisi.
- BAB III berisi Penutup
Pada bagian ini berisi kajian tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bab terakhir ini merupakan sebuah hasil dari makalah yang telah kami buat.
- Daftar rujukan
Dalam daftar rujukan ini akan dimuat mengenai daftar-daftar buku yang telah dijadikan bahan rujukan oleh penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
- lampuran-lampiran
Pada lampiran akan dimuat mengenai lampiran data yang mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
- A. Kajian Tentang Metode Mind Mapping
Mind mapping merupakan alat paling hebat yang membantu otak berpikir secara teratur (Buzan,2005:4). Mind mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukkan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari otak (Buzan, 2002:6). Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2007:4)
Mind mapping selalu menggunakan warna, garis, lambang, kata-kata, serta gambar, berdasarkan seperangkat aturan yang sederhana, mendasar, alami dan akrab bagi otak. Dengan menggunakan mind mapping, daftar informasi panjang dan menjenuhkan akan bisa diubah bentuknya menjadi diagram berwarna-warni, mudah diingat dan sangat beraturan serta sejalan dengan cara kerja otak.
Mind mapping tidak ada bedanya dengan peta kota. Bila bagian tengah mind mapping merupakan topik (gagasan sentral), sedangkan pada bagian tengah pada peta kota adalah pusat kota. Jalan-jalan protokol yang memencar keluar dari pusat kota diibaratkan gagasan-gagasan pokok dalam proses berpikir, begitu seterusnya membuka cabang-cabang sekunder lagi.
Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (Porter & Hernacki, 2002:152). Di dalam otak kita sering kali mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk dan perasaan. Peta pikiran ini menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah.
Mind mapping atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan. Peta pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak monoton karena mind mapping memadukan fungsi kerja otak secara bersamaan dan saling berkaitan satu sama lain. Sehingga akan terjadi keseimbangan kerja kedua belahan otak. Otak dapat menerima informasi berupa gambar, sombol, citra, musik, dan lain-lain yang berhubungan dengan fungsi kerja otak kanan. Mind mapping dapat menghubungkan ide baru dan unik dengan ide yang sudah ada, sehingga menimbulkan adanya tindakan spesifik yang dilakukan oleh siswa. Dengan penggunaan warna dan simbol-simbol yang menarik akan menciptakan suatu hasil pemetaan pikiran yang baru dan berbeda. Pemetaan pikiran merupakan salah satu produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa dalam kegiatan belajar.
- Langkah-langkah Metode Mind Mapping.
Mind mapping sangat mudah dibuat. Bahan-bahan yang harus disediakan ketika membuat mind mapping antara lain : (a) kertas kosong, (b) pena dan pensil warna, (c) otak, dan (d) imajinasi. Dengan keempat bahan tersebut gagasan akan secara mudah lahir.
Cara kerja mind mapping adlah menuliskan tema utama sebagai titik sentral/ tengah dan memikirkan cabang-cabang atau tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan antara tema turunan.
Beberapa hal penting dalam membuat peta pikiran ada dibawah ini, yaitu :
- Memastikan tema utama terletak ditengah-tengah
- Dari tema utama akan muncul tema-tema turunan yang masih berkaitan dengan tema utama.
- Mencari hubungan antara setiap tema dan tandai dengan garis, warna atau simbol.
- Gunakan huruf besar. Huruf besar akan mendorong kita untuk hanya menuliskan poin-poin penting saja di peta pikiran,. Selain itu membaca suatu kalimat dalam gambar akan jauh lebih mudah apabila dalam huruf besar dibandingkan huruf kecil.
- Membuat peta pikiran di peta polos dan menghilangkan proses edit. Ide dari peta pikiran adalah agar kita berpikir kreatif. Oleh karena itu disarankan menggunakan kertas polos dan jangan mudah tergoda untuk memodifikasi peta pikiran pada tahap-tahap awal. Karena apabila kita terlalu dini melakukan modifikasi pada peta pikiran, maka sering kali fokus kita akan berubah sehingga menghambat penyerapan pemahaman tema yang sedang kita pelajari.
- Menyisakan ruangan untuk penambahan tema (Sofa, 2008).
Buzan (2005:21) menerangkan bahwa ada tujuh langkah cara menbuat mind mapping, yaitu :
- Memulai dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam posisi memanjang. Dengan memulai dari tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memencar keluar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami.
- Menggunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Karena suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu memunculkan imajinasi. Gambar yang letaknya ditengah-tengah akan lebih menarik, membuat penulis fokus, membantu penulis memusatkan pikiran, dan membuat otak semakin aktif dan sibuk.
- Menggunakan warna pada seluruh mind mapping. Warna akan membuat mind mapping tampak lebih cerah dan hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir kreatif.
- Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan menghubungkan cabang-cabang tingkat kedua dan ketiga pada tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya.
- Membuat cabang-cabang mind mapping membentuk melengkung. Cabang-cabang dibuat melengkung agar menghilangkan kebosanan pada otak. Cabang-cabang yang melengkung menimbulkan kesan yang lebih menarik bila dibanding garis lurus.
- Menggunakan satu kata kunci per baris. Kata kunci tunggal akan membuat mind mapping lebih kuat dan fleksibel.
- Menggunakan gambar pada seluruh mind mapping. Dalam setiap gambar bernilai seribu kata.
- Manfaat Metode Mind Mapping
Mind mapping adalah sebuah metode untuk mengelola informasi secara menyeluruh. Secara lengkap mind mapping dapat digunakan untuk :
- Menyimpan informasi
- Mengorganisasikan informasi
- Membuat prioritas
- Belajar memahami informasi dalam konteksnya
- Melakukan review atas sebuah materi pembelajaran
- Mengingat informasi secara lengkap.
Agar dapat memenuhi fungsi-fungsi di atas maka informasi dalam mind mapping disajikan dengan cara menggabungkan kata dan gambar. Kata yang dipilih merupakan kata kunci (keyword) yang dapat memberikan efek stimulasi baik dalam logika berpikir maupun secara emosional. Sedangkan gambar yang dipilih disesuaikan dengan asosiasi terhadap kata kunci sehingga berfungsi mengaktifkan kelima indera dan kreativitas. Lewat penggunaan gambar, informasi yang dicatat seolah-olah bisa didengarkan, disentuh, dirasakan, dicium, dan dilihat.
Mind mapping memiliki banyak kelebihan, termasuk diantaranya kelebihan dapat menghemat waktu, mengatur dan menjernihkan pikiran, meghasilkan gagasan-gagasan baru, dapat mengikuti perkembangan hal-hal yang sedang dilakukan, serta memperbaiki daya ingat dan konsentrasi secara dramatis.
Mind mapping sangat bermanfaat dalam kegiatan apapun. Seperti yang diungkapkan oleh Porter & Hernacki (2002:172), bahwa pemetaan pikiran (mind Mapsping) memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :
- Dapat memusatkan perhatian
Dengan membuat mind mapping, membantu kita untuk berkonsentrasi pada gagasan yang dicari, sehingga tidak perlu berpikir untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan.
- Meningkatkan Pemahaman
Ketika membaca suatu tulisan, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti.
- Menyenangkan
Dengan menggunakan mind mapping, imajinasi dan kreativitas kita tidak terbatas. Ditambah dengan mind mapping yang memadukan simbol, gambar, dan warna menjadikan pembelajaran apapun menjadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
Waruru (2008) berpendapat bahwa mind mapping memiliki banyak manfaat, antara lain :
- Memberi pandangan menyeluruh pokok maslalah atau area yang luas
- Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada
- Mengumpulkan sejumlah besar data disatu tempat
- Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita melihat jalan-jalan terobosan kreatif batu
- Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, jelas sekali bahwa metode mind mapping memiliki banyak sekali manfaat, baik itu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ataupun diterapkan di dunia pendidikan. Sehingga tidak salah jika mind mapping membawa dampak pembeharuan yang cukup besar bagi kita semua. Mulai dari cara berpikir, samapai ke pelaksanaannya.
Manfaat mind mapping antara lain mempercepat pembelajaran, memudahkan ide mengalir, memudahkan mengingat, menyederhanakan struktur, meningkatkan kreatif\vitas. Aplikasi disekolah dapat digunakan untuk belajar bahasa dan tata bahasa, mempersiapkan sebuah tugas penulisan atau essay, melakukan brainstorming, dan pemecahan masalah (problem solving). Dengan mind mapping, pekerjaan akan menjadi lebih mudah dilakukan.
Penggunaan lain disekolah adalah membantu siswa berpikir secara kreatif sekaligus kritis, mengingat dengan baik materi pelajaran di kelas, memahami buku yang dibaca, dan penugasan lain yang diberikan. Satu hal yang peting adalah mind mapping dapat membantu siswa mampersiapkan presentasi dengan cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.
- Kajian Tentang Menulis Puisi
Menurut Muljana (dalam Waluyo, 1995:23), puisi merupakan bentuk kesusastraan yang menggunakan pengulangan suara sebagai ciri khasnya. Sedangkan menurut Waluyo, puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinnya (1995:25).
Menulis puisi adalah kegiatan belajar yang dilakukan siswa untuk merencanakan dan menulis puisi secara kreatif kita (Buzan, 2007:4).
Menulis puisi adalah proses kreatif penyair dalam menuangkan ide dan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk karya sastra puisi.
Menulis puisi adalah aktivitas menuangkan ide atau gagasan kedalam sebuah karya sastra yang berbentuk puisi dengan memperhatikan berbagai unsur yang terkandung di dalamnya. Untuk menghasilkan puisi yang baik, seorang penulis puisi harus peka terhadap seluruh pengalaman hidupnya, baik bersifat fisik maupun metafisik. Selain itu, seorang penulis puisi juga harus menguasai unsur-unsur pembangun puisi (Maulana, 2004:8).
Menulis puisi dapat digunakan sebagai wadah untuk meluapkan emosi, perasaan, dan suasana hati. Puisi juga dapat dijadikan profesi. Kegiatan menulis puisi dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan. Puisi yang bagus dapat diterbitkan dalam bentuk kumpulan puisi.
Menulis puisi merupakan aktivitas belajar yang produktif kreatif. Maksudnya adalah setelah pembelajaran puisi dilaksanakan di kelas, diharapkan siswa mampu memproduksi puisi berdasarkan kreativitasnya. Dengan demikian, siswa akan lebih memahami manfaat mempelajari puisi untuk kehidupannya sehari-hari, sehingga siswa akan memiliki motivasi untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi yang telah dimilikinya.
- Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam menulis puisi
Dalam menulis sebuah puisi kita harus memperhatikan unsur instrinsik sebuah puisi, unsur instrinsik sebuah puisi terdiri dari 2 struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik (Wluyo, 2005:2-41).
- Struktur fisik puisi yaitu unsur estetik yang membangun struktur luar dari puisi. Menurut Waluyo (1995:71), unsur-unsur bentuk atau struktur fisik sebuah puisi terdiri dari diksi, pengimajian, kata kongkret, bahasa figuratif (majas), versifikasi, dan tata wajah puisi. Berikut ini adalah penjelasannya :
- Diksi
Menurut kamus istilah sastra kata diksi berarti pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan. Menurut Suroto (1989:112), diksi adalah ketetapan pemilihan dan penggunaan kata. Diksi yang baik berhubungan dengan pemilihan kata yang bermakna tepat dan selaras, yang penggunaannya cocok dengan pokok pembicaraan, peristiwa, dan khalayak pembaca atau pendengar.
Diksi merupakan kata-kata yang dipilih oleh penyair sesuai dengan suasana perasaan dan nada puisi. Nada dan perasaan penyair menentukan pemilihan kata. Ada yang mengatakan bahwa diksi merupakan dasar bangunan puisi. Menurut Keraf (dalam Jabrohim dkk, 2001:35), diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa makna-makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Sayuti (1985:62) berpendapat bahwa diksi adalah pilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengetengahkan perasaan-perasaan yang bergejolak dalam dirinya. Kata-kata adalah segalanya dalam puisi. Kata-kata tidak sekedar menghubungkan pembaca dengan ide penyair, tetapi juga membawa pembaca kedalam dunia penyair.
- Pengimajian
Waluyo (2005:78) berpendapat bahwa pengimajian adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dalam puisi, untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran), disamping alat kepuitisan yang lain. Gambaran-gambaran angan dalam sajak itu disebut citraan atau imagery (Pradopo, 2002:79).
Pengimajian dapat diartikan kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
- Kata Konkret
Untuk membangkitkan imaji pembaca, maka kata-kata harus diperkonkret. Maksudnya adalah bahwa kata-kata itu dapat mengarah kepada arti yang menyeluruh. Menurut Jabrohim dkk. (2001:41), kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Dengan kata yang diperkonkret, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan oleh penyair.
- Bahasa Figuratif (Majas)
Salah satu unsur kepuitisan dalam puisi untuk mendapatkan kepuitisan adalah dengan bahasa kiasan (majas). Waluyo (2005:83) berpendapat bahwa bahasa figuratif ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara langsung mengungkapkan makna. Dengan adanya majas ini menyebabkan puisi menjadi menarik, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. Bahasa kiasan ini mengiaskan atau mempersamakan sesuatu hal dengan hal lain supaya gambaran menjadi jelas, lebih menarik, dan hidup.
- Versifikasi
Versifikasi adalah bunyi yang dihasilkan dalam puisi (Waluyo, 2005:90). Versifikasi puisi terdiri dari rima, ritma dam metrum. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima dalam puisi digunakan untuk memberikan musikalisasi dalam puisi. Ritma bisa disebut juga irama yaitu pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan. Sedangkan metrum adalah pengulangan tekanan kata yang tetap.
- Tata Wajah (tipografi)
Tipografi merupakan pembeda yang penting antara prosa ataupun drama. Tipografi sebuah puisi terdiri dari larik-larik, bait-bait. Selain itu, tepi kanan atau kiri belum tentu terpenuhi oleh tulisan seperti yang terdapat dalam karangan prosa atau drama.
Struktur batin puisi merupakan wujud kesatuan makna puisi yang terdiri atas pokok pikiran, tema, perasaan, nada, dan amanat yang disampaikan oleh penyair (Djojosuroto, 2006:23). Untuk memahami struktur batin puisi, pembaca harus bisa menyelami, mencoba mendekati, merasakan suasana yang dialami oleh penyair.
- Struktur batin puisi menurut Waluyo (2005:17-40) ada empat, yaitu tema, nada dan suasana, perasaan, dan amanat.
- Tema Puisi
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair.
- Nada dan Suasana
Selain tema, puisi juga mengungkapkan nada dan suasana kejiwaan. Nada mengungkapkan sikap penyair terhadap pembaca. Ada puisi yang bernada sinis, protes, menggurui, memberontak, main-main, patriotik, takut, belas kasih, dan lain-lain. Sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi itu terhadap pembaca.
- Perasaan
Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Nada dan perasaan penyair akan dapat kita tangkap kalau puisi dibaca keras atau deklamasi.
- Amanat
Amanat atau pesan merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap hasil puisi.
- C. Pengaruh Penggunaan Metode Mind Mapping Terhadap Keterampilan Menulis Puisi
Berdasarkan kajian teori antara teori mind mapping dengan teori menulis puisi terdapat kesimpulan ketika metode mind mapping dilaksanakan dengan baik bahwa akan ada pengaruh yang signifikan pada keterampilan menulis puisi.
Melalui mind mapping inilah siswa dituntun untuk memunculkan gagasan yang ada di dalam otaknya yang ditransfer melalui tulisan. Mind mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran kita. Sehingga siswa diharapkan mampu membuat puisi dengan adanya permainan gambar, warna, dan kata-kata melalui peta pikiran yang telah dibuat. Dengan adanya metode mind mapping ini diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan untuk memperoleh dan menentukan diksi.
Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Banyak orang menganggap bahwa menulis puisi merupakan suatu bakat, sehingga orang yang tidak mempunyai bakat tidak akan bisa menulis puisi. Anggapan seperti ini tidaklah sepenuhnya benar. Seseorang bisa saja terampil menulis puisi karena giat belajar dan berlatih karena sesungguhnya menulis puisi merupakan sebuah keterampilan (Wiyanto, 2005:48).
Engan menggunakan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis puisi, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa pada apresiasi sastra terhadap hasil sastra dengan penekanan pada aspek produktif, yaitu siswa dilatih agar mampu manulis puisi sederhana sesuai dengan tingkat kognitif mereka.
BAB III
PENUTUP
- A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahawa ada pengaruh pada penggunaan metode mind mapping terhadap keterampilan smenulis puisi pada siswa SMP
- B. Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, disarankan agar guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat menggunakan metode mind mapping, khususnya untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa. Hal ini dikarenakan kemampuan menulis puisi siswa mengalami peningkatan dan mampu mencapai standar keberhasilan yang telah ditentukan sebelumnya.