Rabu, 22 Desember 2010 , 09:55:00
![]() TEBAR BENIH: Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menebar benih pada kolam ikan di Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, kemarin.
PARUNG-Angka buta aksara di Jawa Barat (Jabar), saat ini cukup tinggi. Dari 42 juta penduduk, sekitar 300 ribu di antaranya belum terbebas dari masalah buta aksara. Di Kabupaten Bogor sendiri, berdasarkan data Dinas Pendidikan (Disdik) tercatat sekitar 18.206 warga masih tak bisa membaca dan menulis. Kemang, merupakan kecamatan yang warganya terbanyak belum melek huruf. Jumlahnya mencapai 2.100 orang. Angka terkecil adalah Kecamatan Tenjo, tiga orang. Di Kecamatan Dramaga, yang merupakan daerah tempat tinggal Bupati Bogor Rachmat Yasin, sekitar 1.373 warganya masih buta aksara. Akhir tahun 2011, Disdik memastikan Kabupaten Bogor bebas buta huruf. Asalkan, anggaran yang diajukan sebesar Rp4 miliar dapat terpenuhi. Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Dede Yusuf, mengatakan, dalam meminimalisir masalah tersebut, pihaknya akan terus melaksanakan program pemberantasan buta aksara usia produktif, atau di bawah 40 tahun. “Mayoritas yang mengalami buta aksara, adalah manula (di atas 60 tahun). Permasalahannya sekarang, jika manula dimasukkan ke sekolah paket, akan mengalami kesulitan karena terbentur faktor usia dan kesehatan. Maka itu, kita fokus ke usia produktif,” terang wagub kepada Radar Bogor, saat memberikan bantuan benih ikan dan pohon kepada Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman, Kecamatan Parung, kemarin. Sedangkan, untuk usia produktif, lanjutnya, akan dimasukkan ke program paket A, B dan C, dengan biaya pendidikan gratis. “Tinggal peran serta dari perangkat desa, kecamatan hingga kabupaten untuk mengajak masyarakat,” ujarnya. Ia menegaskan, fasilitas serta dana telah disiapkan. Bahkan, khusus Kabupaten Bogor, diimbau bupati dan jajarannya agar bisa memanfaatkan program yang telah disediakan pemerintah. Tak hanya itu, pada 2011 pemprov akan membangun 24 ribu ruang kelas baru. “Diharapkan, 2012 semua warga sudah melek aksara,” harapnya. Menurut dia, pondok pesantren (ponpes) sebagai bagian dari pendidikan, juga dapat membantu dengan menambah kualitas pendidikan umum. Seperti yang dilakukan Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman. “Kami (pemprov, red) merasa berkewajiban mendukung kegiatan yang dilakukan Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman,” pungkasnya. Sementara itu, Pimpinan Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman, Ummi Waheeda berjanji, akan merawat bantuan yang telah diberikan pemerintah. “Kita pasti akan jaga dan mengembangkan bantuan, sehingga berguna bagi semua pihak,” ucapnya.(luc) |
||

Jabar:300 Ribu Warga Buta Aksara, Wagub Tebar Benih Ikan


