Oleh A’an Mi’rajul Wathoni [Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Pascasarjana UNISMA].
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa merupakan ala berkomunikasi. Bahasa memungkinkan terjadinya interaksi yang mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat. Perubahan tersebut semakin lama menciptakan budaya dalam masyarakat tersebut. Dengan bahasa pula, kebudayaan mendatang. Disamping sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mengekspresikan diri seseorang sehingga diakui eksistensinya dalam masyarakat. bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial. Dengan demikian melalui bahasa, akan mfmungkinkan manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman tersebut. Bahasa juga mampu memberikan rasa keterikatan seseorang pada komunitasnya yang selanjutnya dapat melakukan pembauran dan integrasi.
Demikian pentingnya bahasa dalam kehidupan sehari-hari, maka kemampuan berbahasa secara baik dan benar menjadi hal yang penting yang harus dipahami dalam masyarakat. Keterampilan berbahasa yang dimiliki seseorang dapat melalui proses pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa, selain keterampilan berbicara, menyimak, dan membaca. Keempat jenis keterampilan berbahasa dari satu dengan lain saling berhubungan. Keterampilan menulis berhubungan dengan keterampilan membaca.
Salah satu bidang garapan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar yang memeganajarang peranan penting ialah pengajaran menulis. Tanpa memiliki kemampuan menulis yang memadai sejak dini, anak akan mengalami kesulitan belajar dikemudian hari (depdikbud, 1993:1). Hal ini dikarenakan menulis merupakan suatu kompunen berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan salah satu dari keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dengan baik oleh siswa. dengan menulis seseorang dapat mengungkapkan perasaan, ide, dan gagasan. Menulis merupakan media untuk berkomunikasi seseorang kepada orang lain. Pengertian menulis lebih banyak dikaitkan dengan suatu aktivitas penulisan cerita fiksi seperti cerpen, puisi, novel maupun drama. Padahal kegiatan menulis atau mengarang sebenarnya mencakup pengertian luas, yakni bagaimana seseorang menuangkan gagasan, pikiran, ataupun idenya secara terstruktur dan terarah dalam bentuk tulisan. Tulisan secara umum dapat dikembangkan dalam beberapa bentuk atau jenis, antara lain narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi.
Upaya mencapai tujuan pembelajaran menulis dilakukan dengan menggunakan metode-metode mengajar yang sesuai dengan materi pelajaran bahasa. Salah satu metode yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar adalah metode Learning Community atau masyarakat belajar.
B. Rumusan Masalah
dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan menulis karangan siswa sekolah dasa
2. Bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan dengan model
pembelajaran learning Community siswa sekolah dasar ?
C. Tujuan Pembahasan
Sebagaimana rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan peningkatan kemampun menulis karangan dengan menggunakan model pembelajaran learning community pada siswa sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. kajian Teori
Pengertian menulis lebih banyak dikaitkan dengan suatu aktivitas penulisan cerita fiksi seperti cerpen, puisi, novel, maupun drama. Padahal kegiatan menulis atau mengarang sebenarnya mencakup pengertian yang luas, yakni bagaimana seseorang menuangkan gagasan, pikiran, ataupun idenya secara terstruktur dan terarah dalam bentuk tulisan.
Menulis memiliki dua pengertian, yaitu pengertian sempit dan pengertian luas. Dalam pengertian sempit menulis berarti membuat huruf, angka-angka dan tanda baca. Adapun pengertian luas, menulis merupakan padanan istilah mengarang (Gunawan, dkk 1997:12).
Menulis adalah keterampilan menggunakan bahasa secara tertulis untuk menyampaikan informasi tentang sesuatu sehingga terjadi komunikasi secara tidak lanngsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif (Taringan,1995:34).
Keterampilan menulis merupakan suatu kemampuan menyampaikan pikiran dengan menerapkan ejaan setelah mengenal huruf, dirangkai menjadi kata, kemudian kalimat, lalu menjadi paragraf dan akhirnya menjadi wacana yang menjadi alat komunikasi dalam bahasa tulis (Keraf, 1987:1).
Tulisan secara umum dapat dikembangkan dalam beberapa bentuk atau jenis, antara lain narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi.
a.Narasi
Narasi atau kisahan adalah jenis wacana yang bersifat cerita, baik berdasarkan pengalaman maupun rekaan pengarang. Menurut Marwoto (1987) istilah narasi berasal dari bahasa inggris yang berarti cerita. Karenanya tulisan narasi sering disebut sebagai cerita yang bersifat menceritakan suatu peristiwa yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengertian-pengertian yang merefleksikan interpretasi penulis. Narasi juga berarti bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuann waktu. Dengan kata lain narasi adalah bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca tentang suatu peristiwa yang telah terjadi.
b. Eksposisi
Eksposisi yaitu tulisan yang menerangkan, menjelaskan, dan menguraikan masalah, persoalan, atau ide yang dapat memperluas pandangan pembaca. Eksposisi berasal dari eksposition yang berarti membuka atau memulai (Gunawan, 1997:84)Karangan eksposisi adalah paparan yang memberikan, mengupas, menguraikan suatu penyuluhan dan penyuluhan tersebut tanpa disertai desakan atau paksaan kepada pembacanya agar sesuatu yang dipaparkan sesuai dengan yang benar. (Marwoto,1997:76). Tulisan eksposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Adapun ciri-ciri eksposisi adalah :
1) Berupa tulisan yang memberikan pengertian dan pengetahuan.
2) Menjawab
3) pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan dan bagaimana.
4) Disampaikan dengan lugas dan menggunakan bahasa baku (Asrom,1997:89)
Syarat menulis eksposisi menurut Gunawan (1997:85) adalah, pertama
harus mengetahui masalah atau persoalan yang akan ditulis. Kedua mempunyai
kemampuan menganalisis kemampuan secara jelas dan konkret.
Jika kedua syarat itu dipenuhi, tidaklah sulit sebenarnya untuk
mengembangkan tulisan eksposisi. Tinggal mengikuti langkah-langkah menulis eksposisi dan menerapkannya dalam latihan menulis yang terus menerus. Langkah-langkah menulis eksposisi ialah :
a) Menetapkan tema penulisan.
b) Menetukan tujuan penulisan.
c) Mengumpulkan bahan tulisan.
d) Menetapkan kerangka tulisan.
e) Mengembangkan tulisan.
c. Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengembangkan objek yang sedang dibicarakan (seperti orang, tempat suasana atau hal lain) (Asrom dkk,1997:102). Istilah deskripsi barasal dari “deskription”. Yang berarti uraian atau lukisan. Tulisan deskripsi diartikan sebagai tulisan yang membangkitkan kesan atau impresi seorang memalui uraian atau lukisan tertentu. Jadi tulisan deskripsi adalah tulisan yang terutama digunakan untuk membangkitkan kesan atau impresi tentang seseorang, tempat suatu pandangan semacam itu (Marwoto, 1987:79).
Dalam tulisan deskripsi setidaknya ada dua hal yang penting yang dimiliki. Pertama kesanggupan berbahasa yang kaya akan nuansa dan bentuk. Kedua kecermatan pengamatan dan ketelitian penyelidikan terhadap suatu objek yang akan ditulis (Asrom dkk, 1997:115).
Adapun ciri-ciri penanda deskripsi adalah :
1. Memperhatikan detail atau perincian tentang objek.
2. Memberi perintah sensitivitas dan membentuk imanjinasi pembaca.
3. Disampaikan dengan pilihan kata yang menggugah.
4. Lebih banyak menggunakan sasaran ruang (Asrom dkk, 1997:117)
5. Memaparkan tentang sesuatu pada umumnya berupa alam.
d. Argumentasi
Argumentasi ialah tulisan yang berusaha mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain agar percaya dan bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan. Dalam argumentasi diusahakan merangkaikan fakta-fakta sehingga mampu menunjukkan bukti untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal yang akan dikemukakan dalam tulisan.(Asrom dkk,1997). Tulisan argumentasi adalah tulisan yang isinya berasal dari paparan, alasan atau penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan (Marwoto, 1987:97). Tujuan penulisan argumentasi adalah:
- Penulis berusaha mempengaruhi pembaca agar memihak pandangan penulis.
- Menggunakan alasan untuk mempengaruhi keyakinan pembaca.
- menggunakan pemecahan masalah.
- mendiskusikan suatu persoalan (Gunawan, 1997:114)
Ciri penanda argumentasi adalah ;
1) Bertujuan meyakinkan orang lain.
2) Berusaha membuktikan kebenaran.
3) mengubah pendapat pembaca
Ada beberapa langkah yang harus dikerjakan ketika kita menulis argumentasi. Jika langkah-langkah ini dilakukan dengan konsisten penulisan argumentasi dapat berjalan dengan baik. Langkah-langkah tersebut antara lain :
1) Menetapkan tema tulisan
2) Menetapkan tujuan penulisan
3) Mengumpulkan bahan tulisan
4) Menyiapkan kerangka tulisan
5) Mengembang tulisan
B. Model Pembelajar Learning Community
Dengan diberlakukannya kurikulum kompetensi (KBK) dan disempurnakan dengan kurikulum tingkat satuan pendididikan (KTSP) maka guru dituntut lebih terampil melakukan variasi metode pembelajaran. Dalam merancang metode baru perlu diperhitungkan suasana lingkungan tempat proses pembelajaran akan dilakukan.
Melalui variasi metode pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang sesuai dan memperhatikan berbagai aspek bidang ilmu pendidikan dan lingkungan belajar
diharapkan siswa memperoleh stimulasi eksternal yang dapat memicu tumbuhnya motifasi belajar siswa. Kerja sama dengan orang lain dapat memberikan pengalaman belajarnya setelah berdiskusi dengan temannya. Melalui belajar kelompok belajar bersama atau saling membantu dalam pelajaran, siswa sering lebih paham akan apa yang disampaikan oleh temannya dari pada oleh guru (Nasution 1982:43).
Secara spesifik metode learning community dapat terjadi komunikasi dua arah atau lebih, semua anggota kelompok diupayakan terbuka, bebas berbicara dan saling aktif berkomunikasi antar teman sehingga dapat memotifasi belajar siswa (Nurhadi dkk, 2004:47). Learning community (masyarakat belajar) adalah pertukaran pikiran (gagasan, pendapat) antara dua orang atau lebih secara lisan biasanya untuk mendapatkan kesamaan (kesepakatan, kecocokan) pikiran (gagasan, pendapat).
Menurut Roestiyah NK (1991:74) dalam bukunya strategi belajar mengajar dikatakan, “ Teknik diskusi adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan seseorang guru disekolah. Didalam diskusi ini terjadi proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat saling tukar menuka r pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat juga semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.
Langkah-langkah dalam persiapan kegiatan pelaksanaan learning community dalam pembelajaran antara lain adalah; (1) membagi siswa dalam kelompok, (2) memberi tugas kepada setiap kelompok untuk membuat kelompok untuk membuat karangan, (3) penyajian karangan oleh tiap-tiap kelompok, (4) membuat/memberikan penilaian dari hasil diskusi. Adapun hal-hal yang dinilai dalam learning community adalah, kesiapan setiap kelompok, materi diskusi (kesesuaian dengan topik), jalannya diskusi termasuk didalamnya mempertahankan pendapat.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan learning community sebagai berikut: (1) satu minggu sebelum pelaksanaan diskusi siswa diberi tugas kelompok membuat karangan, (2) menyajikan karangan yang sudah dibuat sebelumnya, (3) sekretaris kelompok menuliskan topik/bahasan masalah di papan tulis, (4) membuka dan mempersilahkan kelompok mempresentasikan karangannya, (5) membuka peserta untuk mengajukan tanggapan atau pertanyaan, (6) penyaji memberikan kesimpulan dari karangan, (7) guru memberikan komentar dan penilaian terhadap jalannya kegiatan setiap kelompok.
Kendala-kendala yang dihadapi dalam learning community antara lain :
- Waktu yang digunakan sangat terbatas.
- Kurangnya aktifitas siswa, tidak semua siswa aktif dalam kegiatan.
- Tidak semua kelompok dapat memberikan hasil karangannya dengan baik.
- Siswa belum mengerti tentang metode learning community.
- Kurangnya tanggapan dari peserta dan kurang menarik hasil karangannya.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat dirumuskan hipotesisnya yaitu : Model pembelajaran learning community dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan siswa sekolah dasar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapatlah disimpulkan manfaat metode learning community sebagai berikut :
- Secara Teoritis
- Dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam menentukan metode pembelajaran.
- Dapat digunakan sebagai acuan untuk penyusunan karya tulis lebih lanjut.
Secara Praktis
-
- Bagi siswa
1) Siswa merasa senang belajar.
2) Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
3) Siswa lebih berminat belajar.
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
5) Dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan pada siswa.
- Bagi Guru
1) Lebih berkreasi untuk menggunakan model-model
2) pembelajaran.
3) Memberi dorongan untuk lebih giat membuat rencana
4) pembelajaran yang membuat siswa senang belajar.
- Bagi Sekolah
Hasil makalah ini secara langsung akan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di sekolah dasar, khususnya mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
B. Saran-saran
Berbagai masukan dari karya tulis ini penting untuk ditindaklanjuti oleh berbagai pihak :
- Bagi guru
- Diharapkan hasil karya tulis ini dapat memberikan wawasan kepada guru untuk dapat berkreasi dan berinovasi dalam proses pembelajaran.
- Guru diharapkan mampu melakukan pengelolaan pembelajaran yang berkualitas, baik dari perencanaan, pelaksanaan maupun tindak lanjut. Dan tidak segan-segan untuk selalu merefleksi diri untuk perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan berikutnya.
- Untuk setiap topik pembelajaran membutuhkan penyiapan bahan ajar yang spesifik, karena itu perlu persiapan yang baik dalam menyiapkan modul, latihan kerja siswa, persiapan lainnya. Karena persiapan bahan ajar yang dipakai sangat menentukan keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
- Upaya untuk mengkaji dan memperdalam metode-metode
- pembelajaran di kelas yang kreatif dan inovatif.
- Bagi Lembaga
Diharapkan lembaga pendidikan memberi kesempatan kepada guru untuk membuat karya tulis.
- Bagi siswa
Siswa diharapkan dapat selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar. Karena sebagai salah satu objek dalam kegiatan belajar mengajar agar dalam proses pengkonstruksian pengetahuan dalam dirinya dapat lebih permanen dan bermakna, dan diharapkan siswa mencari strategi belajar sendiri yang sesuai dengan kondisi pribadinya masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA