Oleh Achmad Baidawi (Mahasiswa Program Pascasarjana UNISMA Malang).
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Pendidikan di sekolah itu sering lebih dikenal dengan pendidikan formal. Dalam pendidikan formal terjadi prores belajar mengajar yang melibatkan banyak faktor, baik pengajar, pelajar, bahan atau materi, fasilitas, metode, media pembelajaran maupun lingkungan. Pengajaran dilaksanakan tidak hanya untuk kesenangan atau bersifat hiburan saja tetapi mempunyai visi atau tujuan tertentu yang dicita-citakan untuk dicapainya. Dalam usaha mencapai visi atau tujuan itu semua kegiatan, fasilitas maupun dana dan daya yang ada diorentasikan untuk pencapaian visi atau tujuan yang dicita-citakan itu. Sehingga dalam usaha mencapai visi atau tujuan itu perlu diketahui apakah usaha yang dilakukan terutama oleh seorang guru sudah sesuai atau searah dengan tujuan tersebut. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan yang dapat merubah kehidupannya kepada tarap yang lebih baik. Hal ini telah dirumuskan didalam pendidikan Nasional.
Sehubungan dengan minat siswa, seorang guru harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar menurut kenyataan tidak dicampuri oleh kepentingan yang bersifat subyektif karena itu merupakan salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan oleh seorang guru dalam rangka mewujudkan minat siswa dalam belajar. Hal ini sangat membutuhkan prinsip kebulatan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara menyeluruh terhadap peserta didik, sehingga tercipta kegiatan pembelajaran secara efektif.
Dari deskripsi di atas, maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Keaktifan Guru terhadap Minat Belajar Siswa”.
B. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan sebagai berikut:
- Mendeskripsikan keaktifan guru.
- Mendeskripsikan minat belajar siswa dan faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa tersebut.
BAB II: PEMBAHASAN
- Keaktifan Guru
Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama medidik, mengajar. Membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal. Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain, kecuali oleh dirinya sendiri. Demikian pula ia harus bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya. Kesungguhan guru adalah harus ditunjukan dengan sikap profesional, sebab tidak semua orang bisa menjadi guru kecuali mereka yang memang mepunyai bakat, kemauan dan dipersiapkan melalui pendidikan keguruan. Untuk itu profesi guru berbeda dengan profesi lainnnya. Perbedaannya teletak dalam tugas dan tanggung jawab serta kemampuan dasar yang disyaratkan.
Selain itu, kinerja guru juga sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh output atau keluaran dari Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, sebagai institusi penghasil tenaga guru, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga memiliki tanggungjawab dalam menciptakan guru berkualitas, dan tentunya suatu ketika berdampak kepada pembentukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas pula. (Setiyadi, 1994 : 25) Oleh sebab itu Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan juga memiliki andil besar di dalam mempersiapkan guru seperti yang disebutkan diatas, berkualitas, berwawasan serta mampu membentuk sumber daya manusia (SDM) mandiri, cerdas, bertanggung jawab dan berkepribadian.
Kinerja guru terlihat dari rasa tanggung jawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, rasa tanggungjawab moral di pundaknya. Semua itu akan terlihat kepada kepatuhan dan loyalitasnya di dalam menjalankan tugas sebagai guru di dalam kelas. (Djamarah, 2006 : 47). Sikap ini akan dibarengi pula dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen persekolahan, apakah itu kepala sekolah, guru, karyawan maupun anak didik. Kinerja guru akan bermakna bila menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya, dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan kearah yang lebih baik.Guru yang aktif akan selalu memacu dirinya dalam mengembamgkan wawasan, pengalaman dan kompetensi yang dimilikinya dalam rangka menjawab tantangan dan tuntutan dunia pendidikan yang semakin maju, kompleks dan global dewasa ini.
- Pegertian Minat Belajar Siswa
Minat belajar terdiri dari dua kata yakni minat dan belajar, dua kata ini beda arti, untuk itu penulis akan mendefinisikan satu persatu, sebagai berikut :
a.Minat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah keinginan.
b.Minat menurut Mahfudz Shalahuddin adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan.
c.Minat menurut Crow dan Crow, minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda dan kegiatan.
d.Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
e.Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
Secara termenologi minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.Slameto, 1995 : 180). Artinya bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita cendrung atau merasa tertarik pada orang, benda atau kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, bisa disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan jiwa yang relative menetap kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Menurut Berhard “minat” timbul atau muncul tidak secara tiba-tiba, melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja, dengan kata lain, minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab partisipasi dalam kegiatan.
Sedangkan pengertian belajar adalah sebagai berikut
a. Belajar menurut Ernest R Hicgard adalah proses
pembuatan yang dengan sengaja bisa menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahanyang ditumbulkan sebelumnya.
b.Menurut Gagne, belajar merupakan perubahan yang
diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang keadaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang sempurna
itu.
c.Menurut para ahli psikologi, belajar merupakan
suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.
d.Menurut Sardiman, belajar merupakan usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
e. belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Dari definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu menimbulkan suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan perubahan itu dilakukan lewat kegiatan, atau usaha yangdisengaja. Jadi, yang dimaksud dari minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti : gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.
Dari pengertian tersebut di atas memperoleh kesan bahwa minat belajar itu sebenarnya mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
- Kognisi (mengenal)
- Emosi (perasaan) dan
- Konasi (kehendak)
Dalam kenyataannya tidak semua siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cendrung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar dia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitanya dengan mata pelajaran yang dipelajari itu.
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubunganya antara materi yang diharapkan untuk dipelajariya dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, memuakan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan alat untuk belajar untuk mencapai tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil pengalamanya belajar akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat (dan termotivasi) untuk mempelajarinya.
Di samping itu prestasi belajar yang baik dan optimal merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan di sekolah, di mana hal itu merupakan harapan dan dambaan dari setiap orang, baik itu dari siswa itu sendiri, guru maupun orang tua siswa. Prestasi belajar yang baik dan optimal tersebut harus bisa dicapai oleh anak didik dalam belajarnya. Prestasi belajar yang dimaksud di sini adalah hasil maksimal yang dicapai anak didik dalam belajar setelah mengikuti kegiata belajar mengajar.
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi terdapat minat belajar siswa, namun demikian dari sekian banyak hal yang berpengaruh terhadap minat belajar siswa, jika diklasifikasikan dari asalnya, secara umum terdiri dari dua faktor pokok yaitu faktor internal yaitu berasal dari individu yang sedang belajar dan faktor eksternal yaitu pengaruh yang timbul dari luar individu yang sedang belajar dan dalam konteks pembahasan ini faktor luar difokuskan pada pengaruh yang ditimbulkan oleh hasil interaksi siswa dengan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat belajar antara lain sebagai berikut:
- Faktor bakat dan kemampuan
Bakat seringkali dibedakan dengan istilah pembawaan, bakat lebih khusus dibandingkan dengan pembawaan. Bakat diartikan oleh Hilgard sebagimana dikutip Slameto dengan perkataan lain adalah kemampuan untuk belajar.Sedangkan menurut M Ngalim Purwanto (2001 : 66) diartikan dengan kecakapan pembawaan yaitu yang mengenai kesanggupan-kesanggupan (potensi-potensi) yang tertentu.
- Kehendak/Keinginan
Kehendak atau keinginan sangat mempengaruhi terhadap tumbuhnya minat seseorang, termasuk juga siswa yang sedang melakukan aktivitas belajar. Hal tersebut mudah dipahami karena kehendak /kemauan itu erat hubungannya dengan keinginan-keinginan atau harapan seseorang terhadap suatu hal. Ini berarti bahwa unsur harapan yang ingin diperoleh siswa dalam belajar menjadi suatu bagian yang dapat menimbulkan minat siswa dalam belajar.
1) Lingkungan social
a. Lingkungan social sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
b. Lingkungan social massyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan social keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2) Lingkungan non social.
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah;
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Factor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
c. Factor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan konsdisi siswa.
- Penampilan dan cara mengajar guru
Penampilan dan cara mengajar yang dimaksud dalam konteks ini adalah berhubungan dengan sikap dan tingkah laku yang mengiringi aktivitasnya dalam proses belajar mengajar. Dengan pengertian lain, penampilan guru merupakan pencerminan terhadap pesan dan kedudukan yang dimilikinya. Hal ini berarti bahwa sebagai seorang guru harus memiliki penampilan yang mencerminkan karakteristik sebagai guru, yang memiliki tugas dan fungsi antara lain sebagai pendidik dan pengajar. Sehubungan dengan hal tersebut dinyatakan bahwa “seorang pengajar (guru) haruslah menempatkan dirinya sebagai pengajar dan berekting sebagai pengajar. Dengan demikian semua gerak-gerik bagian tubuh si pengajar akan berpengaruh langsung terhadap daya serap siswa.
Guru merupakan suatu profesi yang artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagi guru. Jenis pekerjaan ini mestinya tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang kependidikan walaupun kenyataannya terdapat dilakukan orang di luar pendidikan.
Tugas guru dalam bidang kemanusiaan meliputi bahwa guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikannya, hendaknya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah tidak akan dapat menanamkan benih pengajarannya itu pada siswa. Para siswa akan enggan menghadapi guru yang tidak menarik pelajarannya tidak dapat diserap sehingga siswa mulai bosan menghadapi pelajaran yang diberikan oleh guru. Transpormasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru. Masyarakat menempatkan guru pada tempat yang lebih terhormat di lingkungannya karena dari seorang guru diharapakan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan. (Usman, 2004 : 4).
Oleh karena itu guru tidak hanya sekedar menjadi pengajar tetapi betul-betul menjadi pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai kepada anak didik, seorang guru sebagai model dalam upaya menanamkan dan membentuk sikap kepada siswa, terlebih dahulu ia harus menampakkan dalam tingkah laku yang baik. Sehingga dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar berjalan secara efektif. Di samping itu guru harus mendapatkan hasil yang maksimal dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat diharapkan oleh banyak pihak dan dapat membantu mempercepat tercapainya tujuan pendidikan.
Dengan demikian jelaslah bahwa guru mempunyai peranan penting yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan, guru harus mampu dalam meminimalisir pengaplikasian kegiatan belajar mengajar, sehingga dalam pencapaian tujuan harus diberikan suatu area yang belum diketahui agar ia dapat belajar. Dengan adanya area baru siswa akan mengadakan usaha untuk mengakomodasi yang akan mempermudah kegiatan belajar mengajar yang efektif.
Guru dapat dipastikan semakin besar sumbangannya bagi perkembangan diri siswanya, ia juga berperan sebagai pendukung serta penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya segaligus sebagai teladan bagi siswa dilingkungan sosialnya dan secara lebih mendasar guru juga mencari kemajuan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar yang kondusif.
- Media pembelajaran.
Media merupakan perangkat lunak (software) atau perangkat keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Di sini media memiliki fungsi yang jelas yaitu, memperjelas, memudahkan dan membuat menarik pesan kurikuklum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga memotivasi belajarnya dan mengefesienkan proses belaja. Setiap siswa memiliki keunikan tersendiri dalam belajar sehingga membutuhkan semangat seorang guru untuk selalu aktif dan kreatif merancanakan pembelajaran yany tidak menoton sehingga dapan menarik minat siswa dalam belajar. Hal ini dapat terwujud apa bila didikung dengan penggunaan media pembalajaran yang variatif setiap malaksanakan proses pembelajara.
5. Metode pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berbagai metode pembelajaran diantaranya metode ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, brainstorming, debat, simposium, laboratorium, dan sebagainya. Dalam menyampaikan meteri pembelajaran yang berbeda-beda, seorang guru dituntut aktif merancang kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode yang cocok dengan isi materi yang akan disampaikan agar mampu membuat belajar siswa yang menyenangkan sehingga memacu belajar siswa itu sendiri.
BAB III: PENUTUP
- Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat pemakalah simpulkan bahwa Pengaruh Keaktifan Guru terhadap Minat Belajar Siswa adalah mampu meningkatkan dan membangkitkan minat belajar secara aktif, efektif dan penuh kraetifitas dengan menggunakan daya akal dan pikirannya dengan penuh tanggung jawab sehingga dapat tercipta siswa yang berkualitas seperti tumbuhnya pemahaman terhadap materi yang diterima baik secara teori maupun aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA