Oleh Herman dan Dina Mustafa.
SEAMOLEC
2008.
Latar Belakang
Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, dengan nomor: 108/DIKTI/Kep/2001 tentang Pedoman Pembukaan Program Studi dan/atau Jurusan; keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 234/U/2000 tentang pendirian Perguruan Tinggi, Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional dengan nomor: 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan Program Pendidikan Tinggi Jarak Jauh, dan Undang-undang Guru dan Dosen 14/2005 yang menpersyaratkan guru untuk memiliki kualifikasi minimal S1 dan memiliki sertifikat sebagai pengajar, maka Direktorat Pendidikan Tinggi pada tahun 2006 mengeluarkan kebijakan untuk memberikan ijin kepada 10 LPTK (Universitas Katolik Atmajaya, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Sriwijaya, Universitas Tanjung Pura, Universitas Cenderawasih, Universitas Nusa Cendana, Universitas Negeri Makassar) bergabung membentuk konsorsium guna membuka program pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), program tersebut dinamakan dengan Program PJJ S1 PGSD berbasis TIK, atau Hybrid Learning for Elementary Teacher (HYLITE).
Pada tahun 2007, anggota konsorsium ditambah dengan 13 LPTK (Universitas Haluoleo, Universitas Muhammadiyah Makasar, Universitas Muhammadiyah HAMKA, Universitas Pattimura, Universitas Gorontalo, Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Jember, Universitas Sebelas Maret, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Lampung, Universitas Negeri Mataram, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Lambung Mangkurat). Total anggota konsorsium program PJJ S1 PGSD pada tahun 2008 adalah sebanyak 23 LPTK di seluruh Indonesia.
Program PJJ S1 PGSD ditujukan untuk para lulusan DII guru Sekolah Dasar (SD) dalam jabatan (in-service teacher) agar dapat melanjutkan ke program Sarjana (S1). Hal ini sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan Nasional yang mengharuskan semua guru SD di Indonesia harus mengikuti program sertifikasi guru di mana salah satu syarat untuk sertifikasi tersebut adalah para guru harus menyelesaikan program Sarjana (S1). Model pembelajaran yang digunakan pada program ini adalah dengan menggunakan sistem jarak jauh (PJJ).
Perkembangan secara signifikan dari institusi PJJ ini tidak lepas dari dampak strategis yang dihasilkannya. Dengan PJJ dapat memberikan peluang bagi masyarakat untuk memperoleh akses dan kesempatan untuk mengikuti pendidikan tinggi; dapat memberikan kesempatan setiap individu untuk dapat memperbaharui dan meningkatkan kemampuan diri secara terus-menerus; dan dapat menjadi wahana peningkatan literasi dan pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran seumur hidup.
Perkuliahan program PJJ S1 PGSD diawali dengan kegiatan rekrutmen calon mahasiswa. Selanjutnya adalah kegiatan perkuliahan pada masa residensial, masa belajar mandiri yang didampingi dengan tutorial/bimbingan secara online, dan dilengkapi dengan tutorial kunjung untuk membantu mahasiswa mengatasi berbagai persoaaln yang dihadapi. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan disebut pendekatan perkuliahan hybrid karena menggabungkan antara perkuliahan tatap muka, mandiri dan termediasi melalui berbagai media, terutama internet.
Mengingat sebagian besar waktu mahasiswa harus belajar secara mandiri dan berinisitif untuk mencari sendiri jenis dan bantuan belajar yang diperlukan, maka salah satu persiapan yang diberikan oleh institusi penyelenggara adalah diberikannya mata kuliah Pembekalan Belajar Mandiri. Mata kuliah ini diharapkan dapat memberi keterampilan dalam belajar mandiri bagi mahasiswa yang akan berpartisipasi pada sistem belajar jarak jauh berbasis TIK. Matakuliah harus diambil oleh setiap mahasiswa pada semester pertama dan diberikan dalam masa residensial
Sehubungan dengan beberapa hal yang telah diuraikan di atas, SEAMOLEC berencana untuk melakukan penelitian pada salah satu tahap pembelajaran di program PJJ S1 PGSD, tahap tersebut adalah kegiatan perkuliahan pada masa residensial. Tepatnya, penelitian ini akan mencoba mengkaji tentang keefektifan mata kuliah pembekalan belajar mandiri untuk mahasiswa program PJJ S1 PGSD menurut perpsepsi mahasiswa. Kegiatan penelitian ini direncanakan dengan metode survey untuk mendapatkan data dari para mahasiswa tentang keefektifan mata kuliah pembekalan belajar mandiri untuk mahasiswa Program PJJ S1 PGSD.
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data/analisis dan evaluasi tentang keefektifan mata kuliah pembekalan belajar mandiri untuk mahasiswa Program PJJ S1 PGSD.
- Tujuan Khusus
Dari tujuan umum tersebut, dikembangkan tujuan-tujuan khusus sebagai berikut:
- Mengidentifikasi manfaat mata kuliah pembekalan belajar mandiri untuk mahasiswa program PJJ S1 PGSD
- Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan isi materi dari mata kuliah pembekalan belajar mandiri
- Mengidentifikasi kesiapan mahasiswa untuk belajar mandiri setelah mendapatkan mata kuliah pembekalan belajar mandiri
- Mengidentifikasi kendala-kendala yang mungkin dihadapi selama proses belajar mandiri.
BAB II
KAJIAN TEORI
Uraian dalam Bab II ini akan menjelaskan mengenai tinjauan literatur yang menyimpulkan bahwa mata kuliah Pembekalan Belajar Mandiri dengan berbagai komponen seperti yang diberikan kepada mahasiswa program S1 PJJ PGSD (HYLITE) memang diperlukan.
Belajar Mandiri
Menurut David Kember (2007), banyak mahasiswa pada program pembelajaran jarak jauh di negara-negara berkembang, gagal untuk menyelesaikan program pembelajaran pada tingkat Strata 1 (S1), karena pengalaman mereka di sekolah formal yang sebelumnya adalah dalam moda tatap muka. The failure is most likely because the students cannot adapt to the demand of distance learning system. Kember (2007) memberi saran pencegahan kegagalan yang tinggi ini pada para pemula di pembelajaran jarak jauh, antara lain dengan mengintegrasikan strategi tutorial tatap muka dalam program residensial di kampus atau unit pembelajaran jarak jauh. Harapannya adalah kegiatan residesnial ini dapat membantu mahasiswa dalam menjalankan transisi untuk menjadi pebelajar mandiri (self-directed distance learner). Kember (2007) mengusulkan agar berbagai dukungan yang disediakan untuk membantu transisi mahasiswa ke lingkungan pembelajaran jarak jauh sebaiknya dilakukan dengan bertahap dari banyak menjadi sedikit, sehingga melatih mahasiswa untuk mampu mandiri dalam proses pembelajaran mereka. Lebih jauh lagi Kember (2007) mengusulkan agar dilakukan berbagai usaha untuk mengembangkan hubungan saling percaya antara mahasiswa dan tutor atau fasilitator, sehingga mahasiswa tidak pernah merasa kesepian atau tidak berdaya saat menghadapi masalah yang tidak dapat mereka pecahkan sendiri.
Program HYLITE is dirancang untuk mengintegrasikan berbagai strategi untuk membantu para mahasiswa agar nantinya mereka mampu belajar secara mandiri Beberapa dari strategi itu antara lain mewajibkan mereka untuk mengikuti program residensial selama tiga minggu, memberikan pembekalan keterampilan belajar mandiri. Bahan Pembekalan Keterampilan Belajar Mandiri terdiri dari beberapa topik, yaitu pengenalan program pembelajaran jarak jauh, pengembangan kemampuan belajar mandiri, pengembangan keterampilan belajar, dan pengembangan keterampilan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dengan pembekalan belajar mandiri itu mahasiswa diharapkan akan mampu mengikuti tutorial online yang juga wajib diikuti oleh siswa untuk menjawa pertanyaan mengenai bahan perkuliahan. Kegiatan ini diharapkan akan dapat membantu mahasiswa untuk belajar secara bertahap berbagai materi perkuliahan yang wajib mereka pelajari sebagai persiapan UAS.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efektivitas kegiatan Pembekalan Belajar Mandiri dalam menyiapkan mahasiswa HYLITE untuk belajar pada program pembelajaran jarak jauh yang menuntut kemampuan untuk memotivasi dan mendorong mereka belajar tanpa supervisi dosen.
Berikut ini akan diuraikan isi mata kuliah pembekalan belajar mandiri.
- Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi
Topik Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan bagian dari mata kuliah Pembekalan Belajar Mandiri program PJJ S1 PGSD. Bahan ajar ini membahas tentang pengetahuan dasar komputer, pengoperasian internet, cara membuat e-mail account, berkomunikasi melalui e-mail, mencari informasi di internet, menggunakan dan memsitesis informasi dan pengenalan Web-based course atau e-learning.
Pada mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran. Secara rinci mahasiswa diharapkan mampu:
- menjelaskan tentang pengertian komputer dan komponennya
- mengoperasikan komputer
- mengoperasikan internet
- mengolah informasi melalui internet
- mengolah informasi yang diperoleh
- menggunakan informasi
- membuat e-mail account
- berkomunikasi dengan e-mail
- menjelaskan tentang konsep E-learning
- Keterampilan Belajar
Topik ini membahas mengenai pengembangan keterampilan dalam mengolah dan mengorganisasi sumber belajar dengan optimal serta untuk mempersiapkan mahasiswa agar siap menjadi seorang mahasiswa program jarak jauh sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang efektif dan efisien.
Mata kuliah ini secara rinci membahas beberapa hal seperti:
- cara pengaturan waktu dan cara belajar serta persiapan belajar yang baik dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa;
- strategi membaca yang efektif dan cara membaca cepat yang dapat mendukung kegiatan belajar mahasiswa menjadi lebih optimal
- meningkatkan konsentrasi belajar dan memahami materi belajar sehingga dapat menyimpulkan atau mengambil inti sari dari materi belajar dengan efektif
- persiapan untuk sebelum, selama, dan setelah ujian
- karakteristik makalah dan laporan yang baik
- pengetahuan umum tentang pemetaan konsep (concept mapping)
Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- menyusun jadwal belajar
- menerapkan cara membaca secara efisien
- membuat catatan yang baik
- menerapkan cara belajar yang efektif
- mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian
- menggunakan cara penulisan referensi yang baik dan benar
- menulis makalah dan laporan yang baik dan benar
- menulis konsep pemetaan untuk belajar
- Pengantar Pendidikan Jarak Jauh
Topik ini menguraikan tentang konsep pendidikan jarak jauh serta hal-hal yang terkait tentang pendidikan jarak jauh. Cakupan bahan ajar ini adalah tentang definisi PJJ; teori dan filosofi dalam PJJ; karakteristik PJJ; prinsip PJJ; kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan dalam program PJJ; dan faktor keberhasilan dalam mengikuti PJJ.
Secara rinci topik ini membahas tentang:
- konsep pendidikan jarak jauh
- proses pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh
- media pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh
- evaluasi hasil belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh
- Belajar Mandiri
Topik ini menguraikan tentang teori dan konsep belajar mandiri dan aspek-aspek yang mendukung terbentuknya kemampuan belajar mandiri.
Secara rinci topik ini membahas tentang:
- menjelaskan konsep belajar secara umum
- menjelaskan konsep belajar mandiri
- menjelaskan konsep diri
- mengidentifikasi konsep diri
- menjelaskan pengertian motivasi
- mengidentifikasi motivasi diri
- menjelaskan self-efficacy
- mengidentifikasi self-efficacy
- menjelaskan gaya belajar
- mengidentifikasi gaya belajar pribadi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini adalah dengan metode pengambilan data melalui kuesioner. Kuesioner disebar kepada para mahasiswa dari 10 LPTKyang merupakan sampel adri populasi 23 LPTK anggota konsorsium program PJJ S1 PGSD. Untuk mewujudkan penelitian ini target responden/populasi adalah sebanyak 100 mahasiswa yang diambil secara acak dari 10 LPTK. Hasil dari kuesioner nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai data untuk menganalisis keefektifan mata kuliah pembekalan belajar mandiri untuk mahasiswa program PJJ S1 PGSD.
Kuesioner Keefektifan Mata Kuliah Pembekalan Belajar Mandiri untuk Mahasiswa Program PJJ S1 PGSD
Berikut ini adalah kuesioner untuk melihat keefektifan mata kuliah pembekalan belajar mandiri pada masa residensial yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran mandiri Anda sebagai mahasiswa program PJJ S1 PGSD. Program pembekalan belajar mandiri (PBM) diadakan setiap awal semester pertama di kampus perguruan tinggi masing-masing pada saat residensial. Materi yang diberikan tidak hanya dalam bentuk teori, beberapa diantaranya mengharuskan mahasiswa mempraktekkan berbagai keterampilan yang dapat membantu mereka menjadi mahasiswa yang mampu belajar secara mandiri. Bahan ajar yang termasuk dalam program PBM meliputi:
- Pengantar Pendidikan Jarak Jauh
- Belajar Mandiri
- Keterampilan Belajar
- Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi
Pilihlah jawaban yang paling cocok untuk Anda. Tidak ada jawaban benar atau salah. Data dari kuesioner ini akan digunakan untuk memperbaiki materi program pembekalan belajar mandiri (PBM). Informasi yang Anda berikan akan dijaga kerahasiaannya.
I. Data Pribadi
No
|
Pernyataan/Pertanyaan
|
Pilihan
|
1 |
Nama
2NIM 3
Umur
4Mahasiswa Semester Smt 1 Smt 2 Smt 35
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
6Universitas 7Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Bacalah pernyataan-pernyataan berikut dan lingkari angka yang Anda rasa sesuai dengan Anda. Sekali lagi tidak ada pernyataan yang benar atau salah.
STS = Sangat Tidak Setuju, TS = Tidak Setuju, S = Setuju, SS = Sangat Setuju
II. Pengantar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ)
No
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
8 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan konsep pendidikan jarak jauh |
1
|
2
|
3
|
4
|
9 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan proses pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh |
1
|
2
|
3
|
4
|
9 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan media pembelajaran dalam pendidikan jarak jauh |
1
|
2
|
3
|
4
|
10 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan evaluasi hasil belajar dalam sistem pendidikan jarak jauh |
1
|
2
|
3
|
4
|
III. Belajar Mandiri
No
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
11 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan konsep belajar secara umum |
1
|
2
|
3
|
4
|
12 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan konsep belajar mandiri |
1
|
2
|
3
|
4
|
13 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan konsep diri |
1
|
2
|
3
|
4
|
14 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengidentifikasi konsep diri saya pribadi |
1
|
2
|
3
|
4
|
15 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan pengertian motivasi |
1
|
2
|
3
|
4
|
16 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengidentifikasi motivasi diri saya pribadi |
1
|
2
|
3
|
4
|
17 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan self-efficacy |
1
|
2
|
3
|
4
|
18 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengidentifikasi self-efficacy saya pribadi |
1
|
2
|
3
|
4
|
19 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan gaya belajar |
1
|
2
|
3
|
4
|
20 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengidentifikasi gaya belajar saya pribadi |
1
|
2
|
3
|
4
|
IV. Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi
No
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
21
|
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menjelaskan tentang pengertian komputer dan komponennya |
1
|
2
|
3
|
4
|
22
|
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengoperasikan komputer |
1
|
2
|
3
|
4
|
23
|
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengoperasikan internet |
1
|
2
|
3
|
4
|
24
|
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengolah informasi melalui internet (searching, browsing, dsb.) |
1
|
2
|
3
|
4
|
25 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu membuat e-mail account |
1
|
2
|
3
|
4
|
26 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu berkomunikasi dengan e-mail |
1
|
2
|
3
|
4
|
V. Keterampilan Belajar
No
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
27 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menyusun jadwal belajar |
1
|
2
|
3
|
4
|
28 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menerapkan cara membaca secara efisien |
1
|
2
|
3
|
4
|
29 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu membuat catatan yang baik |
1
|
2
|
3
|
4
|
30 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menerapkan cara belajar yang efektif |
1
|
2
|
3
|
4
|
31 |
Setelah mempelajari materi ini, saya dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian dengan baik |
1
|
2
|
3
|
4
|
32 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu menggunakan cara penulisan referensi yang baik dan benar |
1
|
2
|
3
|
4
|
33 |
Setelah mempelajari materi ini, saya mampu mengembangkan peta konsep untuk memudahkan belajar |
1
|
2
|
3
|
4
|
VI. Pertanyaan Umum
No
|
Pernyataan
|
STS
|
TS
|
S
|
SS
|
34
|
Secara keseluruhan, mata kuliah pembekalan belajar mandiri sangat bermanfaat |
1
|
2
|
3
|
4
|
35
|
Sarana komputer dan internet yang disediakan untuk perkuliahan di masa residensial sudah memadai |
1
|
2
|
3
|
4
|
36
|
Dengan mempelajari bahan ajar program pembekalan belajar mandiri, saya siap menjadi mahasiswa mandiri PJJ |
1
|
2
|
3
|
4
|
37 |
Materi pada bahan ajar program pembekalan belajar mandiri memotivasi saya untuk mencari sumber belajar lain | ||||
38 |
Latihan dan tugas dalam bahan ajar sebaiknya diperbanyak | ||||
39 |
Bahan ajar program pembekalan belajar mandiri membosankan | ||||
40 |
Pada saat residensial, alokasi waktu untuk latihan masih kurang | ||||
41 |
Materi pada bahan ajar program pembekalan belajar mandiri teoritis |
42. Berikan saran dan masukan Anda untuk perbaikan materi bahan ajar program Pembekalan Belajar Mandiri
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………..
— Terima kasih atas kerjasama Anda —
BAB IV
JADWAL, TEMPAT DAN BIAYA
- Jadwal pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
No. |
Kegiatan |
Bulan |
|||||||||||
1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | ||
1. | Pengembangan proposal | ||||||||||||
2. | Pengembangan Instrumen | ||||||||||||
3. | Pengambilan data | ||||||||||||
4. | Pengolahan data | ||||||||||||
5. | Analisis data | ||||||||||||
6. | Penulisan laporan |
- Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di 10 LPTK anggota konsorsium program PJJ S1 PGSD. Ke 10 LPTK tersebut adalah:
- Universitas Muhammadiyah HAMKA, JAKARTA
- Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
- Universitas Negeri Malang, Malang
- Universitas Muhammadiyah Malang, Malang
- Univeristas Lampung
- Universitas Negeri Semarang
- Univeristas Negeri Makasar
- Universitas Muhammadiyah Makasar
- Universitas Nusa Cendana
- Universitas Jember
- Biaya
Biaya penelitian ini adalah sebesar Rp. 12. 620.000, dengan perincian sebagai berikut:
No |
Kegiatan |
Unit/org |
Hari/ Durasi |
Satuan |
Jumlah |
|
1. | Pengembangan proposal | |||||
Persiapan dan Rapat kerja di SEAMOLEC | ||||||
– Konsumsi | 4 | 2 | 50,000 |
400,000 |
||
– ATK | 1 | 50,000 |
50,000 |
|||
– Honor pengembangan proposal | 4 | 2 | 100,000 |
800,000 |
||
Jumlah |
1,250,000
|
|||||
2. | Pengembangan Instrumen | |||||
– Honor pengembangan instrumen | 4 | 3 | 100,000 |
1,200,000 |
||
– Konsumsi | 4 | 3 | 50,000 |
600,000 |
||
– ATK | 1 | 50,000 |
50,000 |
|||
Jumlah |
1,850,000
|
|||||
3. | Pengambilan data | |||||
– Uang harian | 4 | 2 | 260,000 |
520,000
|
||
– Transport | ||||||
Jakarta | 1 | 2 | 200,000 |
400,000 |
||
Yogyakarta | 1 | 2 | 1,000,000 |
2,000,000 |
||
Malang | 2 | 2 | 1,500,000 |
3,000,000 |
||
– Biaya penginapan | 4 | 2 | 350,000 |
700,000 |
||
– ATK | 1 | 200,000 |
200,000 |
|||
– Honor | 4 | 2 | 300,000 |
600,000 |
||
Jumlah |
7,420,000
|
|||||
4. | Pengolahan Data | |||||
– Konsumsi | 4 | 2 | 50,000 |
100,000 |
||
– Honor pengolahan | 4 | 2 | 200,000 |
400,000 |
||
– ATK | 1 | 100,000 |
100,000 |
|||
Jumlah |
600,000
|
|||||
5. | Analisa data | |||||
– Konsumsi | 4 | 2 | 50,000 |
100,000 |
||
– Honor analisa | 4 | 2 | 350,000 |
700,000 |
||
– ATK | 1 | 100,000 |
100,000 |
|||
Jumlah |
900,000
|
|||||
6. | Penulisan laporan | |||||
– Konsumsi | 4 | 2 | 50,000 |
100,000 |
||
– Honor penulisan laporan | 4 | 2 | 200,000 |
400,000 |
||
– ATK | 1 | 100,000 |
100,000 |
|||
Jumlah |
600,000 |
|||||
Jumlah (1+2+3+4+5+6) |
12,620,000
|
D. Analisis Data dan Dikusi
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Data deskriptif di atas menjelaskan hal-hal berikut ini.
Tidak seluruh responden mengisi semua pernyataan. Hal ini tampak dari bervariasinya jumlah responden yang ditunjukkan oleh nilai N. Hanya terdapat 89 responden (Valid N Listwise) yang mengisi pernyataan secara penuh. Padahal jumlah responden lebih dari 200 orang.
Usia rata-rata dari responden adalah 38,46 tahun. Responden yang termuda berusi 20 tahun yang tertua berusia 55 tahun. Standar deviasi untuk umur adalah 8,254. Rentang usia mereka cukup besar. Tampak bahwa terdapat beberapa mahasiswa yang berusia 50-an tahun. Mereka ini masih tetap semangat belajar untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Hampir semua pernyataan yang ada (dari no.8 s/d no.42) ditanggapi secara positif oleh mahasiswa. Kecuali untuk pernyataan no.39, yaitu “latihan dan tugas dalam bahan ajar sebaiknya diperbanyak”. Respon mahasiswa untuk pernyataan no.39 memiliki nilai rerata dibawah 3.00, yaitu 2,92 dengan standar deviasi 0,734.
Pernyataan 40, 41, dan 42 juga memiliki nilai rerata < 3.00, namun nilai ini artinya berbeda. Mereka memang tidak setuju dengan pernyataan itu, tapi ini artinya positif, karena pernyataan yang diberikan memiliki konotasi negatif. Misalnya untuk Pernyataan no.40. “Bahan ajar program pembekalan belajar mandiri membosankan”. Mereka tidak setuju dengan pernyataan ini, artinya bahan ajar tersebut tidak membosankan.
Analisis Faktor
Pada analisis faktor terdapat beberapa statistik yang digunakan. Statistik tersebut antara lain KMO dan Bartlett’s Test, Communalities, jumlah Faktor yang terbentuk serta korelasi antara faktor dan variabel-variabel yang membentuknya.
KMO Measure of Sampling Adequacy memberikan informasi tentang korelasi partial antara variabel dan faktor yang terbentuk. Sedangkan Bartlett’s Test of Sphericity memberi informasi tentang apakah matriks yang terbentuk merupakan matriks identitas. Tabel tentang komunalities berisikan informasi tentang besarnya variansi bersama (shared variance) dari masing-masing variabel yang diekstrak oleh analisis komponen prinsip. Tabel tentang banyaknya komponen yang terbentuk pada analisis komponen prinsip memberikan informasi tentang banyaknya faktor yang terbentuk serta besarnya variansi yang dapat dijelaskan oleh faktor itu. Sedangkan tabel ke-empat memberikan informasi tentang besarnya koefisien untuk masing-masing variabel terukur pada persamaan linear dari komponen yang terbentuk.
Keiser membagi nilai KMO menjadi enam klasifikasi. Yang pertama berada disekitar 0,90 disebut memuaskan (marvelous). Sedangkan yang kedua berada disekitar 0,80, disebut sebagai baik (meritorious). Untuk klasifikasi ke tiga nilai KMO berada disekitar 0,70 disebut cukup (midling). Klasifikasi ke empat, nilai KMO berada disekitar 0,60 dan disebut sebagai kurang (mediocre). Untuk nilai KMO yang berada disekitar 0,50 disebut buruk (miserable). Angka yang tidak dapat diterima (unacceptable) adalah bila nilai KMO < 0,50 (Nurosis, 1990)[1].
Terdapat empat (4) sub-judul pernyataan yang berkaitan dengan belajar, yaitu pengantar Pendidikan Jarak Jauh, Belajar Mandiri, Ketrampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta Ketrampilan Belajar. Satu sub-judul pernyataan lainnya adalah tentang Pernyataan Umum. Ke-empat sub-judul di atas, lalu dibuat faktornya sebagai berikut.
- Faktor Analisis untuk Pengantar Pendidikan Jarak Jauh
Untuk Pengantar Pendidikan Jarak Jauh. Pertanyaan no.8 s/d 11 (P8 s/d P11) di faktor analisiskan, dan hasilnya diuraikan berikut ini.
Tabel 2. KMO dan Uji Bartlett untuk P8-P11
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy menunjukkan nilai 0,710 yang artinya sedang (Norusis, 1990). Maksudnya adalah ke-empat pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk tidak besar. Sedangkan nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan di p < 0,001 yang artinya matriks korelasi yang terbentuk bukanlah merupakan matriks identitas. Ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang ada saling berkaitan.
Tabel 3. Nilai Communalitas P8-P11
Nilai bersama yang diekstrak dari ke-empat pernyataan adalah seperti yang ditampilkan oleh Tabel 3 dia atas. Nilai komunalitas ini adalah nilai “shared variance” yang dimiliki oleh variabel-variabel P8-P11. Tampak bahwa P8 memiliki variansi bersama sebesar 0,698, sedangkan P9 adalah 0,656, P10 sebesar 0,586 dan P11 sebesar 0,398.
Tabel 4. Total Varians yang di Jelaskan Faktor yang terbentuk dari P8-P11
Dari empat pernyataan terbentuk satu faktor laten yaitu faktor Pengantar Pendidikan Jarak Jauh, dengan nilai eigen 2,329. Default untuk nilai eigen adalah ≥ 1. Nilai eigen yang < 1 dianggap sebagai error. Faktor ini mampu menjelaskan 58,237% variance dari ke empat pernyataan.
Tabel 5. Korelasi antara Faktor yang Terbentuk dengan Pernyataan P8-P11
Tabel 5 menunjukkan besarnya korelasi antara ke-empat pernyataan dengan faktor yang terbentuk. Nilai koefisien korelasi tersebut cukup besar. Tampak bahwa korelasi antara faktor yang terbentuk dengan P8 adalah 0,836; dengan P9 adalah 0,810, dengan P10 adalah 0,766 dan dengan P11 adalah sebesar 0,624.
- Faktor Analisis untuk Belajar Mandiri
Berikut ini akan diuraikan faktor analisis untuk Belajar Mandiri berdasarkan pernyataan no.12 – 21 atau P12–P21. Ada dua tahap faktor analisis, Untuk tahap pertama, P12–P21, analisis faktor dibagi menjadi 3 bagian, yaitu untuk P12-P15, P16, P20 dan P21, serta PP17-P19. Pengelompokan ini dilakukan berdasarkan kemiripan penyataan yang ada. Faktor analisis tahap dua, ke-tiga skor factor yang terbentuk ini lalu di faktor analisis lagi menjadi faktor Belajar Mandiri.
Tabel 6 Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk P12-P15
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk P12-P15 besarnya adalah 0,602 yang artinya sedang (Norusis, 1990). Maksudnya ke-empat pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk tidak besar. Sedangkan nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan di p < 0,001. Ini menunjukkan bahwa matriks korelasi yang terbentuk bukanlah merupakan matriks identitas. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa variabel-variabel P12-P15 saling berkaitan.
Tabel 7. Nilai Communalities yang dimiliki oleh P12-P15
Tabel 7 di atas memperlihatkan nilai communalities atau shared variance yang dimiliki oleh P12-15. P12 memiliki nilai communality sebesar 0,592, P13 sebesar 0,584, P14 sebesar 0,325 dan P15 memiliki nilai communalty sebesar 0,259.
Tabel 8. Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang terbentuk dari P12-P15
Ke empat pernyataan ini (P12-P15) membentuk satu faktor. Faktor ini menjelaskan 44,035% dari variance yang dapat dijelaskan oleh P12-P15. Faktor lainnya dianggap sebagai error karena nilai eigen mereka adalah < 1.
Tabel 9. Korelasi antara Faktor yang Terbentuk dengan Variabel P12-P15
Tampak bahwa korelasi antara P12-P15 dengan faktor yang terbentuk lumayan besar. Korelasi antara faktor dengan P12 adalah 0,770, dengan P13 sebesar 0,764, dengan P14 sebesar 0,570 dan dengan P15 sebesar 0,509.
Tabel 10. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk P16, P20 dan P21
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk P16, P20 dan P21 besarnya adalah 0,663 yang artinya sedang (Norusis, 1990). Ini artinya ke-tiga pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk tidak besar. Sedangkan nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan di p < 0,001. Ini menunjukkan bahwa matriks korelasi yang terbentuk bukanlah merupakan matriks identitas. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa variabel-variabel P16, P20 dan P21 saling berkaitan.
Tabel 11. Nilai Communalities yang dimiliki oleh P16, P20, dan P21
Tabel 11 memperlihatkan nilai communalities atau shared variance yang dimiliki oleh P16, P20 dan P21. Tampak bahwa P16 memiliki nilai communality sebesar 0,586; P20 sebesar 0,764, dan P21 sebesar 0,63.
Tabel 12. Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang terbentuk dari P16, P20 dan P21
Ke tiga pernyataan ini (P16,P20 dan P21) membentuk satu faktor. Faktor ini menjelaskan 68,096% dari variance yang dapat dijelaskan oleh P16, P20, dan P21. Faktor lainnya dianggap sebagai error karena nilai eigen mereka < 1.
Tabel 13. Korelasi antara Faktor yang Terbentuk dengan Variabel P16, P20, dan P21
Tabel 13 memperlihatkan korelasi antara faktor yang terbentuk dengan P6, P20 dan P21. Korelasi antara faktor dengan P16 adalah 0,765; dengan P20 adalah 0,874 dan dengan P21 adalah 0,832.
Tabel 14. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk P17-P19
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk P17-P19 besarnya adalah 0,543 yang artinya sedang (Norusis, 1990). Ini artinya ke-tiga pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk tidak besar. Sedangkan nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan pada p < 0,001. Ini menunjukkan bahwa matriks korelasi yang terbentuk bukanlah merupakan matriks identitas. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa variabel-variabel P17-P19 saling berkaitan.
Tabel 15. Nilai Communalities yang dimiliki oleh P17-P19
Tabel 15 memperlihatkan nilai communalities atau shared variance yang dimiliki oleh P17-P19. Tampak bahwa P17 memiliki nilai communality sebesar 0,262; P18 sebesar 0,824, dan P19 sebesar 0,775.
Tabel 16. Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang terbentuk dari P17-P19
Ke tiga pernyataan ini (P17-P19) membentuk satu faktor. Faktor ini menjelaskan 62,015% dari variance yang dapat dijelaskan oleh P17-P19.. Faktor lainnya dianggap sebagai error karena nilai eigen mereka < 1.
Tabel 17. Korelasi antara Faktor yang Terbentuk dengan Variabel P17-P19
Tabel 17 memperlihatkan korelasi antara faktor yang terbentuk dengan P17-P19. Korelasi antara faktor dengan P18 adalah 0,908; dengan P19 adalah 0,880 dan dengan P17 adalah 0,512.
Hasil Faktor Analisis terhadap tiga Faktor Belajar Mandiri yang Terbentuk
Tabel 18. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk Fktor BM1-BM3
Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy untuk BM1-BM3 besarnya adalah 0,643 yang artinya sedang (Norusis, 1990). Ini artinya ke-tiga pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk tidaklah besar. Sedangkan nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan di p < 0,001. Ini menunjukkan bahwa matriks korelasi yang terbentuk bukanlah merupakan matriks identitas. Dengan kata lain, ini menunjukkan bahwa variabel-variabel laten BM1-BM3 saling berkaitan.
Tabel 19. Nilai Communalities yang dimiliki oleh BM1-BM3
Tabel 19 memperlihatkan nilai communalities atau shared variance yang dimiliki oleh BM1-BM3. Tampak bahwa BM1 memiliki nilai communality sebesar 0,726; BM2 sebesar 0,705, dan BM3 sebesar 0,507.
Tabel 20. Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang terbentuk dari BM1-BM3
Faktor analisis terhadap BM1-BM3 mengasilkan satu faktor yang disebut Faktor Belajar Mandiri. Faktor Belajar mandiri ini mampu menjelaskan 64,610% variance dari ke tiga faktor itu.
Tabel 21. Korelasi antara Faktor Belajar Mandiri dengan BM1-BM3
Faktor Belajar Mandiri memiliki korelasi yang cukup besar dengan BM1-BM3. Dengan BM1 besar korelasinya adalah 0,852; dengan BM2 korelasinya adalah 0,840 dan dengan BM3 korelasinya adalah 0,712.
- Faktor Analisis untuk Ketrampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
Ketrampilan Dasar TIK diukur dari pernyataan P22-P27. Ke-enam pernyataan ini lalu di faktor analisiskan untuk memperoleh nilai latennya.
Tabel 22. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk Ketrampilan Dasar TIK
Nilai KMO measure of sampling adequacy untuk variabel Ketrampilan Dasar TIK adalah 0,865. Ini artinya baik dimana besarnya korelasi partial antara pernyataan dengan faktor yang terbentuk adalah kecil. Nilai Bartlett’s Test of Sphericity signifikan di 0,001 yang berati bahwa matriks yang terbentuk bukan merupakan matriks identitas.
Tabel 23. Nilai Communalities yang dimiliki oleh P22-P27
Nilai variance bersama (shared variance) yang dimiliki oleh P22-P27 cukup besar. Hal ini kelihatn dari nilai ekstraksi yang diperlihatkan tabel 23. P22 memiliki shared variance sebesar 0,482; P23 sebesar 0,770; P24 sebesar 0,818; P25 sebesar 0,739; P26 sebesar 0,712; dan P27 sebesar 0,748.
Tabel 24. Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang terbentuk dari P22-P27
Pernyataan P22-P27 menghasilkan satu faktor yang disebut Faktor Ketrampilan Dasar TIK. Faktor ini menjelaskan 71,138% variance dari ke enam pernyataan di atas. Karena hanya memiliki nilai eigennya < 1, faktor lainnya dianggap sebagai error.
Tabel 25. Korelasi antara Faktor Ketrampilan Dasar TIK dengan P22-P27
Korelasi antara Faktor Ketrampilan Dasar TIK dengan pernyataan-pernyataan yang membentuknya cukup besar, tabel 25 memperlihatkan nilai korelasi mereka. P24 memiliki nilai korelasi engan faktor yang terbentuk sebesar 0,904; dengan P23 korelasinya adalah 0,877; engan P27 korelasinya adalah 0,865; dengan P25 korelasinya adalah 0,859; dengan P26 korelasinya adalah 0,844; dan dengan P22 korelasinya adalah 0,64.
- Faktor Analisis untuk Ketrampilan Belajar
Untuk Variabel Ketrampilan belajar, pengukuran dilakukan melalui pernyataan P28-P31. Pernyataan ini lalu di faktor analisis, sehingga membentuk satu faktor Ketrampilan Belajar.
Tabel 26. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk P28-P34
Nilai KMO measure of sampling adequacy untuk P28-P34 adalah sebesar 0,817. Menurut (Norusis, 1990) ke-tujuh pernyataan ini saling berkaitan dan korelasi parsial yang terbentuk antara variabel dengan faktor yang terbentuk adalah kecil. Bartlett’s test of sphericity signifikan di p < 0,001 dan ini berarti matriks korelasi yang terbentuk dari ketujuh pernyataan itu bukanlah merupakan matriks identitas.
Tabel 27. Nilai Communalities yang dimiliki oleh P28-P34
Variansi bersama yang dimiliki oleh P28-P34 diperlihatkan oleh tabel 27 di atas. P28 memiliki variansi bersama sebesar 0,296; P29 sebesar 0,622; P30 sebesar 0,657; P31 sebesar 0,577; P32 sebesar 0,122; P33 sebesar 0,445; dan P34 sebesar 0,324.
Tabel 28. Variance yang dijelaskan oleh Faktor Ketrampilan Belajar
Faktor yang terbentuk dari P28-P34 sebanyak satu faktor. Faktor lainnya dianggap sebagai error karena hanya memilik nilai eigen < 1. Faktor Keterampilan Belajar ini dapat menjelaskan 43,475% variance P28-P34.
Tabel 29. Korelasi antara Faktor Ketrampilan Belajar dengan P28-P34
Korelasi antara faktor ketrampilan belajar dengan P28-P34 diperlihatkan oleh Tabel 29. P30 memiliki korelasi tertinggi dengan faktor keterampilan belajar yaitu 0,810; P29 memiliki korelasi 0,789; P31 memiliki korelasi 0,759; P33 memiliki korelasi 0,667; P34 memiliki korelasi 0,570; P28 memiliki korelasi 0,544; dan P32 memiliki korelasi 0,350.
- Faktor Analisis untuk Pertanyaan Umum P35-P42
Tabel 30. Nilai KMO dan Bartlett’s Test untuk P35-P42
Nilai KMO untuk P35-P42 adalah 0,676 yang termasuk kategori sedang. Nilai ini menerangkan bahwa korelasi partial antara variabel P35-P42 tidak besar. Selain itu, nilai Bartlett’s test of sphericity signifikan di p < 0,001, sehingga matriks korelasi yang terbentuk bukan merupakan matriks identitas.
Tabel 31. Nilai Communalities dari P35-P42
Communalities (shared variance) antara P35-P42 diperlihatkan oleh tabel 31. Tampak bahwa P35 memiliki 0,463 variance bersama; P36 memiliki 0,587 variance bersama; P37 memiliki 0,642 variance bersama; P38 memiliki 0,647 variance bersama; P39 memiliki 0,486 variance bersama; P40 memiliki 0,654 variance bersama; P41 memiliki 0,486 variance bersama; dan P42 memiliki 0,582 variance bersama.
Tabel 32. Besar Variance yang dijelaskan oleh Faktor yang Terbentuk
P35-P42 membentuk tiga buah faktor dimana ketiga faktor ini mampu menjelaskan 56,851 variance yang dijelaskan oleh P35-P42.
Tabel 33. Komponen Matriks Standar antara P35-P42 dengan ke-tiga faktor
Kalau satu variabel dikuasai oleh ke-tiga faktor secara merata, maka variabel tersebut akan memiliki sekitar 30% dari bagiannya untuk setiap faktor. Agar variabel tersebut berada di satu faktor maka sumbangannya terhadap faktor tersebut haruslah dominan dibanding sumbangannya terhadap faktor yang lain.
Dari tabel 33 diatas dapat diihat bahwa P38, P37,P35, dan P39 berada pada faktor pertama. P42 dan P41 berada pada faktor ke-2. Sedangkan P36 dan P40 berada pada faktor ke-3. Namun demikian dapat dilihat bahwa P36 dan P40 memiliki sumbangan terhadap faktor-1 lebih dari 33%. Hal ini menjadi sedikit masalah. Unuk itu, komponen matriks akan dirotasi dan menggunakan varimax. Hasilnya diberikan pada Tabel 34.
Tabel 34. Komponen Matriks antara P35-P42 dengan ke-tiga faktor setelah Rotasi
Setelah rotasi dilakukan terjadi perubahan komposisi antara pernyataan terhadap ke-tiga faktor. P38, P40, dan P39 sekarang berada di faktor-1. P36, dan P37 berada di faktor-2. P42 dan P41 berada di faktor-3. Akan tetapi P35 dan P37 memiliki masalah. Pada P35, faktor-1 dan faktor-2 memiliki penguasaan yang hampir sama yaitu 0,489 dan 0,465. Selain itu, pada P37 faktor-1 dan faktor-2 juga memiliki penguasaan yang cukup besar yaitu 0,466 dan 0,617.
Ke-tiga nilai faktor ini akan dijumlahkan dan dibagi 3 untuk memproleh nilai rata-ratanya. Nilai rata-rata ini diberi nama faktor umum.
- Perbedaan antara Perguruan Tinggi Jawa-Bali dengan Luar Jawa-Bali
Tabel 35. Perbedaan antara Perguruan Tinggi Jawa-Bali dan Luar Jawa-Bali
Tabel 35 memperlihatkan hasiluji-beda beberapa variabel antara perguruan tinggi yang ada di Jawa-Bali dengan yang berada diluar Jawa-Bali. Tidak ada perbedaan yang signifikan untuk IPK, Faktor Pengantar Pendidikan Jarak Jauh, Faktor Belajar Mandiri, Faktor Ketrampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Faktor Ketrampilan Belajar, dan Faktor Umum. Data ini menunjukkan bahwa perbedaan lokasi Jawa-Bali dengan luar Jawa-Bali tidak signifikan. Program Hylite yang dilakanakan ini ternyata dapat diterima oleh mahasiswa dari daerah manapun di Indonesia ini.
- Perbedaan antara Jenis Kelamin
Tabel 36. Perbedaan antara Laki-Laki fengan Perempuan
Jenis kelamin ternyata juga tidak mempengaruhi kemampuan mahasiswa. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin untuk IPK, Faktor Pengantar Pendidikan Jarak Jauh, Faktor Belajar Mandiri, Faktor Keterampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Faktor Ketrampilan Belajar, dan Faktor Umum.
Perbedaan antara Kelompok Usia
Kelompok usia pada penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok yaitu usia 20-30, 31-40 dan 41-55 tahun.
Tabel 37. Perbedaan antara Kelompok Usia
Tabel 37 memperlihatkan perbedaan kemampuan pada beberapa variabel antara kelompok usia. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara ke tiga kelompok usia untuk IPK, Faktor Pengantar Pendidikan Jarak Jauh, Faktor Belajar Mandiri, Faktor Ketrampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Faktor Ketrampilan Belajar, dan Faktor Umum.
Kesimpulan dan Saran
Dari perbandingan antara variabel-variabel IPK, Faktor Pengantar Pendidikan Jarak Jauh, Faktor Belajar Mandiri, Faktor Ketrampilan Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi, Faktor Ketrampilan Belajar, dan Faktor Umum antara perguruan tinggi di Jawa-Bali dan luar Jawa-Bali, jenis kelamin, dan kelompok umur tidak ditemukan perbedaan yang signifikan. Ini artinya baik lokasi perguruan tinggi S1 PJJ-PGSD, jenis kelamin dan kelompok usia tidak banyak pengaruhnya terhadap variabel-variabel yang diuji.
Dengan demikian kalau pihak Dikti ingin mengembangkan program S1 PJJ PGSD kelebih banyak perguruan tinggi yang ada di Indonesia, karena masih banyak lagi calon guru yang masih dapat ditingkatkan lagi tingkat pendidikannya maka studi ini sangat mendukung hal itu.
Daftar Acuan
[1] Norusis,M.J. SPSS/PC+ Statistics 4.0 for the IBM PC/XT/AT and PS/2. (Chicago, Illinois: SPSS Inc.,1990), p B-129.