UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO T
Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai Negara yang berkembang dalam pembangunan membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang dapat diandalkan. Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia berkualitas yang dapat diandalkan adalah melalui pendidikan. Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, telah digariskan bahwa :
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan bangsa dari mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Salah satu indikasi pencapaian proses pendidikan tersebut adalah terwujudnya hasil belajar siswa yang memuaskan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila tercapai hasil belajar yang baik atau siswa mendapatkan nilai diatas rata-rata. Namun, peserta didik akan menemui hal-hal yang akan mendukung maupun menghambat mereka dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Perbedaan hasil belajar bagi siswa disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain kematangan akibat kemajuan, umur kronologis, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran atau jenis mata pelajaran yang diberikan. Pada proses pencapaian hasil belajar yang baik, diperlukan juga suatu latihan dan ulangan terhadap suatu pelajaran tertentu. Hal ini disebabkan karena seringnya siswa berlatih akan menjadikan ia semakin menguasai pelajaran tertentu.
Melalui usaha pendidikan diharapkan kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Namun kenyataannya siswa sekarang ini berkembang lambat. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pendidik. Akibatnya siswa kurang bersemangat untuk mencapai hasil belajar yang tinggi. Siswa kurang memiliki tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun terkesan lambat.
Menurut Sujanto (1996:53) “pelaksanaan pengajaran sering hanya si guru mendikte dan si anak yang mencatat dan kemudian menghafalkannya sama seperti bunyi catatan dan sama sekali tidak ada kaitan dengan pengertian ataupun perubahan perbuatan anak karenanya”.
Berkaitan dengan masalah di atas dapat di simpulkan ada penyebab terjadinya kesenjangan diantaranya, 1) Siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi ajar yang diberikan oleh guru. Siswa juga malu untuk bertanya kepada guru dan teman. Sehingga menyebabkan siswa tidak mampu memecahkan soal yang diberikan oleh guru. 2) Pembelajaran masih bersifat Metode konvensional yang didominasi ceramah tidak mengaktifkan belajar siswa. Keadaan seperti ini membuat siswa yang belajar secara individu kurang melibatkan interaksi sehingga menimbulkan kebosanan siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar ekonomi. 3) Hasil belajar ekonomi siswa kelas VIII E yang rendah, diambil dari nilai hasil ulangan harian ekonomi yaitu rata-rata kelas 4,5. Padahal KKM yang telah ditetapkan sekolah adalah 6,7. Dari 34 siswa kelas VIII E hanya terdapat 10 siswa yang mendapat nilai diatas KKM. Sedangkan 24 siswa yang lain mendapatkan nilai dibawah KKM. Jika diprosentasekan yang mendapat nilai diatas KKM hanya 29%.
Budimansyah (2002 : 7) berpendapat “Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar”. Suatu metode pembelajaran dalam proses belajar ekonomi belum tentu cocok untuk setiap pokok bahasan, sehingga guru harus dapat memilih suatu metode pembelajaran yang sesuai agar terjadi proses interaksi antara guru dengan siswa sebagaimana yang dikehendaki. Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya memposisikan peserta didik sebagai insan yang harus di hargai kemampuannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan potensinya, oleh karena itu dalam proses pembelajaran perlu adanya suasana terbuka, akrab dan saling menghargai. Sebaliknya perlu menghindari suasana belajar yang kaku, penuh dengan ketegangan perintah dan intruksi yang membuat peserta didik menjadi pasif, tidak bergairah, cepat bosan dan mengalami kelelahan.
Untuk mengantisipasi masalah tersebut, maka perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan pemahaman serta hasil belajar ekonomi siswa. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai strategi yang bervariasi agar siswa tertarik dan bersemangat dalam belajar ekonomi. Salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran Jigsaw. Kelebihan dari metode Jigsaw menurut Nurhadi (2001:3), Ibrahim dkk (2003:120-121), dan Ratumanan (2002:63) pada intinya mengatakan bahwa Metode Jigsaw dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa.
Sesuai dengan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2011/2012.
Pembatasan Masalah
Dari masalah yang kompleks diatas peneliti membatasi masalah agar permasalahan yang dianalisis dapat terarah, sesuai sasaran dan tujuan yang diharapkan. Adapun pembatasan masalah dalam peneliti ini adalah:
- Subyek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo Tahun Ajaran 2011/2012.
- Metode pembelajaran sebagai tindakan dalam penelitian ini adalah Metode pembelajaran Jigsaw.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana peningkatan hasil belajar ekonomi dengan penggunaan Metode Jigsaw pada siswa kelas VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2011/2012?
Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang di harapkan agar dalam penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Tujuan penelitian adalah : untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw pada siswa kelas VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2011/2012.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi pihak yang terkait yaitu:
- Bagi Guru
Sebagai pertimbangan Guru dalam pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga Hasil belajar dapat tercapai maksimal.
- Bagi Peneliti
Sebagai sumbangan informasi dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw yang dapat diterapkan di sekolah.
- Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran ini diharapkan siswa :
- Terbiasa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
- Berani untuk menyampaikan pendapat
- Terbiasa belajar kritis
- Lebih mudah memahami pelajaran, tidak hanya menghafal
- Dengan adanya metode-metode pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan siswa yang cerdas dan berprestasi.
- Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan faktor yang mempengaruhi hasil belajar.
Landasan Teori
- Pengertian Hasil Belajar Ekonomi
- Pengertian Belajar
Kegiatan belajar itu terjadi dimana saja, baik secara formal, informal maupun non formal. Seseorang yang dikatakan telah belajar sesuatu kalau terjadi perubahan tentunya, misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca, dari tidak dapat menghitung menjadi dapat menghitung. Namun, dari semua yang bersangkutan berusaha untuk hal yang di harapkan.
Oleh karena itu,agar kita memperoleh sesuatu pengertian yang jelas mengenai belajar maka di bawah ini perlu dikutip dari para ahli dalam memberi pengertian mengenai belajar.”Pengertian belajar menurut teori konektionisme adalah impuls untuk bertindak (impuls to action) atau belajar adalah penentuan hubungan antara stimulus dan respon,antar aksi dan reaksi”(Sardiman,2001:33).
Sedangkan Fudyartanto (2002 : 151)”Belajar adalah usaha sadar dari individu untuk memahami dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan, sikap-sikap dan nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakunya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya”. Usaha yang dilakukan yaitu membaca, latihan soal, mendengarkan dan sebagainya.
Pengertian Ekonomi
Suparmo (2004 : 3) menyatakan bahwa “Ekonomi adalah salah satu cabang pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana manusia memenuhi kebutuhan yang bersifat tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang bersifat terbatas”. Sedangkan menurut Mankiw (2000:3) “Ekonomi adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu terbatas atau angka”.
Sedangkan menurut Deliarnov ( 2003 : 3 ) “Ekonomi adalah ilmu yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau golongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif terbatas adanya”.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu atau seni tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak. Bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang meliputi pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.
Pengertian Hasil Belajar
Setiap orang yang melakukan kegiatan tentu akan memperoleh hasil. Demikian dengan kegiatan belajar di sekolah, tentu akan memperoleh hasil yang berupa hasil belajar. Belajar sebagai suatu proses akan menghasilkan permasalahan yang berupa pengetahuan sikap atau nilai dan keterampilan. Adanya perubahan itu tampak dalam hasil belajar yang dihasilkannya. Menurut KBBI hasil adalah sesuatu yang telah dicapai. Hasil belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai test yang diberikan guru.
Hasil belajar mempunyai beberapa fungsi,menurut Arifin (2000: 84) fungsi belajar sebagai berikut :
- Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
- Suatu usaha penguasaan hasrat ingin tahu.
- Bahan informasi dan inovasi pendidikan.
- Indikator intern dan ekstern dari institusi penelitian
- Indikator daya serap.
Pengertian Hasil Belajar Ekonomi
Menurut Deliarnov (2003:3) “Ekonomi adalah ilmu yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau golongan masyarakat dalam usahanya memenuhi kebutuhan yang relatif terbatas adanya”,sedangkan Nurhadi (2004:20) menyatakan bahwa “Ekonomi adalah semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu tentang upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang tergabung dalam pelajaran IPS. Hasil belajar ekonomi ini merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah dapat dimengerti siswa. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dilakukan usaha untuk menilai hasil belajar. Penilaian ini bertujuan untuk melihat hasil kemajuan siswa SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2011/2012 dalam penguasaan mata pelajaran IPS Ekonomi dalam pokok bahasan tertentu.
Jadi hasil belajar ekonomi adalah hasil maksimal dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar ekonomi di kelas.
Tipe-Tipe Hasil Belajar
Hasil belajar secara menyeluruh harus mencerminkan tujuan pendidikan. Benjamin S. Bloom dalam Sudjana (2005 : 49) berpendapat bahwa “Tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat digolongkan menjadi tiga bidang atau ranah, yakni 1) bidang kognitif, 2) bidang efektif dan, 3) bidang psikomotor, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tipe hasil belajar bidang kognitif meliputi :
- Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan ( knowledge).
Termasuk dalam pengetahuan hafalan ini adalah pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan mengenai hal-hal yang perlu di ingat kembali seperti batas peristilahan, pasal, hukum, bab, ayat, rumus dan lain-lain.
- Tipe hasil belajar pemahaman (comprehension)
Ada tiga pemahaman yang berlaku umum yaitu:
- a) Pemahaman terjemahan, yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia, pengertian Bhineka Tunggal ika dan lain-lain.
- b) Pemahaman penafsiran misalnya, memahami grafik, menghubungkan dua konsep yang berbeda dan lain-lain.
- c) Pemahaman ekstrapolasi yakni kesanggupan melihat di bilik yang tertulis, tersirat, meramalkan sesuatu atau memperluas wawasan.
- Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan dan mengabstrakkan suatu konsep, ide, rumus dan hukum dalam situasi baru, misalnya memecahkan persoalan dengan rumus tertentu, menerapkan suatu dalit atau hukum dalam suatu persoalan, jadi dalam aplikasi harus ada konsep, teori hukum dan rumus.
- Tipe hasil belajar analisis
Analisis adalah kemampuan untuk mengurangi suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur atau bagian yang lebih kecil dan mempunyai arti.
- Tipe hasil belajar sintesis
Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi satu integritas.
- Tipe hasil belajar evaluasi
Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai suatu berdasar pada kemampuan yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya.
- Tipe hasil belajar bidang efektif
Bidang efektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa tingkatan bidang efektif yaitu :
- Receiving atau Attending adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang pada siswa, baik demi bentuk masalah situasi atau gejala.
- Responding atau jawaban adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar.
- Valuing atau penilaian adalah berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulasi.
- Organizing atau organisasi yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, kemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
- Karakteristik nilai atau internalisasi nilai adalah keterpaduan dari sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
- Tipe hasil belajar Psikomotor
Hasil belajar bidang psikomotor tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu.
Ada enam tingkatan ketrampilan yaitu :
- gerakan reflek
- ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
- kemampuan berseptual termasuk di dalamnya membedakan visual membedakan auditif, motorik dan lain-lain.
- kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuasaan, keharmonisan, ketetapan dan lain-lain.
- gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komplek.
- Kemampuan seperti gerakan ekspresif, interprestasi dan sebagainya.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar
Agar belajar dapat berhasil, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar individu, sebagaimana dikemukakan oleh Sudjana (2006 : 39) “Hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa itu sendiri atau dari faktor lingkungan”.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
- Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa bisa disebut faktor internal atau endogen. Faktor ini meliputi kondisi individu si pelajar atau kondisi fisiologis, kondisi panca indera dan kondisi psikologis. Kondisi fisiologis meliputi keadaan jasmani pada umumnya, misalnya anak yang badannya segar berbeda dengan anak yang dalam keadaan lelah, anak yang terpenuhi gizinya berbeda dengan anak yang kekurangan gizi dan sebagainya. Kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran jika hal ini terganggu maka akan berpengaruh terhadap aktivitas belajarnya . kondisi psikologis terutama berhubungan dengan minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif siswa.
Bagi anak yang minatnya besar terhadap suatu pelajaran akan mencapai hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak berminat. Anak yang memiliki minat yang tinggi berarti mempunyai perhatian yang tinggi terhadap bahan yang dipelajari. Sebaliknya anak yang kurang minatnya akan kurang pula perhatiannya terhadap bahan pelajaran.
Mengenai kecerdasan telah diteliti oleh para ahli yang berkesimpulan bahwa kecerdasan atau intelegensi berkolerasi terhadap hasil belajar seseorang. Dalam proses belajar, fungsi utama kecerdasan ini adalah pertama mencamkan kemudian menyimpan lalu memproduksikan kesan (bahan) yang telah dipelajarinya.
Pemberian pelajaran yang bahannya disesuaikan dengan bakat anak akan secara mudah diterima oleh anak, sehingga akan memperoleh prestasi belajar yang baik.
Motivasi dalam belajar penting sekali peranannya, sebab motivasi atau dorongan dapat menimbulkan saraf seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Kemampuan kognitif terutama berperan dalam proses belajar yaitu persepsi ingatan dan berpikir.
- Faktor yang datang dari luar diri siswa
Faktor ini disebut juga faktor eksternal atau faktor eksogen. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor lingkungan dan faktor instrument atau alat. Mengenai faktor-faktor lingkungan telah diakui oleh para ahli pendidikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan seseorang di dalam mempelajarinya sesuatu. Adapun lingkungan tersebut dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan alam dan lingkungan sosial. Lingkungan alam akan berpengaruh pada fisik dan psikis individu. Misalnya seseorang yang hidup di daerah tandus. Lingkungan sosial berupa hubungan antar manusia, misalnya hubungan dengan orang tua, saudara, kerabat dekat, kelompok bermain, kelompok belajar dan sebagainya akan mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam belajarnya.
- Pengertian Metode Pembelajaran
- Pengertian Metode
Pengertian Metode merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan Metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Djamarah ( 2002 : 85 ) “Metode adalah salah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Djamarah ( 2002 : 53 ) menyatakan :
Pemilihan dan penentuan Metode dalam pembelajaran harus memiliki :
- Nilai Strategis dari Metode
Didalam proses pembelajaran terjadi interaksi edukatif antara anak didik dan guru. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemikiran Metode yang kurang tepat. Oleh karena itu, Metode adalah salah satu cara yang memiliki nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategis dari Metode adalah dapat mempengaruhi jalannya pembelajaran.
- Efektivitas penggunaan Metode
Penggunaan Metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadikan kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Karena itu, efektivitas penggunaan Metode dapat terjadi bila ada kesesuaian Metode dengan semua komponen pembelajaran yang telah diprogramkan.
- Pentingnya pemilihan dan penentuan Metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat program pembelajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas.
- Pengertian Metode Jigsaw
Silberman (2001 : 160) “ Metode Jigsaw merupakan Metode pembelajaran dengan sistem kelompok atau bekerja secara bersama-sama sehingga siswa dapat saling membantu dan bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah dan mendiskusikan masalah dengan teman-teman yang lain”
Metode Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat elemen-elemen, diantaranya saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan (Nurhadi,2004 : 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang berkerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari empat atau lima orang saling membantu dalam mengidentifikasi masalah.
Menurut Zaini ( 2002 : 56-57 ) “Belajar dengan Metode Jigsaw “ Merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan bagian dari Metode tersebut tidak harus urut, setelah materi dibagi siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membahas materi tersebut, setelah selesai setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang mereka pelajari dari kelompoknya”. Dengan Metode Jigsaw ini siswa biasa saling membantu dalam memecahkan materi yang dibahas.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan asal dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan golongan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topik nya untuk kemudian kepada anggota asal.
Pada Metode ini siswa belajar untuk mengeluarkan pendapat ide, siswa akan bangga terhadap penguasaan topik tertentu dan akan memberikan presentasinya kepada teman-temannya. Menurut Gardnek ( 2002 : 32 ) “ Dalam Metode Jigsaw setiap ahli dalam kelompok itu menjadi juru ( pembicara ) dalam sub unit suatu topik setelah siswa memahami bagian masing-masing “. Setiap juru mengajarkan pula kepada ahli dalam kelompok yang lain. Soal jawab atau perbincangan yang berlaku selama proses ini membolehkan juru dan ahli sama-sama memikirkan cara memecahkan masalah (tugas) yang diberi, ini meningkatkan pemahaman dan ingatan selain itu memberi peluang kepada pelajar yang kurang cemerlang dan mengajarkan mereka untuk menjadi juru dan mengajarkan pula pada siswa yang mempunyai prestasi yang baik yang secara tidak langsung meningkatkan keyakinan mereka.
Menurut Zaini ( 2002 : 56-57 ) langkah-langkah dalam Metode Jigsaw yaitu :
- Memilih materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen (bagian)
- Membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah segmen yang ada jika jumlah siswa adalah 50, sementara jumlah kelompok yang ada 5, maka masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang. Jika ini dianggap terlalu besar dibagi menjadi 2 sehingga setiap kelompok terdiri dari 5 orang. Setelah proses selesai kemudian menggabungkan kedua kelompok pecahan tersebut.
- Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi yang berbeda-beda.
- Setiap kelompok mengirimkan anggotanya kekelompok lain untuk menyampaikan apa yang mereka pelajari dari kelompoknya.
- Suasana kelas kembali seperti semula kemudian menanyakan sekiranya ada persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
- Memberikan beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman mereka terhadap materi.
Adapun ciri-ciri Metode Jigsaw menurut Nur (2001:3) diantanya yaitu :
- Adanya kelompok yang berdiskusi tentang materi pelajaran tertentu.
- Terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
- Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya.
- Para siswa akan diminta menjelaskan materi yang telah dipelajari kepada temannya.
- Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara anggota kelompok.
Didalam Metode Jigsaw ini terdapat kelebihan maupun kelemahan dalam penggunaan Metode pembelajaran ini diantaranya sebagai berikut :
- Kelebihan Metode Jigsaw :
- Menurut Nurhadi (2001:3) :
1). Meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi yang ditugaskan.
2). Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain.
3). Guru berperan sebagai pendamping, penolong dan mengarahkan siswa dalam mempelajari materi pada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.
4). Melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
5). Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.
- Menurut Ibrahim, dkk (2003:120-121) :
Bahwa kelebihan dari belajar Jigsaw yaitu dapat mengembangkan tingkah laku dan hubungan yang lebih baik antar siswa dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar dari pada dari Guru.
- Menurut Ratumanan (2002:63) :
Menyatakan bahwa kelebihan Jigsaw bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar Jigsaw dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa.
- Kelemahan Metode Jigsaw :
- Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan anggotanya lemah semua.
- Penugasan anggota kelompok untuk menjadi ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajarinya.
- Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
- Siswa memilki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi ketika sebagai tenaga ahli sehingga dimungkinkan terjadi kesalahan.
- Awal pengguanaan metode ini biasanya sulit dikendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang.
- Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Dengan Menggunakan Metode Jigsaw
Penerapan Metode Jigsaw di sekolah diharapkan dapat meningkatkan kerja sama untuk mempelajari materi, rasa tanggungjawab siswa, melatih siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, pemerataan penguasaan materi, serta mengembangkan tingkah laku dan hubungan yang lebih baik antar siswa sehungga dapat tercapai Hasil Belajar yang lebih baik.
Peningkatan hasil belajar siswa salah satunya dengan memaksimalkan dari suatu pekerjaan atau kecakapan untuk menambah pengetahuan atau tingkat penguasaan yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar mengajar ekonomi di kelas.
Penggunaan Metode pembelajaran yang tepat akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga siswa tidak akan merasa jenuh dengan Metode yang diajarkan oleh guru.
Metode Jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang di dalamnya terdapat elemen-elemen,diantaranya saling ketergantungan positif yaitu interaksi tatap muka, akuntabilitas individual dan keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan Nurhadi (2004 : 112). Metode Jigsaw merupakan pembelajaran yang melibatkan semua siswa yang bekerja secara kelompok dan dalam kelompok tersebut biasanya terdiri dari empat atau lima orang saling membantu dalam mengidentifiasi masalah.
Menurut Hisyam Zaini (2002 : 56-57) belajar dengan Metode Jigsaw “Merupakan strategi yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan bagian dari Metode tersebut tidak harus urut, setelah materi dibagi siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok membahas materi tersebut, setelah selesai setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk menyampaikan apa yang mereka pelajari dari kelompoknya. Dengan Metode Jigsaw ini siswa bisa saling membantu dalam memecahkan materi yang di bahas.
- Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono ( 2008 : 47 ) “ Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori yang berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting”.
Metode Jigsaw merupakan suatu bentuk penyajian pelajaran dengan cara bekerja kelompok yang biasanya terdiri dari empat orang atau lima orang yang saling membantu memecahkan dan mendiskusikan masalah bersama. Pembelajaran ini melibatkan seluruh siswa sehingga siswa akan aktif, akrab dan dapat saling bertukar pikiran sehingga hasil yang dicapai kemungkinan akan lebih baik.
Dapat mewujudkan arah dari pemecahan dan pengaruh lisan yang di hadapi, maka terlebih dahulu perlu dikemukakan gambaran yang berupa kerangka pemikiran yang diuraikan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
- Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto ( 2002 : 62), “ Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul “.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Diduga dari Penerapan Metode Jigsaw dapat Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi pada Siswa Kelas VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO TAHUN AJARAN 2011/2012.
- Metode Penelitian
- Setting Penelitian
- Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Ngadirojo kabupaten Wonogiri. Penelitian ini didasarkan atas pertimbangan bahwa sekolah tersebut memiliki beberapa permasalahan akademik yang perlu di tingkatkan. Selain itu sekolah tersebut mudah dijangkau oleh peneliti sehingga efisien waktu dan mudah dalam mendapatkan data.
- Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
No | Jenis Kegiatan | April | Mei | Juni | Oktober | November |
1. | Pengajuan Judul | X— | ||||
2. | Pembuatan Proposal | -XX- | ||||
3. | Pengurusan Surat Izin | –X- | ||||
4. | Pembuatan Instrumen | —X | XX– | |||
5. | Persiapan Perlakuan Penelitian | –X- | ||||
6. | Pelaksanaan Eksperimen | -XX- | ||||
7. | Pengolahan dan Analisis Data | -XX- | ||||
10. | Pembuatan Laporan | –XX | XXX- |
- Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo yang berjumlah 34 siswa sementara Guru kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo sebagai partner kolaborasi sekaligus sebagai triangulasi sumber data.
- Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung. Berdasarkan tujuan penelitian, maka jelas bahwa penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat untuk mendiskripsikan data, fakta dan keadaan yang ada. Penelitian ini menggunakan pola penelitian siklus. Dengan pola penelitian ini peneliti memiliki kebebasan untuk mengulang kegiatan yang sudah dilakukan untuk mendapatkan kemantapan atau mengubah hal-hal yang tidak tepat untuk lebih disesuaikan dengan kenyataan yang ada.
Dalam penelitian ini, tugas peneliti adalah untuk menyusun rencana kegiatan, melaksanakan tindakan pembelajaran dengan subyek penelitian dan akhirnya melaporkan hasil penelitian.
- Prosedur Penelitian
Menurut arikunto (2006:16-20) model penelitian tindakan kelas adalah: “ secara garis besar terdapat empat tahapan yang harus dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi”.
Secara visual prosedur PTK dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Siklus Prosedur Penelitian
Rincian dari tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Siklus 1
- Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi kegiatan:
- Observasi awal/refleksi awal
- Melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah dan salah satu guru kelas tentang perencanaan penelitian yang akan dilaksanakan.
- Membuat soal tes awal.
- Menentukan sumber data
- Menetapkan kelompok.
- Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan
- Menentukan tujuan pembelajaran.
- Menyusun kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi.
- Menyiapkan lembar kegiatan belajar.
- Menyusun lembar observasi dan catatan lapangan
- Membuat soal-soal formatif dan lembar kerja peserta didik untuk mengukur penilaian hasil belajar kognitif peserta didik.
- Mengkoordinasi program kerja pelaksanaan tindakan dengan teman sejawat dan salah satu guru.
- Tahap Pelaksanaan Tindakan
Melaksanakan tindakan disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Adapun urutan kegiatan secara garis besar adalah sebagai berikut:
Penyajian materi
Penyajian materi dilakukan secara klasikal selama kurang lebih 15-30 menit. Penyajian materi meliputi secara garis besar.
Belajar dalam kelompok
Setelah penyajian materi secara klasikal, selanjutnya siswa akan mengelompok dalam kelompok-kelompok kecil yang telah ditentukan. Setiap kelompok akan diberikan soal-soal yang harus dijawab oleh siswa dengan cara bekerja sama dan saling berdiskusi dalam kelompok.
Tes akhir/Post test
Setelah melakukan kegiatan belajar dalam kelompok, selanjutnya siswa kembali ke tempat duduk masing-masing dan bersiap melakukan tes individu. Soal yang diberikan pada siswa pada tes ini adalah sesuai dengan materi sub pokok bahasan yang telah diajarkan. Jawaban tes dicocokkan dan dinilai bersama. Skor yang diperoleh dihitung sebagai kemajuan individu dan penentuan hasil belajar untuk menentukan ketuntasan belajar individu dan klasikal. Skor kemajuan masing-masing anggota dijumlah dan dirata-rata sebagai skor kelompok.
Pemberian penghargaan
Setelah melakukan penghitungan skor kelompok, maka akan diketahui nilai dari masing-masing kelompok. Kelompok yang mendapat skor tertinggi akan diberikan penghargaan berupa tambahan nilai dan diberi predikat sebagai kelompok terbaik.
Mengamati (observer)
Mengamati dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan berlangsung. Proses pengamatan secara intensif dilakukan oleh guru. Obyek yang diamati meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi, disediakan catatan lapangan untuk melengkapi data hasil observasi.
Merefleksi (reflect)
Merefleksi dilakukan untuk melihat proses pelaksanaan tindakan dan hasil pemahaman siswa. Merefleksi adalah menganalisis data-data yang diperoleh dari tes akhir, observasi, wawancara dan catatan lapangan. Tahap refleksi meliputi kegiatan memahami, menjelaskan dan menyimpulkan data.
Hasil analisis data dikaji untuk mengetahui; apa yang sudah berhasil dari pembelajaran tindakan? Apa yang belum berhasil dari pembelajaran tindakan? Mengapa demikian? Bagaimana selanjutnya? Jawaban dari pertanyaan diatas selanjutnya digunakan untuk menyempurnakan tindakan pada siklus selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan akhir penelitian.
Jenis Data dan Sumber Data
Lofland dan Lofland (dalam Moleong, 2002:112) menyatakan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah kata tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam menentukan sumberdata,peneliti harus benar-benar memperhatikan subyek dan informan. Subyek adalah sesuatu yang diteliti, sedangkan informan adalah orang yang memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang sesuatu yang diteliti. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
- Perilaku guru dalam pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh kolaborator dan siswa.
- Perilaku siswa dalam pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan kolaborator.
- Situasi kelas saat pembelajaran tindakan, yang penilaiannya dilakukan oleh guru dan kolaborator.
- Hasil belajar ekonomi siswa sebagai dampak pembelajaran tindakan dalam mengerjakan soal-soal tes awal dan tes akhir.
- Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis. Observasi dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara langsung tentang kegiatan belajar di kelas.
Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk meningkatkan hal-hal yang tidak dapat atau kurang jelas diamati pada saat pengamatan berlangsung
Tes
Arikunto (2002:127) menyatakan tes merupakan “ serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok”. Metode tes untuk mengumpulkan data tes hasil belajar ekonomi dengan menggunakan Metode Jigsaw.
Catatan lapangan
Pencatatan lapangan digunakan untuk melengkapi data-data yang tidak direkam dalam lembar observasi maupun wawancara, dengan demikian diharapkan tidak ada data penting yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian.
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan Metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu berupa buku pribadi, buku latihan dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain nama siswa dan nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang ada di sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama siswa kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo Tahun Ajaran 2011/2012.
- Validitas Data
Menurut Sugiyono ( 2008:173 ) instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Agar data yang digali dan dikumpulkan selama penelitian terjamin kemantapannya dipilih cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperoleh. Penelitian ini akan menggunakan triangulasi untuk menguji keabsahan data.
Menurut Sugiyono ( 2008: 330 ) Triangulasi dalam teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008:373). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, tes, catatan lapangan dan dokumentasi.
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus I sampai siklus III. Teknik analisis kualitatif mengacu pada model Miles dan Huberman (1992) menggunakan model interaktif yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan atau uraian singkat dan pengolongan data ke dalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data, dimulai dari perencanaa, pelaksanaan tindakan observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.
Penarikan kesimpulan merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan perlu diberi makna. Sedangkan data yang diperoleh dari tes I, tes II, tes III dan data pengamatan dengan lembar penilaian dianalisis secara kuantitatif. Perbandingan antara nilai rata-rata kelas dan simpangan baku antara tes I, tes II, dan tes III digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan nilai. Jika nilai rata-rata kelas pada tes III lebih besar dari tes I dan tes II dan simpangan baku pada tes III lebih kecil dari tes I dan tes II, maka ada peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan Metode Jigsaw.
- Instrumen Penelitian
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa atau tindakan siswa dalam suatu proses pembelajaran ekonomi, oleh karena itu penelitian ini juga termasuk dalam penelitian kualitatif. Kelengkapan lain yang menunjang jalannya pelaksanaan proses pembelajaran dengan Metode Jigsaw adalah:
- Rencana pelaksanaan pembelajaran
- Kertas lembar diskusi dan lembar jawaban .
- Lembar pengamatan terhadap guru, siswa dan situasi kelas.
- Media pembelajaran yang lain seperti papan tulis, spidol, dll
- Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian dalam penelitian kelas ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ekonomi dengan penerapan metode jigsaw pada siswa kelas VIII E SMP NEGERI 3 NGADIROJO Tahun Ajaran 2011/2012 diharapkan mengalami peningkatan minimal 70.
Dibawah ini merupakan tabel indikator pencapaian hasil belajar siswa.
Tabel 2.1
Sebelum tindakan | Sesudah tindakan | |
Hasil belajar siswa | 45 | 70 |
Sistematika Penulisan
Secara garis besar penulisan ini dibagi menjadi lima bab, yaitu
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini penulis memberikan pedoman keseluruhan isi skripsi secara garis besar, dengan menggunakan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika laporan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam Bab ini membahas masalah teori-teori yang melandasi penelitian ini, yaitu meliputi masalah kemampuan kognitif siswa,metode pembelajaran, kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam Bab ini berisi setting penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, validitas data, teknik analisis data, instrument penelitian, indicator pencapaian
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2002. Pembelajaran makro, Pendekatan Praktis dalam menyiapkan Mendidik Profesional. Yogyakarta : Triwacana.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Manajemen Penelitian Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara.
Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Berbasis Portofolio. Bandung : PT. Genesindo.
Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada.
Djamarah, Syaiful Bachri. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Fudyartanto. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta : PT. Genesindo.
Gradnek. 2002. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ibrahim, dkk. 2003. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mankiw, N Gregory. 2002. Pengantar Ekonomi. Jakarta : Erlangga.
Moleong, I. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nana Sudjana.2004. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Widia Sarana.
Ratumanan. 2002. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode dan Teknik. Bandung : Tarsito.
- 2003. Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : CV. Eka Jaya.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Silberman, Melvin. 2001. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Yappendi.
Suparmo. 2004. Perkembangan ilmu Ekonomi. Jakarta : Grasindo
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
|
|
Zaini, Hisyam. 2002. Strategi Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Rineka Cipta.