Oleh dr. Aman B. Pulungan, Sp. A (Dokter Spesialis anak, Sub Bagian Endokrinologi Bag. Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, RS Cipto Mangunkusumo, Klinik Anakku Cinere).
Orang tua selalu khawatir tentang pertumbuhan anaknya, dan sering bertanya-tanya berapa tinggi anaknya kelak setelah dewasa. Kekhawatiran akan bertambah lagi bila anaknya tampak lebih pendek dibanding teman-teman sebayanya, walaupun seringkali ternyata tinggi anak tersebut dalam kisaran normal potensi genetiknya. hal ini mendorong orang tua dan anak untuk lebih memperhatikan masalah ini, mereka yang merasa pendek seringkali akan melakukan berbagai upaya untuk menambah tinggi badan dan mencari dokter untuk berkonsultasi. Ironisnya hanya sedikit dokter yang mau memperhatikan masalah ini, misalnya saat penimbangan di PUSKESMAS/POSYANDU, banyak “RS dan praktek dokter yang tidak melakukan pengukuran panjang/tinggi badan dan tidak tersedianya kurva panjang /tingggi badan.
Pertumbuhan merupakan suatu indikator sensitif kesehatan anak, status nutrisi dan latar belakang ginetiknya. Penyimpangan dari pertumbuhan rata-rata tinggi badan dan berat badan dapat menunjukan adanya masalah kesehatan. Proses tumbuh kembang termasuk pertumbuhan, merupakan proses utama dan merupakan sesuatu yang terpenting pada anak tersebut. Gangguan, hambatan, maupun penyimpangan ataupun pada proses tersebut sangat merugikan anak. Di bidang tumbuh kembang psikososial salah satu hal yang menunjang pencapaian keberhasilan seseorang adalah sikap percaya diri (PD). Salah satu yang bisa menghambat PD seorang anak adalah penampilan fisiknya antara lain perawakan pendek. Hal seperti ini sebenarnya tidak perlu terjadi kalau diingat bahwa beberapa tokoh dunia adalah pendek seperti Kaisar Nepoleon misalnya.
Perawakan pendek merupakan suatu keadaan yang dapat mengakibatkan seorang anak menjadi frustasi. Hal ini dapat terjadi karena berkurangnya banyak kesempatan akibat tubuhnya yang pendek. Perawakan pendek bukan merupakan suatu diagnosis klinis. Perawakan pendek merupakan suatu keadaan dimana tingggi badan seseorang dibawah ukuran normal sesuai umur, jenis kelamin dan mudah diketahui dengan segera. Dikatakan seseorang berperawakan pendek bila tinggi badan seseorang dibawah 2 standar deviasi (SD) dari rata-rata populasi atau dibawah persentil 3 kurva pertumbuhan. Budaya kita selalu mengaitkan tinggi badan seseorang dengan status sosial, dan sering orang yangpendek dianggap kurang mampu.
Kurva Pertumbuhan
Kurva pertumbuhan sudah lama sekali dikenal dan merupakan suatu rekaman tentang pertumbuhan seseorang. salah satu rekaman yang paling terkenal, tertua dibuat pada abad ke 18 oleh Count Philibert Guneau de Montbeillard dengan merekam panjang badan anak laki-lakinya setiap bulan sejak lahir sampai 18 tahun. jika pertumbuhan dipandang sebagai suatu bentuk gerakan misalnya suatu perjalanan, maka kurva ini menggambarkan jarak yang telah ditempuhnya.
Kurva velositas atau kurva laju pertumbuhan yang demikian sebenarnya lebih menggambarkan keadaan seorang anak pada setiap saat tertentu. Sejak lahir sampai umur 3-4 tahun laju pertumbuhan dengan cepat berkurang (mengalami deselerasi), kemudian akan berkurang secara perlahan-lahan hingga umur 5-6 tahun. Pada umumnya pertumbuhan merupakan suatu proses yang teratur. Pacu tumbuh terjadi pada masa remaja.
Sampai umur 2 tahun panjang badan akan diukur dalam posisi tidur terlentang, selanjutnya diatas umur 2 tahun tinggi badan diukur dalam posisi berdiri. melalui ke-2 cara pengukuran ini akan diperoleh perbedaan 1 cm. Pada umumnya anak perempuan lebih pendek dari anak laki-laki sampai masa remaja. Anak perempuan menjadi lebih tinggi segera setelah memasuki masa pubertas dan pacu tumbuhnya terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki.
Apakah tinggi seorang anak bisa diprediksi?
Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai potensi ginetiknya berdasarkan data tinggi badan orangtua dengan asumsi semuanya tumbuh optimal sesuai potensi ginetiknya sebagai berikut:
Anak perempuan : (Tinggi Ayah – 13) + tinggi ibu + 8,5 cm
2
Anak laki-laki : (Tinggi Ibu + 13) + tinggi ayah + 8,5 cm
2
Keadaan apa saja yang dapat menyebabkan anak menjadi pendek?
Secara umum penyebab perawakan pendek adalah organik (41%), familial (turunan) / CDGP (41%), pertumbuhan janin terganggu (PJT) (7,5%), kekurangan hormon pertumbuhan (8%), dan yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) (19%). Berbagai keadaan medis dapat mengganggu pertumbuhan dan mengakibatkan perawakan pendek yang patologis, seperti penyakit kronis pada anak khususnya penyakit yang mengenai jantung, paru, pencernaan, ginjal. penyakit-penyakit ini dapat memperlambat pertumbuhan. Diagnosis dini dan pengobatan penyakit tersebut dapat mengembalikan proses pertumbuhan. Selain penyakit kronis, perawakan pendek juga dapat disebabkan oleh nutrisi yang tidak adekuat terutama jika terjadi pada masa bayi dan pubertas. Disamping hal-hal diatas, pendek juga dapat disebabkan oleh kekurangan hormon tertentu khususnya hormon pertumbuhan dan hormon tiroid.
Salah satu klasifikasi mengenai perawakan pendek adalah :
1. Variasi normal perawakan pendek
1.1 perawakan pendek familial (turunan)
1.2 Constitusional Delayed Growth and puberty (CDGP)
1.3 Perawakan pendek idiopatik
2. Gangguan pertumbuhan primer
2.1 Pertumbuhan janin terhambat
2.2 Kelainan pertumbuhan tulang
2.3 Sindrom /kelainan kromosom (genetik)
3. Gangguan pertmbuhan sekunder
3.1 Malnutrisi
3.2 penyakit kronis
4. Kelainan hormonal
4.1 Kekurangan hormon pertumbuhan (Growth hormone deficiency)
4.2 Kekurangan hormon tiroid
4.3 Diabetes Mellitus (penyakit gula/kencing manis)
4.4 Kelebihan hormon kortikosteroid
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa kelainan yang sering ditemukan.
Perawakan Pendek turunan (Familial Short Stature)
Perawakan pendek turunan (familial) merupakan diagnosis yang paling sering dijumpai di tempat praktek/klinik. Biasanya keadaan ini ditunjang dengan adanya riwayat perawakan pendek pada orangtua ataupun keluarga lainnya seperti paman, bibi ataupun kakek/nenek. Tinggi badan berada dibawah rata-rata, akan tetapi kecepatan tumbuh sesuai untuk umurnya (normal) dan usia tulang sesuai dengan usianya. Pada masa dewasa biasanya anak tetap pendek.
Constitutional Delayed Growth and Puberty (CDGP)
Tinggi badan dibawah rata-rata. Kecepatan tumbuh periode prapubertas tidak sesuai dengan umurnya. Perkembangan pubertas terlambat akan tetapi tinggi badan akhir akan mencapai batas-batas normal.
Malnutrisi
Kekurangan protein kalori adalah penyebab terbanyak hambatan pertumbuhan dan akan menyebabkan perawakan pendek pada masa dewasa. Selain kekurangan protein, kekurangan besi dan seng juga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Umumnya keadaan ini sering terlihat bersama-sama penyakit kronis.
Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
Kelompok ini berkaitan dengan berat badan lahir yang tidak sesuai dengan masa kehamilannya. PJT dibagi atas 3 kelompok yaitu simetris, asimetris dan kombinasi keduanya. Pemantauan intensif PJT sangat diperlukan untuk mencapai kejar tumbuh sehingga pertumbuhan dapat optimal sesuai potensi ginetiknya. kejar tumbuh sebagian besar (40%) terjadi pada usia bayi sebelum 6 bulan, dan sebelum usia 3 tahun kejar tumbuh terjadi pada 25% anak-anak yang semasa janin mengalami hambatan pertumbuhan. Setelah umur 3 tahun kejar tumbuh masih terjadi pada 20% kasus dan pada 15% kasus tidak terjadi kejar tumbuh.
Penyakit Kronis
Penyakit kronis dapat mengganggu pertumbuhan dengan berbagai mekanisme seperti misalnya penurunan masukan kalori dan peningkatan keperluan energi pada penyakit jantung bawaan. Contoh penyakit-penyakit kronis lain yang dapat mengganggu pertumbuhan antara lain penyakit jantung, ginjal, penyakit paru, penyakit kelainan darah, dan berbagai penyakit kronis lainnya.
Kelainan Pertumbuhan Tulang dan Penyakit pada Tulang
Kelainan pada perkembangan tulang akan menyebabkan hambatan pertumbuhan. Pada keadaan ini biasanya akan terjadi disproporsi ukuran tubuh dan tungkai.
Perawakan Pendek yang Tidak Diketahui Penyebabnya (Idiopatik)
Perawakan pendek idiopatik adalah perawakan pendek yang tidak diketahui dengan jelas penyebabnya. Diagnosis idiopatik ditegakan apabila semua penyebab perawakan pendek lain sudah disingkirkan.
Kekurangan Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone Deficiency/GHD)
Kekurangan hormon pertumbuhan merupakan salah satu penyebab hormonal perawakan pendek. Berdasarkan data klinik hampir 30% anak dengan perawakan pendek disebabkan oleh faktor hormonal.
Manifestasi klinis kekurangan hormon pertumbuhan tergantung dari faktor penyebab, usia timbul, dan berat ringannya kekurangan yang terjadi. Apapun penyebab kekurangan hormon pertumbuhan, petunjuk utamanya secara klinis adalah menurunnya kecepatan pertumbuhan, sehingga pengukuran standar untuk pertumbuhan badan yang dilakukan secara benar dan teratur akan mampu mendektesi dini perawakan pendek yang disebabkan GHD.
Anak yang mengalami kekurangan hormon pertumbuhan bawaan biasanya mempunyai berat lahir dan panjang lahir normal, dan gangguan pertumbuhan baru mulai terlihat setelah usia 6 bulan. Seringkali gangguan pertumbuhan ini baru disadari orangtua setelah anak berusia 3 tahun, karena perbedaan tinggi badan anak yang cukup mencolok dengan anak lain seusianya, akibat menurunnya kecepatan tumbuh. Gejala klasik dari kurangnya hormon pertumbuhan adalah anak pendek, tampak gemuk tapi proporsional, wajah tampak lebih muda dari usianya dan montok (chubby) dengan suara yang melengking. Terhambatnya pertumbuhan tulang-tulang muka akan menyebabkan frontal bossing (jidat nonong), keterlambatan pertumbuhan gigi, dan atau keterlambatan tanggalnya gigi sulung.
Deteksi Dini
Untuk menghindari pemborosan pemeriksaan serta sebaliknya kemungkinan terlewatkannya diagnosis patologik, yang dapat menyebabkan hilangnya kesempatan untuk meningkatkan tinggi badan, maka langkah awal adalah menentukan apakah perawakan pendek ini patologik atau variasi normal.
Kriteria awal untuk melakukan pemeriksaan terhadap anak pendek, jika :
1. Tinggi badan terletak dibawah persentil 3 atau dibawah tinggi rata-rata populasi
2. Kecepatan tumbuh dibawah persentil 25 kurva kecepatan tumbuh atau kurang 4 cm/tahun pada anak berumur 4-10 tahun
3. Prakira tinggi dewasa dibawah potensi tinggi genetiknya
4. Kecepatan tumbuh melambat setelah umur tiga tahun menyilang garis persentilnya pada kurva panjang/tinggi badan.
Tatalaksana
Setiap anak dengan perawakan pendek harus diketahui penyebabnya dan pada keluarga perlu dijelaskan mengenai potensi normal pertumbuhan seorang anak sesuai dengan potensi genetiknya. Sebagian kasus tidak perlu langsung diterapi, hanya dilakukan pemantauan berkala. namun sebagian kasus yang sudah jelas penyebabnya seperti kelainan hormonal antara lain kekurangan hormon pertumbuhan dan hormon tiroid dapat segera diobati. Gangguan pertumbuhan sekunder seperti malnutrisi dan penyakit kronis juga harus diobati sesuai penyebabnya.
Khusus untuk kekurangan hormon pertumbuhan dapat diberikan terapi pengganti hormon pertumbuhan. Terapi kekurangan hormon pertumbuhan adalah menggunakan hormon pertumbuhan pengganti yaitu Genotropin (somatotropin recombinant). Dosis yang diberikan 15-20 U/m2/minggu, diberikan 6-7 kali per minggu. respons terapi dikatakan baikbila kecepatan tumbuh minimal 2 cm per tahun diatas kecepatan tumbuh sebelum diberikan terapi. Biasanya kecepatan tumbuh pada tahun pertama pengobatan adalah 9-12 cm per tahun.
Untuk perawakan pendek yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik) akhir-akhir ini banyak center yang juga memberikan terapi pengganti hormon pertumbuhan. Terapi menunjukan hasil yang bervariasi. penelitian akhir dibelanda mengenai pemberian terapi pengganti hormon pertumbuhan pada kelompok anak perawakan pendek idiopatik, hasilnya dapat menambah tinggi akhir anak 7 cm dari tinggi sebelumnya.
Kesimpulan
Perawakan pendek merupakan masalah klinis anak dan remaja yang sering dijumpai. Pendek merupakan gejala dan bukan suatu penyakit. setiap anak yang pertumbuhannya melambat, turun dari garis persentil kurvanya setelah umur 3 tahun, tinggi badan dibawah persentil 3 atau TB jelas dibawah potensi genetik harus segera ditindaklanjuti. Keterlambatan diagnosis dan pengobatan dari penyebab perawakan pendek jelas akan membuat kegagalan untuk mencapai potensi genetik.
Kepustakaan
Kontak: 081 333 052 032