Oleh MOH. AS ’AT (Mahasiswa Program Pascasarjana UNISMA Malang, Guru MA Darut Taqwa Sengonagong, Purwosari, Pasuruan).
- A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 menyebutkan bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan Nasional”.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan guru harus pandai memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa senang dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untk memberikan motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai. Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu dengan cara penggunaan metode yang tepat dan motivasi.
Dengan melihat tantangan global, khususnya imperialisme kultur sebagaimana dibentangkan oleh Huntington, kurikulum bahasa Indonesia, khususnya, mesti didesain untuk menjawab tantangan imperialisme kultur tersebut. Guru bahasa seyogyanya tampil di lini terdepan sebagai pendekar kebudayaan. Mereka ditantang untuk memiliki kompetensi profesional.
Menurut A. Chaedar Al Wasilah, peran guru bahasa dalam pendidikan sangat mendasar dengan melihat tiga prinsip yaitu: (1) bahasa adalah media pembelajaran segala mata pelajaran di sekolah, (2) bahasa adalah alat berpikir, dan (3) bahasa adalah alat komunikasi. Bukankah pendidikan diniati untuk meningkatkan kualitas berpikir, dan untuk menyiapkan siswa agar mampu bersosialisasi dan berkomunikasi secara fungsional dalam lingkungannya? Penguasaan bahasa, dengan demikian, merupakan dasar bagi pendidikan sebagai proses maupun pendidikan sebagai hasil.
Mengingat mengajar pada hakekatnya merupakan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar yang harmonis dan menyenangkan, maka diharapkan mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar mengajar guru dengan perkataan lain proses belajar mengajar merupakan proses intraksi edukatif antara guru dengan siswa dengan menciptakan suasana belajar mengajar yang memberi respons terhadap usaha guru tersebut oleh sebab itu mengajar yang baik adalah mengajar yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar bagi siswa.
Untuk itu seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat guru hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip pengajaran, banyak para ahli berpendapat tentang prinsip-prinsip mengajar. Untuk itu seorang guru diharapkan bisa memilih prinsip-prinsip metode mengajar yang akan dipakai dalam proses belajar dan mengajar.
- B. Tujuan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan diatas maka perlu kiranya agar seorang guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar yang disampaikan kepada siswa untuk memahami tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh pemerintah khusus sekolah atau lembaga dimana seorang guru tersebut mengajar.Pendidikan nasional adalah usaha sadar untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan mengusahakan perkembangan kehidupan beragama, kehidupan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai budaya, pengetahuan, keterampilan, daya estetik, dan jasmaninya sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dan bersama dengan sesama manusia membangun masyarakatnya serta membudayakan alam sekitarnya.
Pedoman yang harus menjadi dasar system pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan bangsa, sebagai termaktub dalam pembukaan Undang-undang dasar 1945, adalah Pancasila sehingga pendidikan nasional adalah Pendidikan Pancasila.
Fungsi utama suatu system pendidikan ialah mengembangkan manusia, masyarakat, dan lingkungannya. Dengan demikian, system pendidikan nasional harus berfungsi mengembangkan bangsa dan kebudayaan nasional. Pendidikan nasional dalam rangka pengembangan bangsa dan kebudayaan nasional adalah usaha untuk mewujudkan tujuan nasional seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pedidikan nasional memakai pendekatan budaya berdasarkan Pancasila maka semua fungsi dan tujuan pengembangan kebudayaan harus pula menjadi tanggung jawab pendidikan nasional. Dengan latar belakang yang sedemikian itu, pengembangan kebudayaan nasional dan pengembangan pendidikan nasional mempunyai tujuan sebagaimana dirumuskan dalam Pembukan Undang-undang Dasar 1945.
Oleh sebab itu diharapkan dalam memberikan meteri ,melakukam kegiatan dan unsur-unsur , serta aspek-aspek yang lain dalam situasi untuk menjamin dan menguasai perhatian siswa. Sehingga guru bisa membantu siswa dalam menetapkan tujuan dengan jalan mendiskusikan tujuan pengajaran, serta tugas yang harus dikerjakan,memberikan bimbingan kepada sisiwa dalam memperoleh pengetahuan dan dalam mengembangkan kecakapan dan tingkah laku pro-sosial serta memperhatikan perbedaan individu siswa. Dengan apa yang telah dilakukan maka apa yang menjadi tujuan seorang guru dalam mengembangkan kecakapan yang mantap dan pengetahuan yang komprehensif yang sistematis akan tercapai.
PEMBAHASAN
PRINSIP-PRINSIP METODE MENGAJAR DAN BELAJAR
- A. Pengertian Metode Mengajar
Sebelum membicarakan prinsi-prinsip mengajar, terlebih dahulu perlu dibicarakan pengertian metode mengajar.
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign.S.Ulih Bukit Karo Karo adalah menyajikan bahan pelajaran oleh orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima. Di dalam lembaga pendidikan orang lain yang disebut di atas ada;lah murid atau siswa yang dalam proses belajara agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefiktif mungkin.
Prof. DR. Ramayulis (2001 : 2) berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu dan metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar dan mengajar.
Menurut Drs. A. Muardi Chatib dan Drs. Paimun dalam buku Metodik Al-Qur’an Hadits (1982/1983 : 39) metode mengajar adalah alat atau cara untuk mencapai tujuan pengajaran, artinya tidak jauh beda dengan pendapat Prof. DR. Ramayulis.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa metode mengajar itu sangat mempengaruhi belajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula.
Sedangkan pengajaran adalah kegiatan menyampaikan materi didalam proses pendidikan. Jadi metode mengajark adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan belajar mengajar dalam menyampaikan materi kepada anak didik.
- B. Prinsip-prinsip Mengajar
Mengajar bukanlah tugas yang sangat ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok siswa, mereka adalah makhluk hidup yang memerlukan bimbingan,dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Siswa setelah mengalami proses pendidikan dan pengajaran diharapkan telah menjadi manusia dewasa yang sadar tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berpribadi dan bermoral.
Mengingat tugas yang berat itu , guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar,dan harus dilaksanakan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar.
Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan didalam proses belajar mengajar . Seorang guru akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip orang belajar. Dengan kata lain supaya dapat mengontrol sendiri apakah tugas-tugas mengajar yang dilakukannya telah sesuai dengan prinsip-prinsip belajar maka guru perlu memahami prinisp-prinsip belajar itu. Pentingnya guru memahami prinsip dari teori belajar menurut Lindgren dalam Toeti Sukamto (1992: 14 ) mempunyai alasan sebagai berikut :
Teori belajar ini membantu guru untuk memahami proses belajar yang terjadi di dalam diri siswa,Dengan kondisi ini guru dapat mengerti kandisi-kondisi dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi, memperlancar atau menghambat proses belajar; Teori ini memungkinkan guru melakukan prediksi yang cukup akurat tentang hasil yang dapat diharapkan suatu aktifitas belajar;Teori belajar merupakan sumber hipotesis atau dugaan-dugaan tentang proses belajar yang telah diuji kebenarannya melalui experimen dan penelitian. Dengan mempelajari teori belajar pengertian seseorang tentang bagaimana terjadinya proses belajar akan meningkat , Oleh karenanya sangatlah penting bagi seorang guru untuk memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip dari berbagai teori belajar.
Ada banyak teori-teori belajar , setiap teori memiliki konsep atau prinsip sendiri tentang belajar. Berdasarkan berbedaan sudat pandang ini maka teori belajar tersebut dapat dikelompokan. Teori belajar yang terkemuka diabad 20 ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu kelompok teori bahaviorisme dan kelompok teori kognitivisme. (Arif Sukadi,1987)
Menurut kelompok teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalamn belajar. Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku yang terjadi karena adanya stimuli dan respon yang dapat diamati. Menurut teori ini manupulasi lingkungan sangat penting agar dapat diperoleh perubahan tingkah laku yang diharapkan .
Teori behaviorisme ini sangat menekankan pada apa yang dapat dilihat yaitu tingkah laku, tidak memperhatikan apa yang terjadi didalam fikiran manusia. Para ahli pendidikan menganjurkan untuk menerapkan prinsip penguatan (reinforcement) untuk mengidentifikasi aspek situasi pendidikan yang penting dan mengatur kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa berhasil mencapai tujuan.
Dalam menerapkan teori ini yang terpenting adalah guru harus memahami karakteristik si belajar dan karakteristik lingkungan belajar agat tingkat keberhasilan siswa selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan belajar secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak diterapkan didunia pendidikan meliputi (Hartley & Davies, 1978 dalam Toeti S. 1992:23) :
Proses belajar dapat terjadi dengan baik bila siswa ikut dengan aktif didalamnya
Materi pelajaran disusun dalam urutan yang logis supaya siswa dapat dengan mudah mempelajarinya dan dapat memberikan respon tertentu;Tiap-tiap respon harus diberi umpan balik secara langsung supaya siswa dapat mengetahui apakah respon yang diberikannya telah benar;Setiap kali siswa memberikan respon yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Prinsip-prinsip bihaviorisme diatas telah banyak digunakan dan diterapkan dalam berbagai program pendidikan. Misalnya dalam pengajaran berprogram dan prinsip belajar tuntas (mastery learning). Dalam pengajaran berprogram materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit-unit terkecil yang mudah dipelajari siswa, bila setiap unit selesai siswa akan mendapatkan umpanbalik secara langsung. Sedangkan dalam mastery learing materi dipecah perunit, dimana siswa tidak dapat pindah keunit di atasnya bila belum menguasai unit yang dibawahnya.
Kelompok teori kognitif beranggapan bahwa belajar adalah pengorganisasian aspek-aspek kognitif dan perseptual untuk memperoleh pemahaman. Dalam model ini tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan dan perubahan tingkahlaku sangat dipengaruhi oleh proses berfikir internal yang terjadi selama proses belajar.
Prinsip-prinsip teori kognitifisme; menurut teori kognitivisme, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku. Teori ini menekankan pada gagasan bahwa bagian-bagian suatu situasi saling berhubungan dengan kontek situasi secara keseluruhan. Yang termasuk dalam kelompok teori ini adalah teori perkembangan Piaget, teori kognitif Bruner, teori belajar bermakna Ausebel dll.
Selain itu juga hampir semua perilaku manusia adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar adalah proses pematangan atau pendewasaan seseorang.
Belajar didorong oleh kebutuhan atau keinginan yang dimiliki dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Sedangkan ciri – ciri belajar antara lain :
- Belajar adalah proses aktif dari orang yang bersangkutan.
- Belajar hanya dapat dilakukan secara individual.
- Kemampuan belajar setiap individu berbeda.
- Belajar dipengaruhi oleh pengalaman.
- Belajar melalui indera.
- Belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang terasa oleh pelajar.
- Belajar didorong ataupun dihambat oleh hasil belajar.
- Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik orang yang belajar dan lingkungannya.
- C. Prinsip-Prinsip Belajar
- PRINSIP KESIAPAN : Tingkat keberhasilan belajar tergantung pada kesiapan pelajar. Apakah dia sudah dapat mengkonsentrasikan pikiran, atau apakah kondisi fisiknya sudah siap untuk belajar.
- PRINSIP ASOSIASI : Tingkat keberhasilan belajar juga tergantung pada kemampuan pelajar mengaso- siasikan atau menghubung-hubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang sudah ada dalam ingatannya : pengetahuan yang sudah dimiliki, penga- laman, tugas yang akan datang, masalah yang pernah dihadapi, dll.
- PRINSIP LATIHAN : Pada dasarnya mempelajari sesuatu itu perlu berulang-ulang atau diulang-ulang, baik mempelajari pengetahuan maupun keterampilan, bahkan juga dalam kawasan afektif. Makin sering diulang makin baiklah hasil belajarnya.
- PRINSIP EFEK (AKIBAT) : Situasi emosional pada saat belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya. Situasi emosional itu dapat disim- pulkan sebagai perasaan senang atau tidak senang selama belajar.
Selain empat prinsip belajar diatas yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara individu. Namun demikian ada juga prinsip-prinsip belajar yang tidak boleh kita abaikan, yaitu sebagai berikut:
- Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif,meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.
- 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan yang intruksional.
- 3. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
- 4. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungan
- 5. Belajar bersifat keseluruhan dan meteri itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana, sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya.
- 6. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus dicapainya.
- 7. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
- 8. Repetisi dalam belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.
Prinsip disebut juga dengan asas atau dasar, asas adalah kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya dalam hubungannya dengan metode mengajar, berarti prinsip yang dimaksud disini adalah dasar pemikiran yang digunakan dalam mengaplikasikan metode mengajar dan belajar.
Tujuan yang ingin dicapai dalam metodelogi pengajaran Bahasa Indonesia khususnya adalah tercapainya efisiensi didalam proses belajar mengajar Bahasa Indonesia. Efisiensi di sini dimaksudkan suatu prinsip didalam pendidikan dan pengajaran dimana diharapkan hanya terdapat pengorbanan yang sedikit mungkin, tetapi dapat mencapai hasil yang seoptimal mungkin. Pengorbanan yang dimaksud meliputi faktor tenaga, waktu, alat dan biayanya.
Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan mengajar adalah :
- Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.
- Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
- Mengetahui tahap kematangan, perkembangan serta perubahan anak didik
- Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam anak didik.
- Memperhatikan kepahaman dan hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutannya, pembaharuan dan kebebasan berfikir
- Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
- Menegakkan “ Aswah Hasanah”.
Sedangkan menurut Muhtar Yahya ada 4 prinsip :
- At-Tawassu’ fil magashid la fi alat
Adalah prinsip yang menganjurkan untuk menuntut ilmu sebagai tujuan dan bukan sebagai alat
- Mura’tul isti’dad wa thab’i
Sebuah prinsip yang sangat memperhatikan pembawaan dan kecendrungan anak didik.
- At-tadarruj fi talqien
Al-Ghazali menyebutkan “Berilah pelajaran kepada anak didik sesuai dengan tingkat kemampuan mereka.
- Min al-mahsus ila al-ma’qul
Tidak dapat dibantah bahwa setiap manusia merasa lebih mudah memahami segala sesuatu yang dapat ditangkap didalam oleh panca indranya. Sedangkan yang bersifat hissi apalagi hal-hal yang bersifat irrasional, kemampuan akal sulit untuk menangkapnya.
Ada juga yang berpendapat bahwa prinsip-prinsip mengajar ada 5 yaitu :
- Prinsip motivasi dan tujuan belajar
- Prinsip tarap kematangan dan perbedaan individual
- Prinsip peluang pengalaman praktis
- Prinsip integragrasi pemahaman dan pengalaman
- Prinsip proses belajar mengajar fungsional dan menggembirakan
Jadi dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip dalam mengajar tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan satu sama lain.
Ada lagi pendapat tentang prinsip-prinsip mengajar yaitu :
- Motivasi
Seorang pelajar harus menimbulkan motivasi anak menurut crider, motivasi adalah sebagai hasrat, keinginan dan minat yang timbul dari seseorang dan lansung ditunjukan kepada suatu objek.
Sedangkan menurut S. Nasution motivasi murid adalah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga anak itu mau melakukan apa yang dapat dilakukannya.
Selanjutnya menurut W.H. Burton membedakan dua jenis motivasi yaitu motivasi instrinsic dan extrinsic.
- Aktivitas
Kalau ditinjau dari ilmu jiwa anak, maka anak yang normal selalu bertindak dengan tingkatan perkembangan umur mereka. Ia mengadakan reaksi-reaksi terhadap lingkunganya atau adanya aksi dari lingkungan maka ia melakukan kegiatan atau aktivitas.
- Minat dan Perhatian
Menurut Crow and Crow minat diartikan sebagai pendorong yang menyebabkan individu memberikan perhatian kepada seseorang, sesuatu atau kepada aktivitas-aktivitas tertentu.
Dalam mengajarkan bidang studi Bahasa Indonesia seorang guru harus menghubungkan materi Bahasa Indonesia yang diajarkanya dengan pusat minat anak melalui observasi, asosiasi dan ekspressi.
- Keperagaan
Pada sekolah tradisioanal murid-murid hanya mendengarkan ucapan guru, mengulang kembali dan menghafalnya. Sehingga mereka tidak tahu pengertian yang sebenarnya sehingga sering menimbulkan verbalisme, munculah seorang Tokoh J. Amos Comenius dengan bukunya “Didaktica Magma”, beliau menganjurkan pelajaran hendaklah menggunakan alat peraga yang cukup dalam metode mengajar agar mudah dalam mengajar dalam mengajar proses pembelajaran.
- Individual
M. J. Langevel dalam bukunya “Beknopte Paedagoggiek” menjelaskan bahwa manusia itu adalah makhluk individual, social, etis. Individu adalah manusia, orang yang memiliki pribadi sendiri dan karakteristik sendiri. Ditengah-tengah komunitas masing-masing memiliki perbedaan individual. Al-qur’an menegaskan adanya perbedaan struktur dan setatus social, adanya perbedaan individual menunjukan pula adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang, dituntut guru agar tau kondisi dan metode yang tepat dalam belajar.
- Pengulangan
Pengajaran memerlukan banyak mengulang, pengulangan bahan yang telah dipelajari akan memperkuat hasil belajar. Syaibany menyatakan bahwa Al-qur’an banyak melakukan pengulangan maka yang dapat dijadikan dalil untuk memperkuat perlunya prinsip pengulangan dalam mengajar.
- Ketauladanan
Sejak pase-pase awal kehidupan manusia banyak sekali belajar lewat peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku orang-orang sekitarnya, khususnya dari orang tuanya. Al-qur’an telah memberikan contoh bagaimana manusia belajar lewat meniru kisah tentang Qabil yang dapat mengetahui bagaimana mengukburkan mayat saudaranya Habil yang telah dibunuhnya, diajar oleh Allah dari meniru seekor burung gagak yang menggali-gali tanah guna menguburkan bangkai seekor burung gagak lainnya. Kecendrungan manusia untuk meniru belajar lewat peniruan, menyebabkan ketauladanan menjadi sangat pentingnya dalam proses mengajar, Rosulullah adalah suri tauladan yang baik bagi umat islam.
- Pembiasaan
Pembiasan adalah upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan anak. Hasil dari pembiasaan yang dilakukan pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan bagi anak didik. Kebiasaan adalah tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi.
Ada dua pendapat yang membicarakan tentang prinsip-prinsip mengajar selain yang dipaparkan di atas antara lain:
- Pendapat yang pertama mengemukakan bahwa prinsip-prinsip mengajar disimpulkan menjadi 10 prinsip seperti sebagai berikut;
- Perhatian
Di dalam mengajar guru harus bias membangkitkan perhatian siswa kepada pelajaran yangdiberikan oleh guru. P[erhatian akan lebih besar bila pada siswa ada minat dan bakat. Bakat telah dibawa siswa sejak lahir, namun dapat berkaembang karena pengaruh pendidikan dan lingkungan. Perhatian dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan dan kegunaan mata pelajaran yang diperoleh.
- Aktivitas
Dalam proses belajar menajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat.
- Appersepsi
Setiap guru dalam mengajar perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, ataupun pengalamannya. Dengan demikian siswa akan memperoleh hubungan antara pengetahuan yang telah menjadi miliknya dengan pelajaran yang akan yang akan diterimanya.
- Peragaan
Waktu guru mengjara di depan kelas, harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli. Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model,gambar,benda tiruan atau menggunakan media yang lain. Disamping itu mengajar dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa dan lebih merangsang siswa untuk berfikir.
- Repetisi
Bila guru menjelaskan sesuatu unit pelajaran, itu perlu diulang-ulang. Ingatan siswa itu tidak setia maka perlu dibantu dengan mengulangi pelajaran yang sedang dijelaskan.Pelajaran yang diulang akan memberikan tanggapan yang jelas dan tidak mudah dilupakan. Sehingga dapat digunakan untuk memecahkan suatu masalah.
- Korelasi
Guru dalam mengajar wajib memperhatikan dan memikirkan hubungan antara setiap mata pelajaran. Begitu juga dalam kenyataan hidup semua ilmi/pengetahuan itu saling berkaitan. Namun hubungan itu tidak terjadi dengan sendirinya tetapi ada hubungan secara korelasi, hubungan itu dapat diterima akal,dan dapat dimengerti.
- Konsentrasi
Hubungan antar mata pelajaran dapat diperluas; Mungkin dapat dipusatkan kepada salah satu pusat minat, sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara luas dan mendalam.
- Sosialisasi
Dalam perkembangannya siswa perlu bergaul dengan teman-temannya. Karena siswa sebagai individu juga mempunyai segi sosial yang perlu dikembangkan.Bekerja dalam kelompok dapat juga meningkatkan cara berpikir mereka sehingga dapat memecahkan masalah dengan lebih baik dan lancar.
- Indivudualisasi
Siswa merupakan makhluk individu yang unik. Hal mana masing-masing mempunyai perbedaan khas.Guru harus menyelidiki dan memahami perbedaan siswa (secara individu), agar dapat melayani pendidikan yang sesuai dengan perbedaannya itu.
- Evaluasi
Semua kegiatan belajar mengajar perlu dievaluasi. Evaluasi dapat memberi motivasi bagi guru maupun siswa, mereka akan lebih giat belajar, meningkatkan proses berpikirnya. Guru harus memiliki pengertian evaluasi ini, mendalami tujuan, kegunaan dan macam-macam bentuk evaluasi.
Evaluasi dapat menggambarkan kemajuan siswa, dan prestasinya, hasil rata-ratanya, tetapi juga dapat menjadi bahan umpan balik bagi guru sendiri. Dengan umpan balik guru dapat meneliti dirinya, dan berusaha memperbaiki dalam perencanaan maupun teknik penyajiannya.
- Mursel mengemukakan prinsip-prinsip mengajar yang disimpulkan menjadi 6 prinsip. Antara lain:
- Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Situasi problematis yang mencakup tugas untuk belajar hendaknya dinyatakan dalam kerangka konteks, yang dianggap penting dan memaksa bagi pelajar dan melibatkan dia menjadi peserta yang aktif.
Ciri-ciri konteks yang baik:
-
- Dapat membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat.
- Terdiri dari pengalaman yang aktual dan konkret.
- Pengalaman konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyusun pengertian yang bersifat sederhana sehingga pengalaman itu dapat ditiru untuk diulangi.
- Fokus
Dalam proses belajar perlu diorganisasikan belajar bahan yang penting artinya. Untuk mencapai belajar yang efektif , harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti urauian berikut ini.
- Memobilisasi tujuan
Untuk mendapatkan hasil, pengajaran harus membangkitkan kehendak untuk belajar dan hal ini merupakan suatu persoalan organisasi. Konteks membangkitkan tujuan sedangkan fokus merumuskan dan mengarahkan tujuan. Jadi fokus belajar mengajar yang baik harus memobilisasi kehendak belajar.
- Memberikan bentuk dan uniformitas ( keseragaman ) dalam belajar.
- Mengorganisasi belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
Fokus yang baik harus menimbulkan suatu pernyataan yang perlu dijawab,suatu soal yang harus dipecahkan, suatu pengertian yang harus dipahami dan digunakan. Dengan demikian akan timbul organisasi yang tepat, yang memungkinkan terjadi proses penangkapan pengertian, melihat eksplorasi dan penemuan. Seorang guru yang baik akan selalu berusaha mangajak siswa belajar melalui penemuan dan pemecahan soal.
- Sosialisasi
Dalam proses belajar siswa melatih bekerja sama dalam kelonpok diskusi. Mereka bertanggung jawab bersama dalam proses memecahkan masalah. Timbulnya pertanyaan,saran dan komentar mendorong mereka untuk berpikir lebih lanjut, dan berusaha memperbaiki kekurangannya. Mutu makna dan efektifitas belajar sebagian besar tergantung pada kerangka sosial tempat belajar itu berlaku. Sosialisasi yang baik mempunyai tiga ciri antara lain:
- Fasilitas sosial
- Perangsang ( incentives )
- Kelompok demokratis
Suatu implikasi administratif yang penting dari semua uraian diatas ialah bahwa unsur yang mengatur klasifikasi dan pengelompokan di sekolah itu hendaknya terjadi homogenitas sosial. Ada beberapa aspek tertentu di lapangan sosial yang sifatnya khusus, yang tampak di kelas-kelas, dan perlu mendapat perhatian guru yaitu:
a). Sikap kelas yang dipimpin dengan baik akan menunjukkan suatu kaleodoskop sosial selama jam pelajaran yang 40 menit lamanya itu.
b). Suatu pola sosial yang efektif di dalam ruangan kelas hendaknya mencakup semua yang berarti mengikutsertakan semua siswa.
c).Suatu pola sosial di dalam ruangan kelas yang diatur dan dikendalikan dengan baik sekali .
- Indivudualisasi
Dalam mengorganisasi belajar mengajar guru memperhatikan taraf kesanggupan siswa, dan merangsangnya untuk menentukan bagi dirinya sendiri apa yang dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Indivudualisasi yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-
- Perbedaan-perbedaan vertikal
- Perbedaan-perbedaan kualitatif
- Sequence
Belajar sebagai gejalah tersendiri dan hendaknya di organisasikannya dengan tepat berdasarkan prisip konteks, fokalisasidan individualisasi. Namun demikian guru harus juga memikirkan efektivitas dari serangkaian pelajaran yang di susun secara tepat menurut waktunya. Ciri-ciri sequence yang baik adalah seperti berikut ini:
- Pertumbuhan itu bersifat kontinu
- Pertumbuhan tergantung dari tujuan
- Pertumbuhan tergantung pada munculnya makna
- Pewrtumbuhan merupakan perubahan dari penguasaan yang langsung menuju kontrol yang jauh.
- Pertumbuhan merupakan perubahan dari yang konkret ke arah yang abstrak.
- Pertumbuhan sebagai suatu gerakan dari yang kasar dan global kearah yang meperbedakan.
- Perubahan merupakan proses transformasi.
- Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan proses belajar siswa, untuk mengetahui kesslitan-kesulitan yang melekat pada prises belajar itu. Evaluasi tidak mungkin dipisahkab dari belajar. Evaluasi sebagai suatu alat untuk mendapatkan cara-cara melaporka hasil-hasil pelajaran yang dicapai, dan dapat memberikan laporan tentang siswa kapada siswa itu sendiri, serta orang tuannya. Dapat pula evaluasi dipakai untuk menilai metode mengajar yang digunakan dan untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang siswa sebagai perseorangan, dan dapat juga membawa siswa pada taraf belajar yang lebih baik. Untuk mengetahui bahwa evaluasi itu baik , kita perlu menentukan unsur-unsur mana dari situasi belajar yang dianggap penting , kreteria yang perlu diperhatikan ialah:
- Penilaian pada hasil-hasil langsung
- Evaluasi dan transfer
- Penilaian langsung dari proses belajar.
Selain apa yang telah dipaparkan di atas tidak kalah pentingnya bahwa seorang guru harus selalu berinterkasi dengan siswa, agar apa yang diharapkan dalam prpses belajar dan mengajar bias tercapai , interaksi tersebut bila di buat diagram sebagai berikat :
INTERAKSI UNSUR-UNSUR UTAMA
SISWA
Belajar : Motivasi belajar :
Pengalaman belajar Tujuanbelajar Minat,
Pengarahan belajar
MATERI Penguasaan : Guru
PELAJARAN Kompetensi Guru
KESIMPULAN
Kesuksesan belajar siswa tidak hanya tergantung pada intelegensi anak saja, akan tetapi juga tergantung pada bagaimana pendidik menggunakan metode yang tepat dan memberinya motivasi.
Selain itu juga hampir semua perilaku manusia adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar adalah proses pematangan atau pendewasaan seseorang.
Belajar didorong oleh kebutuhan atau keinginan yang dimiliki dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Sedangkan ciri – ciri belajar antara lain :
- Belajar adalah proses aktif dari orang yang bersangkutan.
- Belajar hanya dapat dilakukan secara individual.
- Kemampuan belajar setiap individu berbeda.
- Belajar dipengaruhi oleh pengalaman.
- Belajar melalui indera.
- Belajar dipengaruhi oleh kebutuhan yang terasa oleh pelajar.
- Belajar didorong ataupun dihambat oleh hasil belajar.
- Belajar dipengaruhi oleh keadaan fisik orang yang belajar dan lingkungannya
Metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Metode mengajar adalah jalan yang harus dilalui untuk mengajar anak-anak supaya dapat mencapai tujuan belajar mengajar. Pengajaran Bahasa Indonesia adalah kegiatan menyampaikan materi Bahasa Indonesia didalam proses pendidikan. Jadi metode mengajar Bahasa Indonisia adalah memberikan tuntunan tentang jalan yang harus ditempuh didalam kegiatan menyampaikan materi ilmu Bahasa Indonesia kepada anak didik.
Mengajar yang efektif dalam memberikan meteri kepada siswa adalah dambaan semua guru. Agar hal itu bisa tercapai maka seoarang guru harus bis melakukan:
- a. Mengajar dengan jelas dan efisien
b. Dekat dengan siswa
- c. Disenangi olehsiswa
d. Siswa merasa banyak belajar darinya
- e. Menjadi teladan dan idola Siswa
- Melayani siswa secara baik dan suka menolong
- g. Menguasai dengan baik ilmu yang diajarkan.
- h. Dapat mengajar dengan variasi metoda pembelajaran yang tepat.
- i. Dapat memilih dan menggunakan dengan terampil berbagai alat bantu mengajar yang tepat.
j. Dapat menjelaskan yang sulit-sulit menjadi sederhana dan mudah dimengerti .
Prinsip-prinsip metode mengajar dan belajar Bahasa Indonesia banyak sekali pendapat dari para Tokoh pendidikan, dan dapat kami simpulkan bahwa prinsip metode mengajar adalah motivasi, kebutuhan, dan minat yang disesuaikan, adanya prinsip tujuan, kematangan, perbedaan individu, pembawaan anak, kemampuan anak.Semua prinsip-prinsip itu harus diperhatikan atau diketahui oleh seorang guru dalam mengajar Bahasa Indonisai maupun pelajaran yang lain.
Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan mengajar adalah :
- Mengetahui motivasi, kebutuhan dan minat anak didiknya.
- Mengetahui tujuan pendidikan yang sudah ditetapkan sebelum pelaksanaan pendidikan.
- Mengetahui tahap kematangan, perkembangan serta perubahan anak didik
- Mengetahui perbedaan-perbedaan individu didalam anak didik.
- Memperhatikan kepahaman dan hubungan-hubungan, integrasi pengalaman dan kelanjutannya, pembaharuan dan kebebasan berfikir
- Menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang menggembirakan bagi anak didik.
- Menegakkan “ Uswah Hasanah”.
DAFTAR PUSTAKA
Kontak 081333052032