Sebanyak 166 sekolah di Provinsi DIJ dinyatakan tetap bisa melanjutkan penerapan kurikulum 2013. Ini merupakan sekolah-sekolah yang memenuhi syarat dari Kementerian Ke-budayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah karena telah melaksanakan kurikulum terbaru itu minimal tiga semester atau 1,5 tahu
”Sekolah yang lain masih kami evaluasi. Apakah benar-benar sudah siap atau belum?,” tutur Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga ( Disdikpora) DIJ Baskara Kadarmanta Aji di sela me-nghadiri sebuah acara di Taman Pintar, Jogja, kemarin (9/12). Aji menjelaskan, sekolah yang belum memenuhi syarat tiga semester menerapkan kurikulum ini, harus menjalani proses verifikasi.
Sekolah-sekolah ini akan dilihat kesiapannya. Ter-masuk guru yang menjadi instrumen penting dalam pene-rapan kurikulum 2013 ini. Kalau belum siap, maka kembali menerapkan kurikulum 2006.Menteri Kebudayaan dan Pen-didikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan di tempat yang sama menjelaskan, untuk se-kolah-sekolah di Jogjakarta tidak perlu khawatir. Sebab, kualitas di kota pendidikan ini berbeda dengan daerah lain.”Guru-guru di Jogja lebih siap. Mereka memiliki kemampuan untuk melaksanakan kurikulum 2013 ini,” tandas Anies.
Alumnus FEB UGM ini menegaskan, pene-rapan kurikulum 2013 tergantung dari kesiapan sekolah dan bukan wilayah. ”Kalau sekolah sudah siap, gurunya nyaman, jalan (kurikulum 2013),” tandasnya.
Dia menjelaskan, dengan ke-mampuan guru-guru di DIJ, kuri-kulum 2013 bisa jalan. Bahkan DIJ ini bisa menjadi pilot project dari penerapan kurikulum 2013 diban-dingkan daerah lain. ”Jadi perlu digarisbawahi, pemerintah bukan gonta-ganti kurikulum. Tapi, ini masalah kesiapan saja,” tuturnya.
Anies pun menganalogikan, penerapan kurikulum 2013 ini seperti pergantian penggunaan software windows dengan apple. Jika belum siap dengan penerapan appel, bakal menimbulkan masa-lah. Karena belum memahami mengenai fungsi-fungsi aplikasi.”Begitu juga kurikulum 2013 ini. Jika guru-gurunya belum siap, akan menghambat proses belajar mengajar di sekolah. Jika di-paksakan, malah kontraproduk-tif,” tandas mantan Rektor Uni-versitas Paramadina, Jakarta ini.Di kurikulum 2013 ini memang lebih rumit. Sebab, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menga-jar. Mereka pun harus bisa men-jadi teladan bagi siswanya dalam mengajarkan nilai-nilai kehidu-pan. Bukan hanya dengan saran.
Inilah yang menjadi kendala di beberapa daerah. Guru-guru belum siap untuk melaksanakan kuriku-lum yang lebih mengedepankan kreativitas siswa ini. Yang akhirnya membuat Kemendikbud memin-ta sekolah yang belum siap untuk menunda penerapan kurikulum 2013 dan kembali memakai kuri-kulum 2006. (eri/laz/ong).