Oleh Desak Putu Parmiti (Jurusan Teknologi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Negeri Singaraja).
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat motivasi kerja pustakawan, (2) tingkat kepuasan kerja pustakawan (3) tingkat kinerja pustakawan, (4) ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan, (5) ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, (6) ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja pustakawan, dan (7) seberapa besar sumbangan efektif dari motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali. Variabel dalam penelitian ini, yaitu motivasi kerja dan kepuasan kerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali sebagai variabel bebas, sedangkan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali sebagai variabel terikat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan deskriptif korelasional berbentuk survei. Subjek penelitian ini adalah seluruh petugas perpustakaan yang telah memiliki Surat Keputusan dari pemerintah sebagai Pejabat Fungsional Pustakawan baik pada tingkat terampil maupun ahli yang tersebar dan berada pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali yang berjumlah 32 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan dokumen, wawancara dan kuesioner. Data untuk mendeskripsikan tingkat motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali digunakan statistik deskriptif. Analisis data tentang hubungan baik untuk variabel motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan digunakan korelasi momen tangkar Pearson dan hubungan secara bersama-sama antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan digunakan analisis regresi ganda. Perhitungan statistik dikerjakan dengan bantuan komputer melalui program Microstat. Hasil penelitian disimpulkan, bahwa (1) tingkat motivasi kerja pustakawan tergolong tinggi, (2) tingkat kepuasan kerja pustakawan tergolong tinggi, (3) tingkat kinerja pustakawan juga berada pada ketegori tinggi, (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan, (5) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, (6) terdapat hubungan positif dan signifikan secara bersama-sama antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, dan (7) adanya sumbangan efektif bersama dari motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali sebesar 5,2 %.
Kata kunci : motivasi kerja, kepuasan kerja, kinerja pustakawan
ABSTRACT
This research aimed at identifying (1) job motivation level of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (2) job satisfaction level of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (3) job performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (4) if there was correlation between job motivation and performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (5) if there was the correlation between job satisfaction and job performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (6) if there was correlation between job motivation and job satisfaction with the performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (7) how was the effective contribution of the job motivation and job satisfaction towards the librarians’ performance in the state library in Buleleng regency, Bali province. The free variables in this research were job motivation and job satisfaction of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, while the bound variable was the librarians performance in the state library in Buleleng regency, Bali province. The design used in this research was descriptive correlation in the form of survei. The subjects of the research were all the librarians having the government’s decision letter as the librarians’ functional officials both as skillful and expert officials in state library in Buleleng regency, Bali province. The number of the subject was about 32 people. The data collection was conducted through document collection, interview and questionnaire. The data used to describe job motivation level, job satisfaction and the librarians’ performance in state library in Buleleng regency, Bali province were analyzed through descriptive statistics. The data analysis about the correlation of job motivation, job satisfaction and the librarians’ performance were conducted through Pearson product moment correlation; and the correlation between job motivation, job satisfaction and the librarian performance was conducted through double regression. The statistical calculation was conducted through computer, microstat program. The results of the research showed that (1) the job motivation level of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province was categorized as high, (2) the job satisfaction level of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province was categorized as high, (3) the job performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province was catergorized as high , (4) there was a positive and significant correlation between job motivation and performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (5) there was positive and significant correlation between job satisfaction and job performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (6) there was positive and significant correlation between job motivation, job satisfaction with the performance of the librarians in state library in Buleleng regency, Bali province, (7) there was 5.2% effective contribution of the job motivation and job satisfaction towards the librarians’ performance in the state library in Buleleng regency, Bali province
Key word : job motivation, job satisfaction, librarians’ performance
1. Pendahuluan
Pustakawan telah mendapat pengakuan dan penghargaan dari pemerintah, namun masyarakat masih banyak yang memberikan kesan atau citra yang kurang simpatik dan kecewa terhadap sikap, perilaku, dan kinerja pustakawan. Berbagai keluhan masih juga terdengar yang menunjukkan bahwa pustakawan belum bekerja secara efektif dan professional. Hal ini memberi indikasi adanya gejala bahwa pustakwan kurang termotivasi dalam bekerja, kurang wibawa, dan kurang menjunjung misinya sebagai pengelola dan pelayan informasi. Penyebab citra negatife ini, diduga karena kurangnya motivasi dan rasa kepuasan dari pustakawan itu sendiri untuk mengecap kepuasan profesinya melaui bidang kerjanya, penerapan strategi pelayanan yang efektif serta kemampuan melaksanakan evaluasi yang baik.
Kenyataan seperti ini merupakan pencerminan dari sikap negatife pustakawan terhadap kegiatan yang harus dilaksanakan dalam pengelolaan perpustakaan. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Sri Purnomowati (1994) bahwa pekerjaan itu sendiri merupakan faktor yang menentukan produktivitas kerja pustakawan. Lebih lanjut dikatakan bahwa aspek-aspek yang ikut menentukan sikap positif atau negatife para pustakawan dalam mengerjakan tugas-tugas kepustakawanan adalah motivasi kerja terhadap pekerjaannya. Menurut Rivianto (1985), motivasi dalam kaitannya dengan kerja yang dilakukan oleh seseorang merupakan besar kecilnya upaya yang dapat diberikan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Demikian juga dengan kepuasan seseorang akan mempengaruhi kinerjanya.
Berdasarkan hasil pra-survei dan wawancara terbatas yang dilakukan pada beberapa pustakawan di kabupaten Buleleng, ditemukan beberapa masalah, antara lain (1) sering terjadi penundaan pekerjaan; (2) masih rendahnya kemampuan para pustakawan memahami bidang kepustakawanan yang diakui angka kreditnya; (3) masih rendahnya motivasi kerja para pustakawan khususnya untuk melakukan kegiatan kepustakawanan bidang pengembangan profesi; (4) masih banyak pustakawan yang masih mengalami keterlambatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya; (5) pilihan profesi sebagai pustakawan bukan merupakan pilihan yang utama, tetapi sebagai pelarian; (6) masih merasa malu atau rendah diri menyebut diri sebagai pustakawan; (7) tunjangan jabatan yang tidak sebanding dengan prestasi dan beban kerja; (8) belum mantapnya mekanisme dan sinergi kerja antara pejabat struktural dan pejabat fungsional pustakawan sehingga mengakibatkan kesulitan dalam memperoleh angka kreditnya untuk kenaikan pangkat dan jabatan; (9) adannya peningkatan tuntutan dari kebutuhan keluarga yang harus mereka penuhi; (10) sikap masyarakat yang masih memandang rendah terhadap profesi pustakawan.
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat dikemukakan bahwa rendahnya tingkat kinerja pustakawan di kabupaten Buleleng diduga disebabkan oleh faktor motivasi kerja yang masih rendah, baik untuk melaksanakan tugas sebagai seorang pustakawan maupun untuk pengembangan profesinya, dan rasa kepuasan pada diri pustakawan sebagai pejabat fungsional yang belum tinggi. Secara teoretis kedua faktor ini merupakan indikator penting yang ikut menentukan dan mempengaruhi tingkat kinerja seseorang. Mengingat masalah motivasi kerja dan kepuasan kerja pustakawan merupakan masalah yang sangat menentukan tingkat produktivitas dan kinerja para pustakawan di kabupaten Buleleng, maka perlu dilakukan pengkajian lebih mendalam yang dituangkan dalam penelitian berjudul “Hubungan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja Pustakawan pada Perpustakaan Istansi Pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali.”
Berdasarkan uraian pada latar belakang penelitian di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut. (1) Bagaimanakah tingkat motivasi kerja pustakawan. (2) Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja pustakawan. (3) Bagaimanakah tingkat kinerja pustakawan. (4) Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan. (5) Bagaimanakah hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan. (6) Bagaimanakah hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja pustakawan. (7) Seberapa besarkah sumbangan efektif dari motivasi dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali?
Bertitik tolak dari perumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. (1) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan. (2) Terdapat hubungan yang positif signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan. (3) Terdapat hubungan bersama-sama yang positif signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali.
Berkaitan dengtan penelitian ini, teori motivasi yang akan digunakan sebagai indikator dalam menilai tingkat motivasi kerja pustakawan adalah teori hirarki kebutuhan manusia dari Maslow. Tingkat kebutuhan manusia menurut teori Maslow dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Menurut Maslow, kebutuhan manusia itu tersusun dalam suatu hirarki. Kebutuhan dalam hirarki yang terendah adalah kebutuhan fisiologis, yakni kebutuhan primer manusia dlam bentuk pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan rasa aman akan muncul setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi. Setiap manusia membutuhkan rasa aman, baik secara fisik maupun psikis, untuk waktu yang sekarang maupun masa depannya. Jika kebutuhan rasa aman secara relative sudah dapat terpenuhi, maka kebutuhan berikutnya yakni kebutuhan social yang ingin diterima menjadi anggota masyarakat tertentu dan aktif dalam berbagai kegiatannya. Kebutuhan yang tertinggi dari Maslow yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan ini muncul setelah kebutuhan harga diri terpenuhi. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan untuk mengembangkan petensi diri secara maksimal.
Kepuasan kerja merupakan sikap dan perasaan umum dari setiap pekerja terhadap pekerjaannya. Luthan (1999) mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan biasanya bersumber pada (1) pekerjaan itu sendiri (intrinsic faktors); (2) lingkungan kerja karyawan yang bersangkutan (extrinsic faktors); dan (3) proses kerja dan hasil kerja (satisfaction on the work process and outcome). Dalam penelitian ini, aspek kerja yang dipakai sebagai indikator dalam menilai tingkat kepuasan kerja pustakawan adalah sebagai berikut. (1) rekan kerja, yaitu kesempatan yang dimiliki oleh pustakawan untuk bekerja sama dengan pustakawan lain; (2) keamanan kerja, yaitu adanya indikasi-indikasi objektif yang menjungjung rasa aman pustakawan dalam melaksanakan tugasnya; (3) gaji, yaitu bentuk kompensasi berupa uang yang diterima oleh pustakawan aatas prestasi yang disumbangkan kepada pustakawan; (4) penggunaan kemampuan, yaitu kesempatan yang diperoleh oleh pustakawan untuk menggunakan kemampuan potensial yang dimiliki untuk bekerja ditempat kerja; (5) tehnik pengawasan langsung, yaitu adanya pengawasan secara langsung dari atasan kepada bawahan dalam bekerja; (6) variasi kerja, yaitu adanya variasi pekerjaan yang dimiiki oleh pustakawan; (7) kemajuan, yaitu adanya situasi yang dirasakan oleh pustakawan untuk dapat mengembangkan ketrampilan, profesi dan statusnya kea rah yang lebih baik dan maju; (8) layanan social, yaitu perasaan pustakawan terhadap pelayanan social yang disediakan di tempat kerja; (9) tanggungjawab, yaitu adanya rasa tanggungjawab yang dimiliki oleh pustakawan dalam melakukan pekerjaan; (10) otonomi, yaitu kesempatan yang diperoleh oleh pustakawan untuk menggunkan pertimbangan-pertimbangannya sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh atasannya; (11) prestasi, yaitu pencapaian prestasi yang dihubungkan dengan keberhasilan dalaam menyelesaikan pekerjaan; (12) pengakuan, yaitu adanya pengakuan yang diterima oleh pustakawan dalam bekerja seperti penghargaan, pujian, dan perhatian baik dari atasan; (13) status sosial, yaitu adanya pemberian status social yang diperoleh oleh pustakawan dalam bekerja; dan (14) promosi, yaitu adanya penyegaran tugas yang lebih baik dengan pemindahan pada tingkat yang lebih tinggi.
Kinerja karyawan menurut Hendry Simamora (1995) adalah tingkat pada tahap mana karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Sedangkan, menurut Bernardin dan Russell (1993) berpendapat bahwa “Performance is the record of outcome produced on a specified job function or activity during a specified time period”. Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa kinerja (performance) adalah catatan outcome yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode tertentu atau hasil unjuk kerja yang ditampilkan dari suatu kegiatan selama suatu periode tertentu.
Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi perilaku yagn spesifik, maka dimensi atau criteria yang dipakai indikator dalam mengukur tingkat kinerja pustakawan menggunakan teori kinerja karyawan yang dikemukakan oleh Faustino Cardoso Gomes (1995) yaitu sebagai berikut: (1) quantity of work, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan; (2) quality of work, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya; (3) job knowledge, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan atau keterampilannya; (4) creativeness, yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul; (5) cooperation, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesame anggota organisasi); (6) dependability, yaitu kesadaran atau dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan; (7) initiative, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya; dan (8) personal qualities, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramahtamahan, dan integrasi pribadi.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat motivasi kerja pustakawan, (2) untuk megnetahui tingkat kepuasan kerja pustakawan, (3) untuk mengetahui tingkat kinerja pustakawan, (4) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan, (5) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, (6) untuk mengetahu ada tidaknya hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja pustakawan, dan (7) untuk mengetahui sumbangan efektif dari motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng provinsi Bali.
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, yaitu (1) secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan dan peningkatan ilmu perpustakaan khususnya pada bidang manajemen sumber daya manusia/personalia perpustakaan yang terkait dengan motivasi kerja, kepuasan kerja, dan kinerja pustakawan, dan (2) secara operasional, hasil peneilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk menentukan kebijakan serta pengambilan keputusan dalam pengembangan kualitas kepustakawanan pada pustakawan kabupaten Buleleng provinsi Bali dalam rangka untuk meningkatkan minat dan kegemaran membaca masyarakat menuju masyarakat yang cerdas dan berkualitas menghadapi era teknologi informasi.
2. Metode Penelitian
Subjek penelitian adalah seluruh pegawai atau petugas perpustakaan yang telah memiliki Surat Keputusan dari pemerintah sebagai pejabat fungsional pustakawan yang tersebar dan berada di kabupaten Buleleng provinsi Bali. Jumlah subjek penelitian sebanyak 32 orang.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pencatatan dokumen, wawancara dan kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisis secara deskriptif persentase untuk mendeskripsikan tingkat motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja pustakawan. Hubungan antara motivasi kerja dan kinerja pustakawan serta hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja pustakawan diuji dengan korelasi momen tangkar (product moment) Pearson. Sedangkan, untuk menguji hubungan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan kinerja pustakawan, digunakan analisis regresi
ganda. Perhitungan statistik dikerjakan dengan bantuan komputer melalui program Microstat.
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
3.1 Hasil Penelitian
Temuan di lapangan mengenai motivasi kerja pustakawan pada Perpustakaan Instansi Pemerintah di kabupaten Buleleng, didapatkan angka rata-rata motivasi kerja pustakawan didapatkan Mean = 17,875. Jika angka tersebut dikonversikan dengan kriteria PAN di atas berada pada rentangan 16,665 – 19,995 yang berarti tergolong tinggi.
Data tentang kepuasan kerja pustakawan didapatkan angka rata-rata tentang kepuasan kerja pustakawan di perpustakaan instansi pemerintah kabupaten Buleleng provinsi Bali adalah Mean = 50,5938. Jika angka tersebut jika dikonversikan dengan skala PAN, maka berada pada rentangan 50 – 60. Itu berarti tergolong kategori tinggi.
Hasil penelitian mengenai kinerja pustakawan ditemukan angka rata-rata tentang kinerja pustakawan di perpustakaan instansi pemerintah kabupaten Buleleng adalah Mean = 51,6875. Jika hasil tersebut dikonversikan dengan skala PAN ,maka berada pada rentangan 50 – 60. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pustakawan tergolong tinggi.
Hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah kabupaten Buleleng, dianalisis dengan bantuan alat komputer dengan menggunakan program Microstat Corporotion dengan perolehan hasil yaitu F hitung sebesar 15,925 pata taraf signifikansi 5 %. Itu menunjukkan bahwa hubungan motivasi kerja pustakawan dengan kinerja pustakawan positif dan signifikan. Hiptotesis yang berbunyi bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah kabupaten Buleleng diterima.
Hubungan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng diperoleh F hitung sebesar 15,960 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil yang diperoleh itu menunjukkan hubungan kepuasan kerja pustakawan dengan kinerja pustakawan menunjukkan hubungan positif dan signifikan. Itu Berarti hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng diterima.
Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja pustakawan dan kepuasan kerja pustakawan secara bersama-sama dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng dianalisis dengan menggunakan regresi ganda. Hasil perhitungan diperoleh F hitung 31,144 pada taraf signifikansi 5 %. Hasil tersebut menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan juga. Itu artinya, hipotesis yang berbunyi terdapat hubungan bersama-sama yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan pada perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng diterima.
Besarnya sumbangan efektif dari motivasi kerja adalah : SE = 5,0 %, sumbangan efektif dari kepuasan kerja terhadap kinerja pustakawan adalah 3,4 % dan secara bersama-sama sumbangan efektifnya sebesar 5,2 %.
3.2 Pembahasan
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa secara umum motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja pustakawan pada Perpustakaan instansi pemerintah di kabupaten Buleleng tergolong tinggi. Hal ini disebabkan bahwa pustakawan sebagai profesi di bidang perpustakaan telah dihargai sebagai jabatan fungsional yang mendapat tunjangan jabatan fungsional, adanya kesempatan untuk pengembangan karir sebagai pejabat fungsional pustakawan, seperti mengikuti diklat kepustakawanan, seminar, lokakarya, simposium, mengadakan penelitian dan penulisan karya ilmiah serta kenaikan jabatan dan pangkat dapat ditempuh sekurang-kurangnya dua tahun. Selain itu, lingkungan kerja yang kondusif , komunikasi yang efektif dan harmonis baik antar pustakawan maupun dengan atasan telah menstimulus pustakawan memiliki motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja yang tinggi.
Hal ini memberikan indikasi bahwa motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja pustakawan pada Perpustakaan Instansi pemerintah di kabupaten Buleleng baik secara keseluruhan maupun per dimensi kerja perlu ditingkatkan lagi agar mencapai kategori yang sangat tinggi dan mencegah jangan sampai menurun dari apa yang diperoleh saat ini.
Hasil penelitian juga ditemukan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan. Artinya, semakin tinggi motivasi kerja pustakawan akan semakin tinggi pula kinerja pustakawan. Temuan penelitian ini mendukung hasil penyelidikan Argyres dan Likert yang dikutif oleh Stoner (1987) dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa karyawan dimotivasi untuk meningkatkan kerjanya ditentukan oleh banyak faktor, tidak hanya uang atau keinginan akan kepuasan tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
Ditemukan pula bahwa terdapat hubungan yang poisitif signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan. Ini berarti bahwa tinggi rendahnya tingkat kinerja pustakawan akan ikut diprediksi oleh tingkat kepuasan kerja pustakawan.
Ada kecenderungan bahwa makin tinggi tingkat kepuasan kerja pustakawan maka tingkat kinerja pustakawan juga akan semakin tinggi pula dan begitu sebaliknya. Realita ini seiring dengan kajian teoretik yang dijadikan landasan konsep dalam penelitian ini, bahwasannya kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap realitas kinerja seseorang (Herberg, 1959). Hasil penelitian ini juga mendukung pendapat Arikunto (1990) yang mengemukakan bahwa prestasi kerja sangat berkaitan dengan faktor internal yang berhubungan dengan rasa puas seseorang.
4. Penutup
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat ditarik simpulan, yaitu (1) tingkat motivasi kerja pustakawan tergolong tinggi, (2) tingkat kepuasan kerja pustakawan tergolong tinggi, (3) tingkat kinerja pustakawan tergolong tinggi, (4) terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja pustakawan, (5) terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, (6) terdapat hubungan bersama-sama yang positif dan signifikan antara motivasi kerja dan kepuasan kerja dengan kinerja pustakawan, (7) umbangan efektif dari motivasi kerja sebesar 5,0 % dan kepuasan kerja pustakawan terhadap kinerja pustakawan sebesar 3,4 % dan secara bersama-sama sumbangan efektifnya sebesar 5,2 %.
Berdasarkan hasil temuan-temuan di atas disarankan hal-hal sebagai berikut. (1) Perlu dibangun suasana kerja kondusif di lingkungan kerja (perpustakaan) oleh pimpinan bersama staf perpustakaan (pustakawan), (2) Perlu diupayakan berbagai langkah oleh pemegang kebijakan untuk meningkatkan kepuasan kerja pustakawan yang tinggi atau sangat tinggi, dan (3) Perlu dilakukan penyediaan berbagai jenis fasilitas dan perlengkapan kerja yang memadai dan berkualitas untuk meningkatkan kinerja layanan oleh para pustakawan.
DAFTAR PUSTAKA