www.infodiknas.com – infodiknas@yahoo.com
Sejak tahun 2009, Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya menyelenggarakan Blok XXIII, yakni Health Care Entrepreneurship (HC-E), sebagai blok pilihan (elektif) yang unik pada fase terakhir program studi sarjana kedokteran. Hal itu dilakukan dalam rangka pelaksanaan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Blok XXIII tersebut, akan diberikan selama lima minggu, dengan bobot 4 SKS. Tujuannya, agar sarjana kedokteran mampu beralih profesi menjadi businessman.
Kepada para calon dokter diberikan wawasan dan pemahaman tentang hakikat entrepreneurship yang berlandaskan kreativitas, inovasi, analisis risiko, dan terobosan-terobosan baru. Mereka juga perlu memahami peranti entrepreneurship agar dapat menunjang dan mengembangkan praktek dokter serta mampu memberikan kontribusi-kontribusinya kepada masyarakat secara lebih baik.
“Entrepreneurship tidak selalu indentik dengan berdagang. Kewirausahaan dimaksudkan untuk memberikan pendidikan agar dokter tidak hanya sebagai pegawai, tetapi berani melakukan terobosan dan inovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan,” ujar Koordinator blok Health care Entrepreneurship Universitas Atma Jaya, Lukas Kristanda.
Kualitas Hidup
Tujuan Blok Entrepreneurship adalah mempersiapkan mahasiswa sebagai dokter yang mampu memperbesar kontribusi profesionalnya dalam rangka peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat, melalui pemahaman dan penerapan konsep dasar dan keterampilan kewirausahaan (entrepreneurship). Mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan diri menjadi pribadi tangguh dengan pola pikir kewirausahaan, mengembangkan dan menerapkan sikap dan keterampilan kewirausahaan, dan menguasai konsep dasar wirausaha, serta melakukan perencanaan yang berkaitan dengan perwujudan gagasan inovatif dalam proyek entrepreneurial.
Mereka diharapkan dapat menyusun rencana wirausaha (entrepreneurial business plan, E-biz plan) serta mengelola faktor-faktor yang menunjang keberhasilan dan pertumbuhan usaha yang digelutinya. “Dokter adalah pekerjaan yang mandiri. Para dokter dapat membuka praktik dokternya sendiri. Oleh karena itu, perlu pendidikan para dokter menjadi wirausahawan dengan membuka klinik kesehatan dan kegiatan kesehatan lainnya sehingga membuka lapangan kerja,” tandas Lukas.
Pendidikan kewirausahaan bagi para dokter diharapkan bisa memberikan alternatif pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan. [D-11]
http://www.suarapembaruan.com/index.php?modul=news&detail=true&id=24714