Seiring dengan akan berakhirnya masa libur Lebaran, biasanya disusul dengan persiapan kembalinya aktivitas pendidikan, termasuk di pesantren. Setelah hampir dua bulan santri libur alias pulang kampung menyusul adanya kebijakan pemerintah terkait pencegahan penularan Covid-19, kini seharusnya santri sudah bersiap-siap untuk kembali ke pesantren guna menjalani aktivitas belajar-mengajar. Namun tampaknya, niat kembali santri ke pesantren masih terhalang oleh protokol kesehatan karena dikhawatirkan justru akan menjadi episentrum baru bagi penularan Covid-19. Namun bagi Wakil Ketua PC Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur, H Deni Prasetya, tidak masalah jika santri harus kembali ke pesantren dalam waktu dekat. Sebab, santri tak bisa terlalu lama vakum dari kegiatan belajar-mengajar. “Saya kira bagus, santri kembali ke pesantren untuk belajar sebagaimana biasa. Istilahnya normal baru mungkin perlu segera diberlakukan bagi pesantren,” ucapnya kepada NU Online di kediamannya, Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Selasa (26/5). Menurutnya, justru santri lebih aman di pondok ketimbang di rumah karena pergaulannya dibatasi, sehingga kemungkinan tertular Covid-19 sangat kecil. Yang penting, katanya, pihak pesantren wajib menegakkan protokol kesehatan seperti penggunaan masker, rajin cuci tangan, dan meniadakan kunjungan wali santri. “Kalau itu diterapkan, saya kira tidak ada masalah (santri kembali ke pondok),” ulasnya. Namun sebelum para santri menginjakkan kakinya di pondok, harus dilakukan dulu rapid test, dan sebagainya untuk memastikan mereka tidak sedang terpapar virus yang mengincar paru-paru manusia itu. Jika tidak, bukan tidak mungkin kelak pondok akan menjadi model persemaian baru Covid-19. “Jadi pastikan dulu santri sudah bebas dari Covid-19, terus di pondok ditegakkan aturan terkait pencegahan Covid-19, saya kira insyaallah pasti aman, dan santri bisa belajar dengan tenang,” jelas Deni seraya berharap agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur bisa memfasilitasi rapid test santri yang mau kembali ke pondok. Anggota DPRD Jawa Timur dari daerah pemilihan Lumajang-Jember itu meminta agar Pemprov Jawa Timur mengijinkan santri kembali ke pondok menyusul akan berakhirnya libur Lebaran 1441 H. Dikatakannya, di Jawa Timur ada sekitar 7000 pondok pesantren. Sebagian besar adalah pesantren berbasis salaf (tradisional). Karena itu, pola belajar dari rumah dengan memanfaatkan media sosial, tidak begitu cocok diterapkan untuk pesantren salaf, yang notabene lebih mengutamakan interaksi langsung. “Mereka ini lebih akrab dengan kitab kuning. Jumlah mereka mayoritas, harus diakomodir,” pungkasnya. Sementara itu, Ketua Pengurus Cabang RMI Jember, Gus Fuad Akhsan menegaskan kesetujuannya agar santri kembali ke pondok dengan catatan pihak pesantren wajib menyediakan fasilitas penunjang kesehatan untuk mendukung pencegahan penyebaran Covid-19. “Selain itu, seminggu sekali pihak pesantren perlu bekerjasama dengan Pusekesmas setempat untuk memantau perkembangan terkini kesehatan santri,” ucapnya, Pewarta: Aryudi AR Editor: Ibnu Nawawi
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/120339/normal-baru-perlu-segera-diberlakukan-bagi-pesantren
SUMBER
https://www.nu.or.id/post/read/120339/normal-baru-perlu-segera-diberlakukan-bagi-pesantren